Review Pemfasilitasan Diskusi (15 Oktober 2014)

Tema               : Sumpah Pemuda

Penyaji                        : M.A. Ishaq Fanani dan M. Nadhirin FEB

Pengantar      :

Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.

Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam separa pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia. Sumpah Pemuda adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta), Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada „tanah air Indonesia“, „bangsa Indonesia“, dan „bahasa Indonesia“. Keputusan ini juga diharapkan menjadi asas bagi setiap „perkumpulan kebangsaan Indonesia“ dan agar „disiarkan dalam segala surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan“.

 

Resume           :

Hai RSC’ers

Ini resume Diskusi tentang “SUMPAH PEMUDA” dengan penyaji Mas Maif dan Mas Nadhirin, Silahkan dibaca.. . ^_^

Sumpah Pemuda adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua yang diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta). Sejarahnya adalah pemuda-pemuda perwakilan dari daerah-daerah yang disekolahkan olehBelanda yang kembali ke Indonesia dan mengadakan pertemuan. Diadakannya Sumpah Pemuda menunjukkan semangat pemuda cinta tanah air dan mengakui Indonesia.

“Sumpah” apa sebenarnya tujuan dari sumpah? Tujuan dari bersumpah adalah sadar untuk bergerak bersama-sama secara otomatis. Bila dianalogikan Sumpah Pemuda merupakan tali penghubung antara memori separa dan kesadaran pemuda akan peran yang seharusnya dilakukan untuk bangsanya. Sumpah Pemuda merupakan suatu bantu peneguhan kembali bahwa pemuda yang memiliki potensi dan idealis wajib diayomi dan didukung oleh Pemerintah dan lingkungan yang kondusif dari Negara.

Lalu Bagaimana peran pemuda yang seharusnya dalam pembangunan bangsa? Peran pemuda seharusnya sangat andil dalam pembangunan bangsa yaitu dengan aktualisasi diri sesuai dengan passionnya berperan seperti yang seharusnya. Peran pemuda sebelum kemerdekaan adalah berjuang membebaskan memerdekakan bangsa Indonesia berbanding terbalik dengan pemuda jaman sekarang yang egois hanya memikirkan dirinya sendiri. Lalu apa kegunaan Sumpah Pemuda saat ini? Mungkin selama 85 tahun ini Sumpah Pemuda bagi sebagian orang melihat Sumpah Pemuda hanya formalitas semata identic diperingati dengan Upacara Bendera dengan alasan pemuda yang bersumpah mengakui tanah air Indonesia bangsa Indonesia dan bahasa Indonesia pada tahun 1928 dulu. Namun seharusnya Sumpah Pemuda dijadikan sebagai pegangan para pemuda Indonesia saat ini bukan hanya sekadar sejarah. Lalu bagaimana cara memaknai Sumpah Pemuda? Jawabannya adalah dengan mengetahui kondisi bangsa Indonesia saat ini, mengetahui apa yang harus dilakukan sesuai dengan potensinya, dan menguasai dan fokus sesuai dengan disiplin ilmu dan passionnya masing-masing dan pastinya tidak lupa dengan jiwa nasionalisme.

Lingkungan yang kondusif merupakan salah satu hal yang mendukung pemuda untuk berperan seperti yang seharusnya. Tapi mengapa tidak menciptakannya sendiri? Padahal bila dilihat lingkungan sekarang seharusnya lebih mendukung dengan adanya telekomunikasi yang sudah maju. Sedangkan pada sebelum kemerdekaan para pemuda memiliki keterbatasan dalam telekomunikasi dan teknologi namun tetap bisa berperan seperti yang seharusnya dalam pembangunan bangsa.

Bila dianalogikan pemuda sekarang harus mengaca pada “Ikan Laut” yang bisa beradaptasi dengan lingkungannya, ikan laut tidak menjadi asin meskipun hidup di dalam air laut yang asin. Pemuda sekarang mengalami Mental In lander yaitu merasa nyaman dijajah selalu tidak mau repot. Semangat pemuda seharusnya mendukung peran pemuda diluar dengan adanya globalisasi penjajahan moral, pemuda seharusnya Think Out Of The Box dan berani keluar dari zona nyaman. Pemuda sekarang ini seharusnya juga belajar dari “Ikan Salmon” yang melawan arus era globalisasi untuk tetap survive dan memiliki eksistensi diluar dampak negative dari globalisasi. Untuk dapat survive dari arus globalisasi tentunya diperlukan penanaman nasionalisme ,contohnya dalam dunia pendidikan terdapat mata pelajaran moral, bahasa jawa, dan bahasa Indonesia mungkin banyak yang berpikir

bahwa tidak efektif namun sebenarnya hal tersebut sangat efektif. Semoga BermanfaatJ

 

Veröffentlicht in Resume Diskusi.