GBHKO


GARIS BESAR HALUAN KERJA ORGANISASI

RESEARCH STUDY CLUB

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PERIODE 2016

I. Optimalisasi Kualitas Anggota dan Karya RSC

A. Latar Belakang

RSC adalah salah satu lembaga otonomi fakultas di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang yang bergerak dibidang penelitian dan penulisan. Fungsi dari RSC adalah sebagai organisasi pengkaderan yang mewadahi pengembangan di bidang penelitian. Tujuan dari RSC adalah menciptakan insan akademis, pengabdi dan pencipta yang bertanggungjawab serta membentuk mahasiswa yang peka terhadap lingkungan sekitar. Berdasarkan dari tujuan RSC yang tergambar dalam AD/ART tersebut, kegiatan yang dilakukan RSC meliputi penelitian, penulisan serta pengembangan keilmuan anggota. Adanya kegiatan tersebut maka diperlukan pendampingan untuk mengontrol pembuatan karya tulis ilmiah.

Berdasarkan tim kajian optimalisasi pendampingan RSC pada tahun 2014, pendampingan adalah proses kontrol pembuatan karya tulis ilmiah yang dikoordinir oleh RSC serta proses transformasi keilmuan dan nilai intelektualitas. Pendampingan ini digunakan sebagai instrument dalam mengatasi permasalahan yang muncul terkait dengan penulisan karya tulis ilmiah RSC. Adapun permasalahan yang muncul dalam pembuatan karya tulis ilmiah RSC diantaranya adalah berkaitan dengan plagiatisme, kurangnya referensi yang digunakan, tidak adanya data yang mendukung, kurangnya urgensitas permasalahan yang diangkat, serta ketidaksesuaian format penulisan yang digunakan.

Adanya permasalahan tersebut dikarenakan berbagai faktor yang sebagian besarnya disebabkan tidak berjalannya proses pendampingan yang baik dan benar. Proses pendampingan tidak berjalan dikarenakan timbulnya beberapa masalah yang secara umum terkait dengan sumber daya anggota RSC. Permasalahan tersebut diantaranya adalah tentang penekanan tujuan penulisan dalam sebuah karya ilmiah RSC. Selama ini penulisan karya ilmiah RSC lebih menghasilkan hasil akhir daripada harus memperhatikan proses dalam penulisan tersebut.

Selain itu kurangnya kesadaran dalam memaksimalkan budaya membaca dan diskusi juga menjadi hal yang harus diperhatikan. Selama ini membaca dan diskusi hanya dilakukan oleh beberapa orang anggota saja, tidak ada kesadaran secara kolektif untuk membiasakan membaca dan berdiskusi yang menunjang gagasan penulisan. Diskusi dan membaca pada dasarnya merupakan langkah yang perlu diperhatikan dalam melakukan transformasi keilmuan melalui pendampingan berjenjang berdasarkan angkatan. Pendampingan berjenjang tersebut diharapkan dapat menjadi sarana dalam transformasi keilmuan yang lebih konstruktif. Selain itu kesadaran dari masing-masing pendamping terkait kapasitas dengan keilmuan yang dimiliki. Oleh sebab itu dalam merumuskan pendampingan perlu adanya mapping minat yang akan membantu dalam memaksimalkan diskusi informal untuk menunjang pengembangan gagasan peserta. Adapun kebutuhan kapasitas software anggota akan merujuk pada kualitas anggota dan karya dalam penelitian dan penulisan seperti: media analisis, media presentasi, dan media sosial.

B. Mekanisme Pelaksanaan

Optimalisasi pendampingan diwujudkan dengan beberapa proses untuk meningkatkan keilmuan anggota yang akan berdampak pada kualitas karya tulis yang dihasilkan. Peningkatan keilmuan anggota dapat dilakukan dengan meningkatkan minat baca yang akan berdampak menumbuhkan semangat berdiskusi sehingga menumbuhkan pola piker kritis. Untuk mewujudkan hal tersebut maka diperlukan komitmen sekelompok anggota yang dapat konsisten untuk mengawali kebiasaan membaca dan berdiskusi. Dalam rangka optimalisasi pendampingan terdapat poin-poin yang harus dilakukan, diantaranya adalah:

1. Membangun Kapasitas Anggota

Membangun kapasitas anggota dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kemampuan penalaran.

2. Mengoptimalkan Sistem Pendampingan yang Telah Dibuat

Pengoptimalan sistem pendampingan dilakukan dengan pengenalan sistem pendampingan yang telah dibuat serta adanya pengawasan dari internal pengurus terkait sistem yang dijalankan.

jjj

Keterangan:

Tahap 1: Peserta mendaftar (mengisi formulir) yang telah di sediakan oleh RSC dan harus mengikuti prosedur yang ditetapkan oleh RSC.

Tahap 2: Peserta mendapatkan pendamping berdasarkan permintaan peserta ataupun ditentukan oleh RSC. Setelah itu antara peserta dan pendamping berdiskusi tentang ide atau gagasan yang akan dibuat.

Tahap 3: Adanya pembuatan karya tulis ilmiah disertai dengan flooring ide dan konsultasi dengan dosen. Flooring ide adalah forum interaktif yang membahas dan membangun gagasan peserta dalam pembuatan karya tulis ilmiah. Prinsip dari flooring ide adalah kritis-transformatif dan solutif, yang dilakukan secara bertahap sebanyak minimal 2 kali. Flooring ide pertama peserta menjelaskan tentang konsep sederhana berdasarkan tema lomba. Flooring ide berikutnya peserta menjelaskan tentang gagasan dari konsep flooring ide pertama serta masukkan dari dosen. Peran pendamping dalam flooring ide yaitu memberikan pengarahan terkait gagasan yang

akan ditulis oleh peserta dan mendampingi peserta saat konsultasi dengan dosen yang dilakukan minimal 2 kali konsultasi. Selain itu peran lain dari pendampingan adalah mengontrol kualitas karyad alam lingkup penyesuaian format berdasarkan pedoman atau petunjuk dari panitia lomba yang diikuti sampai peserta menyelesaikan karya tulis.

Tahap 4: Proses penyelesaian hasil karya tulisi lmiah, pada tahap ini karya tulis yang telah selesai harus diberikan kepada pengurus RSC berupa softcopy dan hardcopy. Softcopy dan hardcopy diserahkan kepada tim reviewer untuk direvisi, setelah direvisi dikembalikan kepada peserta untuk direvisi dan kemudian di dokumentasikan.

3. Memaksimalkan Flooring Masalah dan Diskusi

Flooring masalah yang dilakukan bersifat interaktif dalam artian semua orang berhak mengungkapkan pendapat dengan memperhatikan nilai dan norma akademis. Flooring yang dilakukan membahas permasalahan yang mendasar, sehingga produk karya ilmiah yang dihasilkan mampu menjawab dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

4. Mengoptimalkan Review karya Ilmiah

Disesuaikan sesuai dengan standar kualitas penulisan.

Adapun tambahan penjelasan sebagai berikut:

  1. Perlu adanya briefing dan review Pendamping dan Penilai terkait SOP Pendampingan dan Karya, serta Indikator Kualitas Anggota dan Karya.
  2. Mekanisme Pendampingan dan Penilaian Indikator Kualitas Anggota

a. KPK

  1. Kelompok penelitian terdiri atas tiga angkatan anggota untuk transfer keilmuan dan loyalitas anggota, serta penilaian.
  2. Evaluasi Anggota Muda dipegang oleh Anggota Biasa, yaitu angkatan tahun ketiga dalam kelompok tersebut untuk memberikan penilaian Anggota Muda berdasarkan empat indikator Anggota Biasa.
  3. Bila diperlukan indikator kelima, yaitu partisipasi direkap oleh Bidang Penelitian sebagai pertimbangan tambahan.
  4. Menggunakan form evaluasi Anggota Muda per individu.

b. Diklat

  1. Kelompok penelitian terdiri atas satu angkatan Pendaftar dan dua angkatan Pendamping untuk transfer keilmuan dan loyalitas anggota, serta penilaian.
  2. Evaluasi Pendaftar dipegang oleh Anggota Biasa, yaitu Pendamping angkatan tahun kedua dalam kelompok tersebut untuk memberikan penilaian Pendaftar berdasarkan dua indikator Anggota Muda. Loyalitas Pendaftar dipegang oleh Anggota Muda, yaitu Pendamping angkatan tahun pertama dalam kelompok tersebut untuk memberikan motivasi kepada Pendaftar.
  3. Bila diperlukan indikator ketiga, yaitu partisipasi direkap oleh Panitia Diklat sebagai pertimbangan tambahan.
  4. Menggunakan form evaluasi Pendaftar per individu.

c. Lomba (hanya Pendampingan, sedangkan indikator kualitas anggota tidak digunakan karena Pendaftar lomba tidak hanya anggota RSC)

  1. Kelompok lomba terdiri atas minimal dua angkatan Pendaftar untuk transfer keilmuan dan loyalitas anggota, kecuali ada ketentuan dari penyelenggara lomba.
  2. Evaluasi Karya Tulis dipegang oleh Anggota Biasa, yaitu angkatan tahun ketiga dalam berjalannya kepengurusan tersebut yang ditunjuk sebagai Pendamping untuk memberikan penilaian Pendaftar berdasarkan dua indikator Karya Tulis.
  3. Bila diperlukan indikator ketiga, yaitu partisipasi direkap oleh Bidang Penulisan sebagai pertimbangan tambahan.
  4. Menggunakan tabel kendali Pendaftar per Kelompok.

3. Mekanisme Penilaian Indikator Kualitas Karya.

a. Karya Ilmiah

Evaluasi karya ilmiah (misal KPK dan Diklat) dipegang oleh Tim Reviewer ketika Seminar Proposal, Seminar Hasil, dan Penjurnalan berdasarkan indikator karya ilmiah.

b. Karya Tulis

Evaluasi karya tulis (misal Lomba) dipegang oleh Pendamping ketika sebelum pengiriman agar mengoptimalkan kualitas karya, serta setelah pengiriman atau pendelegasian agar sebagai acuan tahun berikutnya berdasarkan indikator karya tulis.

4. Timeline Penelitian

  • Sosialisasi
  • Pra Riset
  • Flooring Masalah
  • Seminar Proposal
  • Flooring Masalah
  • Penelitian
  • Seminar Hasil
  • Review dan Revisi Laporan
  • Penjurnalan
  • Review dan Revisi Jurnal

C. Parameter Ketercapaian

1. Standar Anggota

Anggota Muda: setidaknya anggota muda mampu melakukan analisis fenomena sosial (maksimalkan deskriptif), kerangka berfikir, dan  pembuatan gagasan.

Anggota Biasa: setidaknya memiliki kemampuan untuk menganalisis fenomena sosial, kerangka berfikir, kesesuaian dan ketepatan tiap bagian dalam penulisan maupun penelitian, mampu membuat gagasan tepat guna dan sasaran. Mekanisme penilaian standar anggota dilakukan melalui pendamping dalam kegiatan Diklat dan KPK yang berikutnya diarsipkan oleh Divisi PSDA.

2. Standar Karya

Format penulisan karya ilmiah disesuaikan dengan pedoman KPK yang telah ditetapkan oleh pengurus RSC, semetara format karya tulis disesuaikan dengan pedoman penyelenggara. Terkait dengan kualitas isi karya ilmiah RSC setidaknya memenuhi syarat yaitu: analisis fenomena sosial, kesesuaian dan ketepatan tiap bagian. Sementara kualitas isi dari karya tulis adalah analisis fenomena sosial dan orisinalitas gagasan.

II. Optimalisasi Hubungan dan Peran Eksternal RSC

A. Latar Belakang

Kebutuhan RSC akan informasi, baik lisan maupun tulisan yang bertujuan sebagai referensi serta publikasi penelitian dan penulisan, seperti hasil diskusi, hasil penelitian, literatur (jurnal atau buku), dan info lomba mendukung perlunya hubungan eksternal RSC. Selama ini kebutuhan tersebut dititipkan kepada Bidang Eksternal dengan batasan minimal job description, yaitu sebagai media pengenalan, diskusi, sharing, promosi kegiatan, dan menjaga silaturahmi antara pengurus RSC khususnya dengan lembaga eksternal RSC, baik melalui pesan singkat maupun situs jejaring sosial dengan tidak terpaku pada pertemuan tatap muka langsung seperti kunjungan. Adapun hubungan yang dimaksud, yaitu loyalitas lembaga atau saling mengetahui kondisi, materi, atau info. Berikutnya peran yang harus dibangun antara RSC dengan eksternalnya, yaitu peran secara akademis maupun praktis, seperti update info, diskusi, saling supply hasil penelitian, dan mewujudkan media pembelajaran penyaluran sosial anggota dengan lingkungan. Kerjasama sendiri merupakan turunan dari hubungan yang sudah dilakukan secara berkala dan tidak dapat disamakan antara satu dengan lain jenis lembaga, sehingga hubungan dan peran menjadi titik tekan kebutuhan eksternal RSC.

Adapun eksternal RSC mencakup lembaga penelitian, lembaga non penelitian, dan non lembaga yang dibagi dengan harapan fokus hubungan dan peran, serta penegasan spesifikasi ekspektasi hubungan yang berbeda antara satu dengan lain jenis lembaga. Lembaga penelitian adalah lembaga yang bertujuan dan bergerak dalam bidang penelitian, seperti lembaga riset fakultas, lembaga riset universitas, REFORMA UGM, Balitbang, dan LIPI. Lembaga non penelitian adalah lembaga yang bertujuan dan bergerak di luar bidang penelitian, seperti lembaga otonomi fakultas, Bankesbangpolinmas, dan BPS. Non lembaga adalah komunitas atau lingkungan secara umum yang mungkin dibutuhkan oleh RSC, seperti komunitas menulis. Lembaga penelitian mahasiswa (Seperti, LSME FEB UB) dapat diperbaharui cukup sebulan sekali, sedangkan lembaga penelitian profesional (Seperti: BPS, Balibang Jatim) tidak  dapat dan tidak perlu diperbaharui secara periodik mengingat mekanisme humas yang berbeda.

B. Mekanisme Pelaksanaan

Adapun langkah strategi yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan latar belakang di atas, berdasarkan jenis lembaganya, diantaranya:

1. Lembaga Non Penelitian

  • Terjalinnya komunikasi aktif.
  • Up to date dan follow up info lomba.

2. Lembaga Penelitian

a. Kontribusi Akademis:

  • Melalui diskusi bersama ketika tatap muka atau kunjungan.
  • Melalui perwakilan surveyor atau enumerator dalam penelitian lembaga lain.
  • Melalui diskusi Lingkar Riset Sosial (LRS) dengan harapan penelitian bersama.
  • Up to date dan follow up info lomba.

b. Kontribusi Praktis:

  • Terjalinnya komunikasi aktif.
  • Up to date dan follow up info lomba.
  • Mendapatkan supply literatur (jurnal atau buku) dari lembaga lain.
  • RSC supply hasil penelitian ke lembaga lain.
  • Melalui hasil penelitian RSC yang dijurnalkan di lembaga lain, seperti Balitbang.

3. Non Lembaga

Realisasi rekomendasi hasil penelitian dan penulisan, baik bagi instansi maupun non instansi, misal pada program Bakti RSC tahun 2014, menjalin komunikasi dengan dosen,  atau menjalin komunikasi dengan komunitas yang dibutuhkan RSC.

C. Parameter Ketercapaian

1. Lembaga Non Penelitian

Update informasi ke dalam maupun ke luar RSC, serta dipublikasikan secara berkala di RSC.

2. Lembaga Penelitian

  • Update informasi ke dalam maupun ke luar RSC, serta dipublikasikan secara berkala di RSC.
  • Diskusi langsung maupun tidak langsung (dilaksanakan khususnya kepada lembaga penelitian mahasiswa).