Mencari
Tutup kotak telusur ini.

Terhenti di Semifinal IBMC 2017, Tim Mahasiswa FIA UB Gaungkan Nama Universitas Brawijaya di Silicon Valley

Bagikan Ke:

Tim mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB) akhirnya harus terhenti di babak Semifinal International Business Model Competition (IBMC) 2017 yang dihelat di Silicon Valley, California, Amerika Serikat. Sebelumnya, Olride Apps, nama perusahaan start-up yang mereka dirikan untuk mengikuti kompetisi kelas dunia ini, harus berjuang melalui babak seleksi reguler oleh penyelenggara IBMC. Faza Abadi dkk akhirnya berhasil lolos ke babak 40 besar setelah bersaing dengan 5.953 tim dari 545 perguruan tinggi di 27 negara lainnya. 

(Ki-ka) Rachmat Hidayat, Jeff Brown (Director of IBMC), Brillyanes Sanawiri, Faza Abadi

Meski hanya sampai babak Semifinal, perjuangan Olride Apps layak mendapat acungan jempol. Demi persiapan berangkat ke Amerika Serikat, mereka rela melahap berbagai menu kuliah dan diskusi selama berbulan-bulan bersama tim dosen di Jurusan Administrasi Bisnis FIA UB. Olride sendiri bukan produk yang baru keluar kemarin sore. Sebagai sebuah aplikasi yang bertujuan untuk mempertemukan pemilik kendaraan bermotor dengan bengkel-bengkel di seluruh Indonesia, Olride telah berhasil menjalin kerjasama dengan lebih dari 200 bengkel di Pulau Jawa. Tidak hanya itu, Faza Abadi sebagai CEO Olride juga telah berhasil menggandeng salah satu distributor motor terbesar di Indonesia, MPM Honda. 

Tim Olride Apps berangkat ke Silicon Valley dengan dua orang anggota timnya, yakni Faza Abadi (CEO) dan Rachmat Hidayat (CMO), serta didampingi oleh Brillyanes Sanawiri MBA, dosen Jurusan Administrasi Bisnis FIA UB, yang bertindak sebagai dosen pendamping. Selama mengurus keberangkatan ke Negeri Paman Sam, Olride sempat mendapat kendala yang berkaitan dengan keimigrasian. Rachmat Hidayat sempat tidak dapat memperoleh Visa dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia karena dicurigai namanya termasuk di dalam orang-orang yang dilarang masuk ke Amerika Serikat. Namun, setelah melakukan lobi-lobi ke pihak kedutaan maupun ke Komjen AS di Surabaya, akhirnya Visa tersebut keluar. 

Meski kiprahnya di IBMC hanya sampai di babak Semifinal, setidaknya ini menunjukkan bahwa ilmu dan pengetahuan mahasiswa Indonesia tidak kalah dengan mahasiswa kampus-kampus unggulan di luar negeri. Fakta ini memberikan berita gembira kepada bangsa Indonesia bahwa mereka mampu bersaing dengan masyarakat internasional. 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

Dapatkan informasi terbaru dari Fakultas Ilmu Administrasi Univesitas Brawijaya