Resume Kelas Metodologi Penelitian “Pendekatan Kuantitatif Umum dan Pendekatan Kualitatif Umum”

Pendekatan Kuantitatif Umum dan Pendekatan Kualitatif Umum

(Pemateri : Ria Wijayaningsih, 2012 dan Khusnul Mufaidah, 2012)

 

Perbedaan Metodologi Penelitian dengan Metode Penelitian

  • Metodologi penelitian adalah suatu disiplin ilmu yang berupa peraturan, prosedur, strategi dan teknik yang digunakan dalam penelitian.
  • Metode penelitian adalah cara yang ditempuh untuk memecahkan masalah tertentu dalam melaksanakan kegiatan penelitian.

Penelitian Kuantitatif dan Penelitian Kualitatif

  • Penelitian Kuantitatif merupakan sebuah metode penelitian yang didasari teori dan dilanjutkan dengan hipotesis.
  • Penelitian Kualitatif merupakan sebuah cara yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu permasalahan

 

Paradigma Kuantitatif dan Paradigma Kualitatif

 

Paradigma Kuantitatif (Positivisme)

Paradigma kuantitatif merupakan satu pendekatan penelitian yang dibangun berdasarkan filsafat positivisme. Positivisme adalah satu aliran filsafat yang menolak unsur metafisik dan teologik dari realitas sosial. Positivisme muncul pada abad ke 19 dengan dimotori oleh sosiolog Auguste Comte, sesungguhnya pendiri filsafat positivis adalah Henry de Saint Simon yang menjadi guru sekaligus teman diskusi Comte. Menurut Simon untuk memahami sejarah orang harus mencari hubungan sebab akibat, hukum-hukum yang menguasai proses perubahan.

Keyakinan dasar aliran positivisme berakar pada paham ontologi realisme yang menyatakan bahwa realitas berada dalam kenyataan dan berjalan sesuai dengan hukum alam (natural laws). Penelitian berupaya mengungkap kebenaran realitas yang ada dan bagaimana realitas tersebut senyatanya berjalan.

 

Paradigma Kualitatif (Post Positivisme)

Post positivisme adalah aliran yang ingin memperbaiki kelemahan pada Positivisme. Post positivisme sependapat dengan Positivisme bahwa realitas itu memang nyata, ada sesuai hukum alam.  Tetapi  pada  sisi  lain,  Postpositivisme  berpendapat  bahwa manusia  tidak  mungkin  mendapatkan kebenaran  dari  realitas  apabila  peneliti  membuat  jarak  dengan  realitas  atau  tidak  terlibat  secara langsung dengan realitas. Hubungan antara peneliti dengan realitas harus bersifat interaktif, untuk itu perlu menggunakan prinsip  triangulasi, yaitu  penggunaan  bermacam-macam  metode,  sumber  data, dan lain-lain.

 

Karakteristik Penelitian Kualitatif

  1. Sumber data berdasarkan fakta yang obyektif
  2. Variabel dapat diukur
  3. Dimulai dengan teori dan hipotesis
  4. Bersifat deduktif
  5. Generalisasi hasil
  6. Terlepas dari obyek pengamatan
  7. Mereduksi data ke dalam angka

 

Karakteristik Penelitian Kualitatif

  1. Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data
  2. Memiliki sifat deskriptif analitik
  3. Tekanan pada proses bukan hasil
  4. Bersifat induktif
  5. Mengutamakan makna
  6. Manusia sebagai alat (instrumen)
  7. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus
  8. Sumber data berkembang (snowball)
  9. Penelitian selesai (titik jenuh)

 

Uji Instrumen Kuantitatif

  • Uji validitas dan realibitas
  • Uji asumsi klasik

 

 

Uji Keabsahan dalam Kualitatif

  • Triangulasi metode
  • Triangulasi antar peneliti
  • Triangulasi sumber data
  • Triangulasi teori

 

 

 

RESUME UPGRADING LOGIKA DASAR BERPIKIR

RESUME UPGRADING LOGIKA DASAR BERPIKIR

 

Pemateri                      : Wahyu Satrio Aulia

Tanggal Pelaksanaan   : 29 April 2016

Materi                          : Logika Dasar Berpikir

 

Manusia merupakan mahluk yang ingin tahu mengenai suatu kebenaran, oleh sebab itu manusia selalu mencari-cari hakekat kebenaran sebenarnya. Rasa ingin tahu yang di alami manausia dapat di umpamakan seperti jalan yang lurus dimana di jalan yang lurus tersebut terdapat dua pintu yang pertama adalah  pintu tahu dan pintu benar. Berbicara mengenai kebenaran terdapat istilah benar, salah, baik dan buruk dimana baik dan buruk lebih mengarah pada cara sedangkan benar dan salah lebih mengarah pada tujuan. Oleh sebab itu, manusia yang ingin mencari atau mencapai kebenaran harus melewati pintu tahu terlebih dahulu dan baru dapat mencapai pintu benar dan jalan yang lurus tersebut merupakan perumpamaan dari  logika. Logika sangat di perlukan karena dengan adanya logika akan memebantu supaya kita dapat berpikir secara runtut, sistematis dan teratur.

Sejarah logika berasal dari peradaban–peradaban yunani yang dulunya mempercayai dongeng-dongeng dan cerita takhayul akan tetapi pada abad 624 SM- 524 SM mulai bermunculan tokoh-tokoh yang mulai meninggalkan hal tersebut dan berpaling pada akal budi yang memecahkan rahasia alam semesta. Salah satunya adalah thales yang menyimpulkan bahwa air adalah ujung pangkal kehidupan dan manusia dan alam semesta berasal dari air walaupun itu mendapat bantahan dari tokoh-tokoh lain seperti descrates dan lain-lain. Menurut Aristoteles yang merupakan murid dari Thales mengemukakan bahwa logika merupakan logica scientia yang artinya berpikir secara lurus,tepat dan teratur. Manfaat yang dapat didapatkan dari mempelajari logika salah satunya adalah dapat berpikir secara objektif dan berlandaskan pada kebenaran.

Logika dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu logika kodratiah dan logika ilmiah. Logika kodratiah adalah logika yang spontan dan sudah ada dalam diri manusia sejak di lahirkan dan di pengaruhi oleh keinginan dan subjektifitas, sedangkan logika ilmiah adalah logika yang mengcover logika kodratiah dan logika ilmiah ini dapat memepertajam akal budi dan menolong akal budi berpikir lebih cepat. Istilah yang sering terdapat dalam logika seperti pernyataan dan proposisi. Pernyataan merupakan sesuatu yang mengandung sebuah berita yang belum tentu diketahui benar atau salah sedangkan proposisi merupakan perbandingan sesuatu yang dapat bernilai benar atau salah. Pembentukan sebuah kesimpulan dapat menggunakan silogisme dimana silogisme dapat dibedakan menjadi dua yaitu silogisme kategoris dan silogisme hipotesis. Silogisme kategoris merupakan silogisme yang terdapat premis mayor dan premis minor dimana premis mayor (+) dan premis minor (-) akan menghasilkan kesimpulan yang negative pula sedangkan silogisme hipotesis adalah  yaitu silogisme yang yang mengandung pernyataan yang bersyarat akan suatu kejadian