Mahasiswa Universitas Brawijaya Kampanyekan Bahaya Judol, Pinjol, dan Pinjaman Bank Harian Lewat Media Literasi di Desa Dawuhan, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur

Share to:

Foto: Hasil Pemasangan Banner Kampanye Bahasa Praktik Ekonomi Ilegal di Depan Balai Desa Dawuhan, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur

Desa Dawuhan, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Talitha Nabilah Nurhuda– Maraknya praktik ekonomi ilegal seperti judi on line, pinjaman on line ilegal (pinjol), dan bank harian meresahkan masyarakat desa, terlebih bagi ibu rumah tangga yang menjadi sasaran empuk praktik tersebut. Menyikapi hal ini, sekelompok mahasiswa Universitas Brawijaya yang tergabung dalam program Mahasiswa Membangun Desa melakukan kampanye literasi bertajuk “Peningkatan Kesadaran Perlindungan Masyarakat dan Praktik Ekonomi Ilegal: Judi Online, Pinjaman Online, dan Bank Harian melalui Media Literasi” di Desa Dawuhan, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Mahasiswa Membangun Desa yang diinisiasi Universitas Brawijaya sebagai bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat. Program ini melibatkan seribu mahasiswa lintas fakultas yang diterjunkan ke berbagai pelosok desa di Jawa Timur untuk membantu menyelesaikan persoalan nyata yang dihadapi masyarakat, mulai dari isu pendidikan, kesehatan, pertanian, hingga ekonomi.

Pada Rabu, 23 Juli 2025, Kelompok 31 Mahasiswa Membangun Desa Universitas Brawijaya melaksanakan kampanye literasi dengan memasang poster dan banner berisi informasi edukatif mengenai bahaya praktik ekonomi ilegal. Pemasangan dilakukan di area strategis Balai Desa Dawuhan, dengan harapan pesan tersebut dapat menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat, khususnya ibu-ibu muda yang menjadi target utama dari program ini.

Talitha Nabilah Nurhuda, mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Program Studi Administrasi Publik Universitas Brawijaya sekaligus penanggung jawab program, mengungkapkan bahwa kampanye ini menyasar kelompok masyarakat yang paling rentan terjebak dalam jeratan ekonomi semu yang menjanjikan kemudahan instan.

 

Foto: Pemasangan Poster di Mading Balai Desa

Isi dari poster dan banner yang dipasang meliputi peringatan agar waspada dan mengenali bahaya dari praktik ekonomi ilegal, jenis-jenis praktik ekonomi ilegal, himbauan agar masyarakat melapor kepada pihak berwajib apabila menemukan adanya praktik ekonomi ilegal, dampak negatif dari praktik ekonomi ilegal, serta tips sederhana agar masyarakat lebih waspada dan paham terkait pengetahuan praktik ekonomi ilegal. Visual dibuat menarik dan mudah dipahami agar bisa menjangkau warga dengan berbagai tingkat literasi.

Yuniar Ponco Prananto., SSi., MSc., PhD selaku dosen pembimbing lapangan Kelompok 31  Mahasiswa Membangun Desa Universitas Brawijaya menyampaikan bahwa media visual seperti poster dan banner merupakan salah satu strategi literasi publik yang efektif di wilayah pedesaan. Apalagi, keterbatasan akses terhadap informasi digital masih menjadi tantangan bagi sebagian warga.

Kegiatan ini juga menjadi kontribusi nyata mahasiswa dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) poin ke-8, yakni Pertumbuhan Ekonomi Desa Merata. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap risiko praktik ekonomi ilegal, diharapkan masyarakat desa dapat lebih berdaya dalam mengelola ekonomi keluarga secara sehat dan berkelanjutan. Selain itu program ini juga mendukung SDGs 1 yakni Desa Tanpa Kemiskinan, karena mendorong masyarakat untuk menghindari praktik keuangan yang merugikan dan menjebak dalam kemiskinan struktural. Program ini juga berkaitan erat dengan SDGs 4 yakni Pendidikan Desa Berkualitas, melalui pendekatan edukatif yang disesuaikan dengan konteks lokal. Selanjutnya, program ini mendukung SDGs 10 yakni Desa Tanpa Kesenjangan, karena menyasar kelompok yang paling rentan secara ekonomi, serta SDGs 16 yakni Desa Damai Berkeadilan dengan mendorong masyarakat membangun kesadaran hukum dan menolak praktik ekonomi ilegal yang kerap merusak tatanan sosial.

Kepala Desa Dawuhan dan jajaran perangkat desa turut memberikan dukungan penuh terhadap program ini. Mereka berharap poster yang terpasang tidak hanya menjadi pajangan semata, tetapi juga menjadi pengingat sekaligus bahan diskusi antar warga.

Kelompok 31  Mahasiswa Membangun Desa Universitas Brawijaya menegaskan bahwa edukasi masyarakat tidak harus selalu dalam bentuk seminar atau pelatihan. Media visual yang ditempatkan secara strategis juga dapat menjadi alat komunikasi yang efektif dalam menyuarakan perubahan.

Latest news

Other Articles

Get the latest information from the Faculty of Administrative Sciences, Brawijaya University