RESUME KELAS METODE PENELITIAN INFORMAL

• Teknik Analisis Data Kualitatif
1. Analisis Model Creswell
Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami

2. Analisis Model Spradley

3. Miles and Hubberman
Miles & Huberman (1984) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Oleh karena itu model analisis data Miles & Huberman disebut model interaktif. Langkah-langkah dalam analisis data Miles & Huberman yaitu, Reduksi Data (Data Reduction), Penyajian Data (Data Display), dan Penarikan Kesimpulan (Consclusion/Verification).

4. Denscombe
Denscombe (2007) menyatakan bahwa studi kasus fokus pada satu (atau beberapa) contoh dari fenomena tertentu dengan maksud untuk melakukan penelahaan mendalam tentang sebuah peristiwa, hubungan, pengalaman ataupun proses yang terjadi dalam kasus tersebut. Lebih lanjut lagi, Denscombe memaparkan lima karakteristik studi kasus yang antara lain : (1) Menyorot satu peristiwa, (2) Penelaahan mendalam, (3) Fokus kepada hubungan antar aspek kasus dan proses, (4) Setting alamiah, dan (5) Penggunaan beberapa sumber serta metode.

• Teknik Analisis Data Kuantitatif
1. Analisis Regresi
Analisis Regresi merupakan salah satu analisis yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap veriabel lain. Dalam analisis regresi yang mempengaruhi disebut variabel independent (variabel bebas) dan variabel yang dipengaruhi disebut dependent variabel (variabel terikat). Jika dalam persamaan regresi hanya terdapat satu variabel terikatmaka disebut sebagai regresi sederhana. Sedangkan jika variabel bebasnya lebih dari satu maka disebut sebagai persamaan regresi berganda. Analisis korelasi merupakan suatu analisis untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan tersebut yang dapat dibagi menjadi tiga kriteria yaitu mempunyai hubungan positif, mempunyai hubungan negative dan tidak mempunyai hubungan. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

2. Analisis Path
Path Analysis merupakan teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang inheren antar variabel yang disusun berdasarkan urutan temporer dengan menggunakan koefisien jalur sebagai besaran nilai dalam menentukan besarnya pengaruh variabel independen exogenous terhadap variabel dependen endogenous (Sarwono,2011). Tujuan Path Analysis adalah untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat independen terhadap variabel dependen. Tujuan penggunaan path analysis adalah untuk mencari besarnya pengaruh variabel-variabel eksogen terhadap variabel endogen secara gabungan maupun secara parsial, menguji kecocokan model berdasarkan data riset dengan teori yang ada, serta melakukan penguraian korelasi antar variabel dan melihat pengaruh yang terjadi.

3. Structural Equation Modeling
(SEM)
Structural equation modeling (SEM) merupakan teknik statistik yang digunakan untuk membangun dan menguji model statistik yang biasanya dalam bentuk model-model sebab akibat. SEM sebenarnya merupakan teknik hibrida yang meliputi aspek-aspek penegasan (confirmatory) dari analisis faktor, analisis jalur dan regresi yang dapat dianggap sebagai kasus khusus dalam SEM. Salah satu keunggulan SEM ialah kemampuan untuk membuat model konstruk-konstruk sebagai variabel laten atau variabel – variabel yang tidak diukur secara langsung, tetapi diestimasi dalam model dari variabel-variabel yang diukur yang diasumsikan mempunyai hubungan dengan variabel tersebut– variabel latent. Dengan demikian hal ini memungkinkan pembuat model secara eksplisit dapat mengetahui ketidak-reliabilitas suatu pengukuran dalam model yang mana teori mengijinkan relasi – relasi struktural antara variabel-variabel laten yang secara tepat dibuat suatu model.

4. Partial Least Square (PLS)
Partial Least Square (PLS) merupakan salah satu metode alternatif estimasi model untuk mengelola Structural Equation Modelling (SEM). Desain PLS dibuat untuk mengatasi keterbatasan metode SEM. Pada metode SEM mengharuskan data berukuran besar, tidak ada missing values, harus berdistribusi normal, dan tidak boleh memiliki multikolinieritas, sedangkan pada PLS menggunakan pendekatan distribution free dimana data dapat berdistribusi tertentu. Selain itu PLS juga dapat digunakan pada jumlah sampel yang kecil. Structural Equation Modelling (SEM) merupakan sebuah metode yang terbentuk karena adanya masalah pengukuran suatu variabel dimana terdapat suatu variabel yang tidak dapat diukur secara langsung. Variabel – variabel yang tidak dapat terukur tersebut dinamakan sebagai variabel laten dimana membutuhkan sebuah variabel manifes sebagai indikator atau alat ukur variabel laten tersebut. Dalam perkembangannya, SEM menjadi metode yang populer karena dapat diaplikasikan pada beberapa analisis, seperti analisis causal modelling, confirmatiory analysis, second order factor analysis, analisis regression models, analisis covariance structure models, dan analisis correlation structure models.

5. Moderated Regression Analysis (MRA)
Uji interaksi atau sering disebut dengan Moderated Regression Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen) dengan rumus persamaan regresi.

MATERI PENGANTAR KELAS METPEN INFORMAL

Secara  umum, terdapat   dua macam metode analisis yang umumnya digunakan dalam penelitian yaitu Analisis data secara Kualitatif dan Analisis data secara Kuantitatif. Metode analisis yang digunakan pada penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif tidak menggunakan alat statistik,namun dilakukan dengan menginterpretasi tabel-tabel, grafik-grafik, atau angka-angka yang ada kemudian melakukan uraian dan penafsiran. Sedangkan Analisis   data   secara Kuantitatif adalah   metode analisis yang digunakan pada penelitian dengan pendekatan analisis kuantitatif dan menggunakan alat statistik. Perlu pemahaman mengenai metode peneltian apa yang cocok digunakan untuk setiap peneltian agar hasil penelitian dapat menjawab rumusan masalah secara tepat.

Ingin belajar macam-macam metode penelitian? Yukk datang ke kelas metodologi penelitian informal RSC hari Jum’at, 11 September 2016 pukul 15.00 WIB di Sekretariat RSC.
Dengan pemateri :

NATIONAL ESAI COMPETITION 2017

Deskripsi Kegiatan Lomba
Lomba esai ini merupakan kompetisi esai tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Bidikmisi Scholarship Community Universitas Negeri Semarang (BSC Unnes). Kompetisi esai ditujukan untuk seluruh mahasiswa di seluruh perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Adanya kompetisi esai ini diharapkan dapat dijadikan sarana untuk mengembangkan bakat, minat, dan potensi mahasiswa di bidang menulis.

Tema
Tema kompetisi esai nasional adalah “Inovasi Mahasiswa dalam Internasionalisasi Kearifan Lokal Indonesia”. Dengan ruang lingkup:
1. Pendidikan
2. Teknologi
3. Sosial Budaya
4. Ekonomi
5. Hukum

Persyaratan Administratif
1. Peserta adalah mahasiswa S1 atau D3 yang masih aktif kuliah di Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia yang dibuktikan dengan melampirkan scan Kartu Tanda Mahasiswa.
2. Peserta hanya boleh mengirimkan satu naskah esai dengan membayar biaya pendaftaran Rp 50.000,00.
3. Peserta bersifat tim yang terdiri atas dua sampai tiga mahasiswa dari perguruan tinggi yang sama dan boleh dari disiplin ilmu yang berbeda.
4. Naskah esai yang dikirimkan adalah karya sendiri, tidak hasil plagiasi, dan belum pernah memenangkan perlombaan sejenis.

Untuk lebih lengkap, silakan download buku panduannya disini.

Materi Pengantar Karya Tulis ilmiah Populer

Kata pengantar:

Karya tulis ilmiah populer adalah karya tulis yang berpegang kepada standar ilmiah, tetapi

ditampilkan dengan bahasa populer sehingga mudah dipahami oleh masyarakat ataupun

pembaca. Ciri–ciri karya ilmiah populer dilihat dari empat segi atau dimensi, yakni dari segi

bahan: karya ilmiah populer menyajikan fakta objektif, dari segi penyajian (karya tulis ilmiah

populer menggunakan bahasa yang cermat, tidak terlalu formal, serta disusun secara

sistematis (tidak memuat hipotesis), segi sikap penulis (karya tulis ilmiah populer tidak

memancing pertanyaan–pertanyaan yang meragukan, mengimbau perasaan pembaca agar

seolah–olah mereka menghindari sendiri), segi kesimpulan (memberikan fakta yang dapat

membimbing dan mendorong pembacanya). Layout pada karya ilmiah diartikan sebagai

tata letak elemen-elemen karya tulis ilmiah populer pada suatu bidang dua dimensi untuk

mendukung konsep/pesan yang dibawa. Tujuan utama konsep layout adalah mengolah

tampilan elemen gambar dan teks agar komunikatif dan menarik melalui cara tertentu yang

dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan Adapun elemen dari karya

tulis ilmiah terdiri dari tiga elemen teks (sistematika penulisan dalam membuat karya tulis

ilmiah), elemen visual (elemen bukan teks yang terlihat dalam sebuah layout), dan invisible

element (fondasi atau kerangka yang berfungsi sebagai acuan penempatan semua elemen

layout lainnya). Perbedaan antara karya tulis ilmiah dengan karya tulis ilmiah populer terletak

pada bahasa yang digunakan. Jika pada karya ilmiah menggunakan bahasa baku ataupun

resmi sesuai dengan EYD dan pada karya ilmiah populer

MATERI PENGANTAR (Hubungan Benci Tapi Rindu Perusahaan OTT dengan Perusahaan Operator Seluler)

MATERI PENGANTAR

Hubungan Benci Tapi Rindu

Perusahaan OTT dengan Perusahaan Operator Seluler

Hubungan yang terjadi antara operator selular dan Over-The- Top (OTT) cukup unik.

Saat penggunaan data internet belum sebanyak saat ini keberadaan perusahaan OTT dengan

layanannya menjadi berkah bagi operator untuk meningkatkan trafik data sekaligus

mengedukasi pelanggan akan adanya layanan baru tersebut. Layanan OTT cukup berhasil

dalam meningkatkan penetrasi smartphone sebagai modal utama pelanggan dalam menikmati

layanan data di Indonesia. Namun seiring meningkatnya akses layanan data, keuntungan

financial di bidang yang relatif baru ini ternyata lebih banyak dinikmati oleh perusahaan

OTT. Jadi hubungan OTT dan operator selular bisa dikatakan sebagai “benci tapi rindu”.

Hubungan antara operator selular dan penyedia konten akhir – akhir ini menjadi

kurang harmonis. Hal ini karena perusahaan penyedia konten yang sebagian besar adalah

perusahaan Over-The- Top (OTT) memperoleh keuntungan lebih besar daripada operator

selular sebagai penyedia jaringan telekomunikasi. Menurut wikipedia, OTT adalah layanan

dengan konten berupa data, informasi atau multimedia yang berjalan melalui jaringan

internet.

Saat ini perdagangan online, periklanan dan konten media digital tumbuh sangat pesat

dan telah menciptakan industri digital yang baru. Industri baru ini berjalan diatas jaringan

infrastruktur yang dibangun oleh operator selular. Walaupun demikian operator selular tidak

dapat mengambil manfaat maksimal dari perkembangan industri baru ini. Perusahaan Over

The Top (OTT) lah yang telah mengambil sebagian besar manfaat dari pesatnya pertumbuhan

bisnis digital telekomunikasi tersebut. Operator selular menganggap perusahaan OTT telah

menghasilkan banyak uang melalui bisnis periklanan digital dan konten multimedia

sedangkan operator selular yang memiliki infrastruktur telekomunikasi tidak dapat

menghasilkan uang atas lalu lintas data internet pada jaringannya sendiri.

ES-COOTER 2016

I. NAMA KEGIATAN
A. TEMA UMUM : “Akselerasi Pembangunan Ekonomi Kreatif Menuju Indonesia Berdikari”
SUB TEMA :
1. Ketahanan Pangan
2. Kemaritiman
3. Teknologi Informasi, dan Komunikasi
4. Kesehatan dan Obat-obatan
5. Energi Terbarukan/Material Maju
6. Transportasi
7. Pertahanan dan Keamanan
B. Peserta diperbolehkan memilih subtema yang berbeda dengan bidang studi yang sedang ditempuh (lintas keilmuan)
C. Sifat dan isi tulisan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Kreatif dan objektif
2. Tulisan didukung oleh data dan informasi yang terpercaya (berdasarkan telaah pustaka atau fiksi-sains)
3. Bersifat asli (bukan karya jiplakan atau duplikasi)
4. Logis dan sistematis
 Tiap langkah penulisan dirancang secara sistematis dan runtut
 Pada dasarnya karya tulis memuat unsur-unsur identifikasi masalah, analisis permasalahan, kesimpulan dan memuat saran-saran atau rekomendasi
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
FAKULTAS EKONOMI (FE)
HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN
EKONOMI PEMBANGUNAN
Sekretariat : PKM HIMA EP, Kompleks Joglo, FE UNNES
Semarang 50229 telp. 085729505009 & 085740498013
Email:ekonomi_pembangunan_unnes@yahoo.co.id
5. Karya ilmiah belum pernah diikutsertakan dalam perlombaan apapun sebelumnya.

Formulir pendaftaran dan panduan lomba, bisa diunduh disini

 

Resume Bedah Koleksi Akbar Buku RSC

Ketika kemerdekaan diraih pada 1945, pemerintah dihadapkan pada situasi yang tidak menguntungkan di mana sebagian besar penduduk kekurangan pangan dan berada di bawah garis kemiskinan. Maka hal utama yang perlu segera dicapai adalah peningkatan produktivitas sektor pertanian, utamanya komoditas pangan. Tujuan pembangunan yang terutama di awal kemerdekaan ini adalah mengerjar pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, pendekatan pembangunan yang diambil adalah pendekatan pembangunan yang bersifat sentralistik. Hampir semua pembangunan dirancang dan diarahkan dari pusat, daerah tinggal melaksanakan saja.
Hal ini sejalan dengan paradigma umum yang dianut dalam pembangunan di nergara-negara yang baru merdeka yaitu suatu paradigma yang memberikan peran dominan pada negara untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan di semua bidang. Tentu saja, paradigma yang demikian tidak, atau kurang, memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, membuat perencanaan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil pembangunan. Lebih jauh, paradigma yang demikian juga menghambat berkembangnya aspirasi masyarakat dan kearifan lokal (local wisdom) dalam proses pembangunan.
Meski demikian, rezim Orde Baru beranggapan bahwa cara yang paling efektif untuk mengejar ketertinggalan dan meningkatkan produktivitas adalah berfokus pada pertumbuhan ekonomi (economic growth). Pertumbuhan ekonomi yang tinggi ingin dicapai dengan menyerahkan pelaksanaan pembangunan kepada badan-badan pemerintah dan pelaku ekonomi utama, di bawah kendali pemetintah pusat. Prasyarat pencapaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi itu tentu saja adalalah terciptanya stabilitas politik (stability).
Penerapan strategi umum dan terpusat di semua wilayah negara mengakibatkan kesenjangan yang semakin melebar. Sering kali indikator makro ekonomi yang dicapai cukuo menggembirakan. Tingkat pertumbuhan ekonomi rekatif tinggi dan Produk Domestik Bruto (PDB) juga meningkat dari tahun ke tahun. Pendapatan per kapita, dengan demikian, juga semakin tinggi. Indikator tesebut hanya bersifat agregat di aras nasional di mana hasil-hasil pembangunan kurang dirasakan di wilayah-wilayah pedesaan. Konsep penetesan ke bawah (trickle-down effect) tidak dapat diharapkan untuk mendistribusikan manfaat pembangunan yang terpusat. Bahkan terjadi pengurasan sumber daya (backwash effect) dari wilayah-wilayah pedesaan ke pusat-pusat pertumbuhan.
Kesenjangan antara wilayah perkotaan dan pedesaan masih merupakan masalah pembangunan yang rumit di negara-negara sedang berkembang. Kerumitannya semakin parah tatkala negara maupun pemerintah tidak mampu mengelola dampak ikutannya (derived impact). Di kota umumnya petumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita tiinggi, sementara  Salahdi desa umumnya pertumbuhan ekonomi rendah dan pendapatan per kapita lebih rendah. Kesenjangan kota-desa ini telah lama disadari oleh para perencana pembangunan wilayah dan telah dilakukan berbagai upaya untuk mengatasinya. Berbagai teori dna pendekatan pembangunan wilayah (perkotaan dan pedesaan) telah banyak dikembangkan oleh para pakar.
Dalam hubungan kedua wilayah, pedesaan umumnya berada pada posisi yang lemah. Posisi penduduk desa umumnya masih sebatas penghasil bahan baku, karena pembangunan pertanian belum mampu meningkatkan nilai tambah di pedesaan.
Setelah itu banyak istilah yang dibeirkan untuk pembangunan pertanian dan pedesaan. Salah satunya adalah “pembangunan pedesaan terpadu”. Saking terpadunya, terlalu banyak orang atau lembaga yang terlibat. Semakin terpadu suatu proyek, semakin banyak pula koordinasi yang dilakukan. Sindrom “ember bocor” atau “saluran bocor” sangat potensial terjadi pada proyek-proyek terpadu ini. Uang atau manfaat proyek lebih dulu mengucur pada petani kaya atau kelas menengah sebelum sampai pada sasaran yang sebenarnya, petani miskin.
Perencanaan wilayah menyangkut ke dalam dua aspek utama yaitu perencanaan ruang dan aktivitas di atas ruang tersebut. Yang berkaitan dengan ruang berkembang menjadi perencanaan tata ruang dan yang berkenaan dengan aktivitas berhubungan dengan perencanaan pembangunan dalam aspek ekonomi, social, kelembagaan, dan ekologi.
Perencanaan wilayah berkaitan dengan kajian sistematis atas aspek fisik, sosial-budaya, ekonomi, dan lingkungan untuk mengarahkan pemanfaatannya dengan cara terbaik untuk meningkatkan produktivitas guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. Dengan demikian, sasaran perencanaan wilayah adalah efisiensi dan produktivitas, pemerataan dan akseptabilitas masyarakat, serta berkelanjutan. Perencanaan wilayah merupakan penerapan metode ilmiah dalam pembuatan kebijakan public dan upaya untuk mengaitkan pengetahuan ilmiah dan teknis dengan tindakan-tindakan dalam domain publik untuk mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat yang lebih tinggi.
Tujuan perencanaan wilayah adalah terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai infrastruktur wilayah, fisik, sosial budaya, ekonomi, sumber daya alam, sumber daya manusia, modal, dan teknologi perlu dipadukan melalui suatu perencanaan yang tepat agar pembangunan wilayah berjalan secara berkelanjutan..
Pengembangan ekonomi lokal (PEL) mengacu pada proses dimana pemerintah lokal atau organisasi berbasis masyarakat berusaha menggerakkan dan memelihara aktivitas bisnis dan/atau kesempatan kerja. Tujuan utama PEL adalah merangsang kesempatan kerja lokal pada sektor tertentu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dengan menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya alam. PEL berorientasi proses, yaitu pengembangan institusi yang baru, industru alternatif, memperbaiki kapasitas tenaga kerja, identifikasi pasar baru, transfer pengetahuan (knowledge), dan memelihara perusahaan dan usaha yang baru.
PEL mengutamakan peningkatan kesempatan kerja dan pendapatan rumah tangga, pengurangan kemiskina dan pengangguran. Dalam alur berpikir seperti ini, pembangunan ekonomi harus dilaksanakan di tingkat lokal dan penduduk lokal memperoleh manfaat dari pembangunan tersebut.
Peran pemerintah lokal dalam PEL adalah menciptakan kondisi yang baik bagi berkembangnya wirausahawan dan meningkatnya pembangunan lokal. Peran pemerintah lokal bukan membentuk perusahaan baru, tetapi meningkatkan kualitas pelayanan publik. Peran pemerintah lokal adalah menciptakan kondisi bagi bisnis lokal untuk bertahan bahkan memperluas aktivitas mereka serta menarik investor dari luar wilayah. Dengan demikian, untuk menggerakkan PEL perlu dilakukan lima tahapan: (1) pengorganisasian, (2) evaluasi strategi sebelumnya, (3) menyusun rencana strategik untuk pembangunan ekonomi lokal, (4) menciptakan sisten PEL dan mengimplementasikan rencana strategik, (5) monitoring dan evaluasi.
Hasil penelitian Beyer et al. (2003) di Zambia dan Rwanda mengkritisi model pembangunan eksisting dan mengusulkan kerangka pembangunan ekonomi yang mampu membantu membangun dan mengukur kemitraan dan partisipasi. Model pembangunan yang baru didasarkan pada pentingnya melanjutkan pertumbuhan ekonomi sekaligus menciptakan pemerataan hasil-hasil pembangunan sampai ke tingkat lokal, harus merancang strategi yang komprehensif namun tetap lentur yang mencakup kemitraan pemerintah swasta dan partisipasi masyarakat sipil. Inti dari pembangunan lokal adalah kemitraan dan partisipasi. Untuk membangun dan memperkuat kapasitas lokal, strategi pembangunan ekonomi harus memasukkan proses untuk menciptakan keterkaitan antara stakeholders dan suatu rencana untuk meningkatkan produktivitas ekonomi dan diversifikasi utilisasi sumber daya lokal. Strategi yang tepat untuk tujuan ini adalah strategi pengembangan ekonomi lokal (PEL).

Nurul
FIB 2015
Pertanyaan:
– Mengapa pembahasannya mengarah pada pertanian, dan mengapa tidak menuju ke industri pertanian?
– Di daerah saya yakni Ponorogo yang dikenal akan budayanya, akan tetapi dari sisi SDMnya masih kurang di sisi lain banyak pemuda keluar dari wilayah Ponorogo untuk berguru di Perguruan Tinggi luar. Bagaimana cara memaksmilkan potensi tersebut?
Jawab:
– Karena desa atau daerah adalah basisnya pertanian. Dimana Indonesia memiliki potensi yang besar pada pertaniannya dan yang dihasilkan dari bertani merupakan bahan baku yang nantinya akan dijadikan bahan olahan atau manufaktur. Sehingga basis yang digunakan adalah pertanian bukan industri pertanian. Karena industri pertanian merupakan instrumen tambahan bukan instrumen pokoknya.
– Pada dasarnya wilayah Ponorogo sudah dianggap memiliki potensi pada budayanya. Hanya dikarenakan adanya kesenjangan antara desa dan kota. Yang biasanya di wilayah desa masih memiliki kearifan lokal yang tinggi.Dikarenakan tuntutan ekonomi dan pendidikan yang tinggi maka banyak warga di daerah sana memilih untuk keluar daerahnya demi memperbaiki kualitas hidupnya. Sarannya adalah dengan pengembangan dan pengelolaan dengan baik dan pengaplikasian pada sektor-sektor lain yang tidak hanya menenkankan pada satu sektor saja.

Tanya Jawab:
Wulan
FIA 2014
Pertanyaan:
– Bagaimanakah cara memaksimalkan hasil potensi dari limbah buah dan sayuran?
Jawab:
– Para petani masih kurang dalam hal pengelolaan bahan pasca panen atau bahan limbah dari buah dan sayuran dikarenakan mindset pada diri mereka bahwa disini  hanyalah bertani, panen lalu dijual ke pasar. Dimana tidak ada effort yang lebih untuk bagaimana cara mengolah bahan baku tersebut untuk dijadikan bahan olahan yang bernilai jual tinggi dan mampu menaikkan taraf ekonomi mereka. Disinilah letak strategis yang perlu dilakukan pemerintah untuk melakukan pelatihan dasar serta penyuluhan secara berkala terkait pengolahan hasil panen menjadi bahan olahan yang bernilai jual tinggi. Tidak hanya peran pemerintah saja, akan tetapi partisipasi masyarakat dengan adanya pemfasilitasian dari pemerintah harus didukung penuh oleh pihak masyarakat.

 

 

MATERI PENGANTAR UPGRADING PENDAMPINGAN DIKLAT RSC 2016 (Kuantitatif)

MATERI PENGANTAR UPGRADING PENDAMPINGAN DIKLAT RSC 2016

MATERI : Pembuatan DOV, Teknik Sampling dan Statistik Deskriptif
PEMATERI : Lucia Dwi Yuliawati Ningtyas(2013) dan Mariyatul Kiptiyah(2014)
TEMPAT : RSC FIA UB
WAKTU : 26 September 2016, pukul 13.00 WIB – Selesai

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasionalisasi yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat DOV yakni:
1. Kesesuaian Teori dengan judul maupun situasi empiris penelitian.
2. Kesesuaian Indikator, poin-poin, maupun faktor pembentuk teori tersebut.
3. Posisi Konsep, variabel, indikator, item.
4. Mengoperasionalisasikan teori dengan empiris.
Populasi adalah  jumlah total  dari seluruh unit atau elemen dilakukannya penelitian. Populasi dapat berupa organisme, orang atau sekelompok orang, masyarakat, organisasi, objek, peristiwa atau laporan yang semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik. Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.
Teknik sampling di bagi menjadi 2 yaitu probabilitas  dan non probabilitas. Sampel diambil secara acak tanpa memperhatikan strata. Populasi harus homogen. Jenis penelitian deskriptif adalah menggambarkan lebih teliti ciri-ciri sesuatu, menentukan frekuensi terjadinya sesuatu, memberikan gambaran tentang suatu gejala, suatu masyatakat tertentu.
Statistik Deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk  analisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa ada tujuan membuat kesimpulan untuk generalisasi. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran (pie chart), pictogram, perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral), desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan persentase.

MATERI PENGANTAR UPGRADING PENDAMPINGAN DIKLAT RSC 2016 (Kualitatif)

MATERI PENGANTAR UPGRADING PENDAMPINGAN DIKLAT RSC 2016

MATERI : Fokus Penelitian, Pemilihan Informan, dan Miles, Huberman, and Saldana
PEMATERI : M. Zainal Mustofa (2013) dan Wulan Ningsih (2014)
TEMPAT : RSC FIA UB
WAKTU : 26 September 2016, pukul 13.00 WIB – Selesai

Fokus Penelitian
Pada dasarnya penelitian kualitatif tidak dimulai dari sesuatu yang kosong, tetapi dilakukan berdasarkan persepsi seseorang terhadap adanya masalah. Ada dua maksud tertentu yang ingin peneliti capai dalam merumuskan masalah penelitian dengan jalan memanfaatkan fokus. Pertama, penetapan fokus dapat membatasi studi. Kedua, penetapan fokus itu berfungsi untuk memenuhi kriteria inklusi-eksklusi atau kriteria masuk keluar (inclusion-exlusion criteria) suatu informasi yang baru diperoleh di lapangan.
Informan
Informan adalah subyek/obyek yang menjadi sumber peneliti dalam memperoleh data. Penelitian jenis kualitatif umumnya tidak menggunakan istilah sampel, tetapi “informan.” Berikut ini beberapa teknik penarikan sampel atau penentuan informan yang dikemukakan oleh W. Lawrence Neuman (2007). Teknik penentuan informan dalam Kualitatif adalah sebagai berikut yakni Purposive, Kuota, Snowball atau bola salju, dan Sequential. Penelitian kualitatif menempatkan informan sebagai bagian yang penting karena berhubungan dengan data dan kevalidan data tersebut, sehingga dibutuhkan ketepatan dalam pemilihan informan.
Miles, Huberman, dan Saldana (2014)

Miles, Huberman, dan Saldana (2014) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Model analisis data Miles, Huberman, dan Saldana (2014) disebut model analisis interaktif. Analisis data Miles, Huberman, dan Saldana (2014) terdiri dari empat alur yang meliputi pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/ verifikasi.