
Dalam rangka mendukung penguatan UMKM dan meningkatkan daya saing produk lokal, tim MMD DM Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya menyerahkan bantuan berupa mesin tempering cokelat kepada Nichoa Chocolate, sebuah brand cokelat asal Magelang yang dikenal dengan fokus pada kesehatan dan keberlanjutan. Kegiatan ini sejalan dengan komitmen Universitas Brawijaya dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya poin 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) yang mendorong peningkatan produktivitas serta pertumbuhan ekonomi inklusif melalui penguatan sektor UMKM.
Mesin tempering memiliki peran penting dalam proses pembuatan cokelat, yaitu menjaga kestabilan suhu dan tekstur agar menghasilkan cokelat dengan tekstur yang lebih halus, konsisten, dan tahan lama. Spesifikasi mesin yang diberikan bersifat customized, sehingga lebih efisien dalam proses pencairan cokelat, menjaga stabilitas suhu, serta memastikan konsistensi kualitas cokelat di setiap batch produksi. Inovasi teknologi ini juga mencerminkan implementasi SDGs poin 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), di mana penggunaan teknologi tepat guna menjadi kunci untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing industri lokal.
Dosen pembimbing lapangan MMD DM FIA UB menegaskan bahwa bantuan ini bukan hanya sekadar hibah, melainkan sebuah investasi keberlanjutan bagi UMKM.
“Mesin tempering yang kami berikan dirancang untuk efisiensi, mulai dari proses pencairan cokelat hingga stabilisasi suhu. Dengan alat ini, UMKM seperti Nichoa dapat menjaga kualitas produk lebih konsisten, meningkatkan kapasitas produksi, sekaligus menekan risiko gagal olah. Inilah bentuk nyata bagaimana sinergi akademisi dan masyarakat dapat menghadirkan dampak langsung bagi pelaku usaha,” tutur Ibu Saparila Warokinasih, S.Sos., M.Si., Ph.D. Selaku ketua dosen pembimbing MMD DM FIA UB.
Dari sisi pelaku usaha, bantuan ini menjadi angin segar. Andri Setyowati, pendiri Nichoa, menyampaikan rasa terima kasihnya atas dukungan yang diberikan.

“Dengan hadirnya mesin tempering, proses produksi menjadi jauh lebih efektif dan efisien. Kapasitas produksi saat ini bahkan meningkat hingga tiga kali lipat, meskipun pemanfaatannya belum optimal 100%. Selain mendukung peningkatan kapasitas, mesin ini juga menjadi bagian dari portofolio kami dan membuka peluang usaha baru di bidang permesinan, karena ternyata banyak UMKM lain yang tertarik dengan inovasi yang kami kembangkan. Dampaknya tidak hanya pada efisiensi kerja dan penurunan biaya produksi, tetapi juga melahirkan potensi baru untuk pengembangan produk di sektor mesin. Saat ini, sudah ada satu UMKM yang mereplikasi dan memesan mesin hasil pengembangan kami.” ungkap Andri Setyowati selaku Owner Nichoa Chocolate.
Bagian produksi Nichoa juga memberikan apresiasi atas hadirnya mesin ini. Menurut tim produksi, efisiensi kerja akan meningkat signifikan.
“Mesinnya sangat meringankan proses produksi karena bisa mengukur suhu cokelat dalam kapasitas yang banyak sehingga tidak perlu secara manual lagi untuk mengukur suhu cokelat tersebut” ujar Mas Adi Arviono selaku staf produksi Nichoa.
Sementara itu, mahasiswa yang tergabung dalam MMD DM FIA UB juga berharap kontribusi mereka bisa memberi manfaat nyata bagi mitra.
“Sebagai mahasiswa, kami ingin kontribusi kami benar-benar dirasakan oleh mitra. Memberikan mesin tempering ini bukan hanya soal alat, tetapi tentang membuka kesempatan agar Nichoa bisa lebih berkembang,” ujar Alfian Irfansyah, perwakilan mahasiswa MMD DM FIA UB.
Bantuan mesin tempering ini menjadi bukti nyata sinergi antara akademisi, mahasiswa, dan pelaku UMKM. Selain memperkuat daya saing lokal, kegiatan ini juga mendukung SDGs poin 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab) dengan mendorong praktik produksi yang efisien dan ramah lingkungan melalui teknologi hemat energi. Ke depan, tim MMD DM FIA UB berharap kolaborasi ini tidak berhenti pada pemberian alat, tetapi terus berlanjut dalam bentuk pendampingan, riset bersama, dan inovasi produk yang relevan dengan kebutuhan pasar.