Sinergi Mahasiswa Membangun Desa Universitas Brawijaya (MMD-UB) 2025 Bersama Desa Wonorejo: Bangun Paguyuban UMKM, Kuatkan Ekonomi Desa, Wujudkan Masyarakat Mandiri

Share to:

Kabupaten Malang, Annisa Phelia Early Permana Putri — Pada Selasa, 29 Juli 2025, mahasiswa Kelompok 30 Mahasiswa Membangun Desa (MMD) Universitas Brawijaya menggelar program kerja bertajuk “Penguatan Sektor Ekonomi Desa Melalui Paguyuban UMKM”. Kegiatan yang berlangsung di Aula BUMDes Balai Desa Wonorejo ini merupakan program kerja individu dari Annisa Phelia Early Permana Putri, mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi, Program Studi Administrasi Bisnis Angkatan 2023. Kegiatan ini dilaksanakan di bawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Ns. Setyoadi, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom., dan menjadi penutup dari rangkaian kontribusi MMD UB di Desa Wonorejo.

Program ini lahir dari keprihatinan terhadap kondisi UMKM di Desa Wonorejo yang hingga saat ini belum memiliki struktur paguyuban resmi dan terdokumentasi dengan baik. Ketika tim Mahasiswa Membangun Desa (MMD) Universitas Brawijaya Kelompok 30 melakukan observasi awal dan diskusi bersama beberapa pelaku UMKM, ditemukan adanya permasalahan mendasar dalam pengelolaan sektor ekonomi, khususnya dalam pemberdayaan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah.

UMKM yang sejatinya merupakan tulang punggung perekonomian desa justru berjalan tanpa arah kolektif yang jelas. Para pelaku usaha cenderung bergerak sendiri-sendiri, mengandalkan kemampuan individu dan jejaring terbatas tanpa adanya wadah yang dapat menyatukan aspirasi, membangun kolaborasi, atau mendorong pertumbuhan bersama. Tidak adanya paguyuban resmi ini juga berdampak pada lemahnya koordinasi antar pelaku usaha, terbatasnya akses terhadap pelatihan dan pengembangan kapasitas, serta minimnya informasi terkait bantuan permodalan maupun program pemberdayaan dari pihak eksternal.

Lebih lanjut, tidak adanya sistem pendataan yang rapi dan terstruktur menyebabkan potensi UMKM di Desa Wonorejo sulit untuk dipetakan secara strategis. Hal ini menjadi hambatan besar dalam merancang kebijakan atau program yang tepat sasaran dari pemerintah desa maupun instansi terkait. Minimnya sinergi juga menutup peluang terjadinya pertukaran informasi, inovasi produk, hingga peningkatan daya saing di tingkat pasar lokal maupun regional.

Melalui proses survei dan asesmen tersebut, MMD UB Kelompok 30 menggagas kegiatan Pembentukan Struktur Paguyuban UMKM Wonorejo sebagai langkah awal untuk menyatukan pelaku UMKM ke dalam wadah kelembagaan yang sah dan berkelanjutan. Kegiatan ini diselenggarakan pada Selasa, 29 Juli 2025, dimulai pukul 13.00 WIB dengan sesi registrasi dan pembukaan oleh Master of Ceremony (MC). Seluruh peserta yang hadir merupakan pelaku UMKM dari berbagai sektor, seperti kuliner, kerajinan, jasa, hingga perdagangan. Turut hadir juga perwakilan dari pemerintah desa.

Sambutan disampaikan oleh Bapak Bagus, Sekretaris Desa Wonorejo, yang menekankan pentingnya pembentukan kelembagaan ekonomi berbasis masyarakat. Beliau menyampaikan apresiasi kepada mahasiswa MMD yang telah berinisiatif membangun sistem awal untuk penguatan UMKM desa.

Agenda utama yaitu pemilihan Dewan Formatur Paguyuban UMKM, dipandu oleh Azhar selaku penanggung jawab sesi. Proses pemilihan berlangsung secara demokratis dan disepakati bersama oleh peserta. Hasilnya, terbentuk lima orang anggota Dewan Formatur yang akan bertugas menyusun struktur inti kepengurusan: Ketua, Sekretaris, dan Bendahara.

Penandatanganan Berita Acara Pembentukan Dewan Formatur Paguyuban UMKM Desa Wonorejo

 

Sebagai bentuk legalitas awal dan bukti dokumentasi kegiatan, dilakukan pula penandatanganan Berita Acara Pembentukan Dewan Formatur oleh perwakilan pelaku UMKM, pemerintah desa, dan mahasiswa pelaksana. Penandatanganan ini menjadi langkah penting dalam mengesahkan hasil forum, serta menjadi dokumen dasar untuk proses pengesahan dan pembinaan lanjutan dari desa.

Pembentukan paguyuban ini tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga berfungsi sebagai wadah kolektif yang memperkuat posisi tawar pelaku UMKM dalam mengakses pelatihan, bantuan, dan pengembangan usaha secara lebih terarah dan berkelanjutan.

Setelah struktur paguyuban terbentuk, acara dilanjutkan dengan sosialisasi program “SeNaTu” (Senang meNawar dan membanTu), yaitu program pasar online berbasis grup WhatsApp sebagai media promosi dan pemasaran produk-produk lokal. Inisiatif ini bertujuan mengaktifkan kembali grup SImentogpedes, yang sebelumnya telah dibentuk namun tidak berjalan aktif.

Pemaparan Materi Pasar Online SeNaTu

 

Materi yang disampaikan meliputi pemanfaatan teknologi sederhana yang telah akrab dengan masyarakat, seperti WhatsApp, untuk memperluas jangkauan konsumen. Pelaku UMKM diberikan panduan praktis membuat jarkoman (pesan promosi berantai), memilih kata-kata menarik, menentukan waktu promosi, dan cara menghadapi calon pembeli secara sopan dan profesional.

Sesi ini menjadi salah satu bagian paling interaktif dan aplikatif. Para pelaku UMKM tidak hanya menerima teori, tetapi juga diajak untuk praktek langsung membuat dan menyebarkan pesan promosi ke dalam grup WhatsApp desa. Peserta terlihat sangat antusias, aktif bertanya, dan berdiskusi mengenai strategi pemasaran yang relevan dengan usaha mereka.

Program ini memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) Desa, terutama pada SDG 8: Pertumbuhan Ekonomi Desa Merata dan SDG 17: Kemitraan untuk Pembangunan Desa. Melalui pembentukan struktur kelembagaan yang sah dan aktif, peran UMKM sebagai motor utama penggerak perekonomian desa menjadi semakin kuat dan terarah. Paguyuban UMKM yang terbentuk diharapkan mampu menjadi pusat koordinasi, advokasi, dan pemberdayaan yang mendorong pertumbuhan ekonomi lokal secara inklusif. Selain itu, forum ini juga menjadi jembatan strategis antara pelaku UMKM dengan pemerintah desa, menciptakan peluang kolaborasi dengan mitra eksternal di masa depan, baik dari sektor pendidikan, swasta, maupun lembaga pemberdayaan. Dengan demikian, program ini tidak hanya membangun pondasi ekonomi yang kokoh, tetapi juga memperkuat ekosistem kemitraan yang berkelanjutan demi kemajuan Desa Wonorejo.

Peserta Acara Pembentukan Struktur Paguyuban UMKM di Desa Wonorejo

 

Kehadiran paguyuban UMKM yang legal dan aktif diharapkan menjadi basis penting dalam menyusun kebijakan yang lebih tepat sasaran dan menciptakan ekosistem ekonomi desa yang inklusif dan dinamis. Dengan terbentuknya struktur paguyuban dan dihidupkannya kembali platform pasar online SeNaTu, Desa Wonorejo kini memiliki pondasi awal untuk membangun sistem ekonomi lokal yang berkelanjutan dan berbasis partisipasi masyarakat.

“Saya berharap paguyuban ini dapat menjadi ruang bertumbuh bersama bagi pelaku UMKM, dan SeNaTu, yang merupakan kolaborasi program kerja dari MMD UB Kelompok 30, bisa menjadi langkah sederhana namun efektif dalam mendorong pemasaran digital maupun sektor ekonomi di Desa Wonorejo. Harapan kami, keberadaan paguyuban ini bisa terus didampingi oleh pemerintah desa agar keberlanjutannya tetap terjaga,” ujar Annisa, selaku inisiator program kerja ini.

Kegiatan ini menunjukkan bahwa perubahan besar dapat dimulai dari langkah kecil yang konsisten dan berbasis kebutuhan nyata masyarakat. Melalui pendekatan kolaboratif, program ini berhasil menggabungkan antara pembentukan struktur kelembagaan dan penguatan kapasitas digital pelaku usaha, menuju Desa Wonorejo yang lebih mandiri, produktif, dan sadar teknologi.

Latest news

Other Articles

Get the latest information from the Faculty of Administrative Sciences, Brawijaya University