Perkuat Ketahanan Desa: Pemanfaatan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak Berkelanjutan
Ponorogo, 16 Agustus 2025—Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB) bersama Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang (FT UM) melaksanakan Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) DPPM Kemdiktisaintek 2025. Program ini diketuai oleh Safarudin Hisyam Tualeka dari FIA UB untuk memperkuat ketahanan desa melalui inovasi pengolahan limbah pertanian. Fokus utama kegiatan adalah mengubah residu pertanian menjadi pakan ternak kemasan yang bernilai tambah dan mudah dipasarkan. Inisiatif ini dirancang untuk meningkatkan produktivitas peternakan kecil di tingkat desa secara terukur. Program juga menargetkan pengurangan praktik pembakaran limbah pertanian yang merugikan lingkungan. Selain itu, kegiatan diarahkan untuk memperkuat kapasitas kewirausahaan petani agar rantai nilai berjalan berkelanjutan. Dengan pendekatan tersebut, PKM berupaya menghadirkan dampak sosial-ekonomi yang nyata bagi komunitas sasaran.

Gambar. Foto tim dosen dan mahasiswa FIA UB bersama kelompok tani saat pelatihan
Kegiatan dilaksanakan di Desa Ngrandu, Ponorogo, dengan melibatkan Erwin Komara Mindarta (S1 Pendidikan Teknik Otomotif, Departemen Teknik Mesin dan Industri FT UM) dan Langgeng Setyono (FIA UB) sebagai anggota tim. Tim memperkenalkan multifunctional waste shredder yang dipasang pada kendaraan lokal grandong untuk meningkatkan mobilitas dan efisiensi operasional. Mesin ini mengolah jerami padi, batang jagung, dan daun-daunan menjadi bahan baku pakan yang seragam. Kapasitas produksi mencapai 80–100 kilogram per jam, sehingga beban kerja manual dapat ditekan secara signifikan. Proses fermentasi kemudian diterapkan untuk memperpanjang umur simpan pakan hingga tiga minggu. Fermentasi juga meningkatkan kecernaan nutrisi sehingga berdampak positif pada kesehatan ternak. Hasil ini menandai lompatan mutu dibanding praktik tradisional yang lebih lambat dan boros tenaga kerja.
Di luar aspek teknis, program menekankan penguatan manajerial melalui literasi keuangan, perhitungan biaya produksi, dan penerapan Business Model Canvas. Pelatihan ini mendorong pengelolaan usaha tani yang lebih profesional dengan pencatatan keuangan yang tertib. Pendekatan biaya yang transparan membantu peserta menyusun strategi harga dan margin yang sehat. Tim juga mendampingi proses branding dan perbaikan kemasan agar produk pakan memiliki identitas yang kuat. Strategi pemasaran digital melalui media sosial dan saluran lokal mulai dioptimalkan secara bertahap. Upaya tersebut memperluas jangkauan pasar dan memperbaiki visibilitas produk di mata konsumen. Dampak awal terlihat dari peningkatan volume penjualan yang menunjukkan respons pasar yang positif.

Gambar. Foto multifunctional waste shredder dipasang di kendaraan grandong sedang beroperasi
Program menyediakan pendampingan berkelanjutan dan mentoring untuk menguatkan kompetensi teknis serta kewirausahaan. Aktivitas ini memastikan transfer pengetahuan berjalan konsisten dari pelatihan ke praktik harian. Strategi keberlanjutan tidak hanya bertumpu pada keterampilan, tetapi juga pada penguatan prosedur dan tata kelola kelompok. Tim mendorong perlindungan kekayaan intelektual untuk inovasi yang dihasilkan komunitas. Selain itu, disusun publikasi ilmiah untuk memperluas jejaring dan pengaruh pengetahuan praktis. Dokumentasi audiovisual dibuat agar proses dan hasil mudah diakses serta direplikasi. Langkah-langkah ini memastikan inovasi desa terekam, diakui, dan dapat menjangkau khalayak yang lebih luas.

Gambar. Foto produk pakan ternak kemasan hasil olahan limbah pertanian
Inisiatif ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang relevan. SDG 1 (No Poverty) didukung melalui pengurangan biaya pakan dan peluang usaha baru bagi rumah tangga petani. SDG 2 (Zero Hunger) diperkuat lewat ketersediaan pakan bernilai gizi yang stabil bagi ternak. SDG 8 (Decent Work and Economic Growth) tercermin dari tumbuhnya usaha mikro dan aktivitas ekonomi lokal. SDG 12 (Responsible Consumption and Production) diwujudkan dengan pemanfaatan kembali limbah pertanian. Integrasi tujuan-tujuan tersebut menghadirkan kerangka keberlanjutan yang terpadu. Dampak lingkungan dan sosial bergerak beriringan sehingga memperkuat ketahanan desa.
Capaian program menunjukkan bahwa solusi yang dihadirkan tidak berhenti pada aspek teknologi semata. Model pemberdayaan yang dibangun menggabungkan inovasi teknik, penguatan kewirausahaan, dan keberlanjutan lingkungan. Sinergi ini memberi landasan yang kokoh bagi keberlanjutan pasca-program. Tim merencanakan perluasan implementasi ke desa-desa lain dengan menyesuaikan kebutuhan lokal. Pengembangan varian fermentasi baru akan dieksplorasi untuk menambah pilihan produk. Integrasi pemasaran digital akan diperdalam agar pasar berkembang lebih merata. Dengan demikian, manfaat program diharapkan menjangkau lebih luas dan mendorong replikasi yang bertanggung jawab.