Mencari
Tutup kotak telusur ini.

FIA UB Matangkan Konsep Desa Inovatif Jelang MEA 2015 Melalui Diskusi Pakar

Bagikan Ke:

Jelang pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, Indonesia mulai menyiapkan daya dukung yang bisa memberikan manfaat optimal dalam perjanjian perdagangan lintas negara tersebut. Salah satunya adalah dengan meningkatkan peran desa dalam pembangunan nasional. Diketahui bahwa mayoritas penduduk usia produktif Indonesia terdapat di desa, sehingga desa menjadi salah satu pilar penting penguatan ekonomi untuk berkiprah dalam MEA. Namun bagaimana format pembangunan desa yang dapat mewujudkan impian itu? Jawaban pertanyaan itulah yang dibahas bersama dalam suatu diskusi pakar yang bertajuk “Format Desa Inovatif dalam Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN”. Acara yang diselenggarakan oleh Laboratorium Politik dan Tata Pemerintahan FIA UB itu menghadirkan Prof. Ahmad Erani Yustika, Ph.D dan Dr. Sutoro Eko Yunanto, M.Si sebagai narasumber utama.

Diskusi Pakar Format Desa Inovatif Menyongsong MEA 2015
Diskusi Pakar Format Desa Inovatif Menyongsong MEA 2015

Dalam paparannya, Prof. Ahmad Erani Yustika memaparkan faktor-faktor yang dapat mendukung terwujudnya desa inovatif sekaligus tantangannya. Pria yang kini menjabat sebagai Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI tersebut menyatakan ada lima fase pembangunan makro dalam pembangunan desa, yakni penganekaragaman produksi barang dan jasa supaya terjadi transaksi antar penduduk, penciptaan dan penguatan pasar, inisiasi usaha pengolahan, penguatan peran organisasi desa formal maupun informal, serta pembangunan infrastruktur. “Pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp 1 Milyar per tahun per desa yang akan diwujudkan secara penuh pada 2017 sebagaimana janji para masa kampanye dahulu,” ujar Guru Besar bidang Ekonomi ini.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Malang Dr. Abdul Malik, M.Si dalam sambutannya mengungkapkan rasa senangnya atas terselenggaranya diskusi pakar ini. Menurutnya, ia sepenuhnya sepakat bahwa pembangunan nasional Indonesia harus dimulai dari desa. Ia bersyukur Laboratorium Politik dan Tata Pemerintahan FIA UB turut berperan dalam upaya pembangunan tersebut dengan memunculkan konsep Desa Inovatif. “Pentingnya peran desa sehingga sejauh mana keberhasilan pembangunan di desa akan menjadi cerminan keberhasilan pembangunan nasional Indonesia,” ungkapnya. (ALA/FIA)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

Dapatkan informasi terbaru dari Fakultas Ilmu Administrasi Univesitas Brawijaya