Memasuki usianya yang ke-55 tahun, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB) menggelar acara “Tasyakuran Dies Natalis ke-55” tepat pada hari berdirinya pada 15 September 2015 hari ini. Dalam acara yang diselenggarakan secara sederhana nan khidmat itu, seluruh sivitas akademika FIA UB berkesempatan untuk hadir, mulai dari dosen, tenaga kependidikan, baik yang masih aktif maupun yang sudah purna tugas, hingga perwakilan mahasiswa. Acara diselenggarakan di Aula Gedung A Lantai 4 dengan acara utama pemotongan tumpeng sebagai simbol doa dan harapan untuk FIA UB yang lebih baik ke depannya.
Mengawali acara, Dekan Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS dalam sambutannya mengajak seluruh hadirin untuk mendoakan keluarga besar FIA UB yang sedang sakit atau meninggal dunia. Sebagaimana diketahui, dalam kurun waktu tiga bulan ke belakang ini, tiga orang warga FIA UB telah berpulang ke hadirat Allah SWT, yakni Muslimin (tenaga kependidikan), Dr. Muhammad Saleh Soe’aidy, MA. dan Drs. Soewondo, MS (keduanya dosen Jurusan Administrasi Publik) yang baru saja wafat beberapa hari yang lalu. Sedangkan warga FIA UB yang sedang sakit adalah Dr. Darminto dan Dr. Kertahadi, M.Com, keduanya dosen Jurusan Administrasi Bisnis). “Mari kita doakan beliau-beliau ini agar seluruh jasanya mendapat balasan terbaik dari Allah SWT,” ujar Dekan.
Dekan juga menyampaikan bahwa usia FIA UB yang ke-55 tahun ini berarti telah memasuki usia dewasa. Dimulai dari berdirinya Fakultas Administrasi Niaga yang menjadi cikal bakal FIA UB pada 15 September 1960, lalu menjadi Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan pada 1962, FIA UB kini telah menjelma sebagai fakultas yang sarat prestasi. “Di balik suka duka yang kita lalui bersama, FIA UB berhasil meraih banyak prestasi, di antaranya ketika adik-adik mahasiswa berhasil menjadi Juara Umum pada Olimpiade Brawijaya 2015 kemarin. FIA UB pun berhasil mendapat prestasi sebagai penyelenggara layanan publik terbaik se-UB pada tahun ini,” urai Dekan.
Sementara itu, salah satu Guru Besar FIA UB Prof. Dr. Soesilo Zauhar, MS didapuk untuk memberikan sekapur sirih dalam momentum tasyakuran ini. Menurut Prof Sus, panggilan akrabnya, FIA UB ini ibarat sebuah taman yang ditumbuhi oleh beraneka ragam jenis bunga. Meski berbeda-beda, hendaknya perbedaan itu tidak sampai memecah belah, namun bersatu untuk kemajuan FIA UB ke depan. “Generasi tua ibarat dedaunan yang telah mati, namun justru bermanfaat besar sebagai pupuk yang akan menumbuhkan tanaman-tanaman yang masih hijau dan muda,” ujar Prof Sus dengan gaya filosofisnya.
Selain itu, Prof Sus juga mengajak seluruh sivitas akademika untuk bersama-sama berjuang membesarkan FIA UB dengan tulus ikhlas sebagaimana yang dilakukan para pendahulu dengan fasilitas yang serba terbatas. Menurutnya, ada dua cara untuk mempertahankan FIA UB yang sudah besar ini, yakni dengan senantiasa mengulurkan tangan bila FIA kesulitan dan berikanlah senyum ketika FIA dirundung kesedihan. “Saya yakin uluran tangan dan senyuman semua itu tidak akan mengurangi tangan dan bibir saudara-saudara semua,” ujar dosen yang ramah itu menutup sambutannya.
Acara yang dipandu oleh Dr. Riyanto, M.Hum (Direktur UBTV) itu pun dilanjutkan dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Prof. Dr. Achmad Fauzi, MA, kemudian ditutup dengan pemotongan tumpeng yang telah disiapkan di atas panggung. Dekan Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS memberikan potongan tumpeng pertama kepada Drs. Chalim Yusuf yang juga mantan Dekan pada periode awal berdirinya FIA UB. Acara pun ditutup dengan ramah tamah oleh seluruh hadirin.
Tim Liputan:
Artikel: Aulia Luqman Aziz
Foto: Hendrik Tri Laksono