Bedah Koleksi Perpustakaan RSC Kamis, 27 November 2014

Jenis koleksi    : Jurnal

Judul               : From People to be Leader Solusi Inovatif dalam Mewujudkan Kepemimpinan yang Baik, Kredibel dan Bertanggungjawab dan Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Public Service Motivation terhadap Organizational Citizenship Behavior dengan Mediasi Kepuasan Kerja

Penyaji             : Fahrur Rosyid (2012) dan Iman Rizki Deridianto (2012)

Resume            :

From People to be Leader Solusi Inovatif dalam Mewujudkan Kepemimpinan yang Baik, Kredibel, dan BertanggungjawabIndonesia sekarang ini mengalami masalah yang krusial dalam hal pemerintahan. Keberadaan pemimpin menjadi tolak ukur keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan karena maraknya kasus korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang dilakukan pemimpin bangsa. Sosok pemimpin yang diidamkan yang bermoral, berintegritas, dan bertanggung jawab yang menjadi alasan penulis membuat sebuah konsep sebagai solusi inovatif melalui konsep yang dinamakan from people to be leader. Konsep ‘dari masyarakat untuk menjadi pemimpin’ mengemas suatu penyeleksian pemimpin melalui pelatihan dan pengabdian masyarakat selama 2 tahun yang dilakukan di daerah terpencil dan menggunakan aturan eliminasi jika terdapat calon pemimpin yang belum memenuhi syarat menjadi pemimpin bangsa. Gaya kepemimpinan setiap pemimpin berbeda, tidak ada yang salah dalam menerapkan tipe-tipe gaya kepemimpinan tergantung bagaimana kondisi suatu negara yang dipimpin.Pengaruh Kepemimpinan Transformational dan Public Service Motivation terhadap Organizational CitizenshipBehaviour dengan Mediasi Kepuasan Kerja. Permasalahan yang dihadapi sumberdaya aparatur negara(PNS) dalam melaksanakan tugasnya selaku pelayan publik dalam memberikan pelayanan pada publik harus memiliki motivasi tinggi dan melaksanakan tugasnya secara sungguh-sungguh dan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya. Isu sekarang ini terdapat pembatasan penerimaan PNS. Terdapat 2 kepemimpinan yaitu kepemimpan transasional dan transformasional.

Bedah Koleksi Perpustakaan RSC Kamis, 23 Oktober 2014

Jenis koleksi    : e-book

Judul                 : Desentralisasi Tata Kelola Hutan

Penyaji            : Asya Hanif (2012)

Resume            :

Di tengah keprihatinan global terhadap hutan – baik itu deforestasi, perlindungan ekosistem yang kaya spesies ataupun perubahan iklim – upaya masyarakat lokal mempertahankan hutan mereka seringkali gagal atau terabaikan. Padahal, upaya masyarakat lokal bisa secara langsung mempengaruhi hutan maupun ratusan ribu warga yang hidupnya bergantung pada hutan. Berfokus pada Malinau, Sembilan puluh lima persen wilayah Kabupaten Malinau ditetapkan sebagai kawasan hutan negara (Barr dkk, 2001), termasuk 1,03 juta hektar Taman Nasional Kayan Mentarang. Hutan Malinau merupakan hutan dipterocarp utuh terbesar yang tersisa di Asia Tenggara dan sangat kaya dengan keaneka ragaman hayati. Sekitar 60 persen dari seluruh famili dan 36 persen genus pohon di Kalimantan ditemukan di wilayah ini (Machfudh, 2002).Kalimantan telah mengalami transformasi dahsyat selama generasi terakhir (Padoch dan Peluso, 1996).

Pembalakan, yang legal maupun ilegal, meningkat tajam. Antara tahun 1980 dan 2003, kawasan hutan lindung di dataran rendah Kalimantan menyusut lebih dari 56 persen, atau 29.000 kilometer persegi (Curran dkk, 2004). Hampir separuh dari kawasan hutan ditetapkan sebagai hutan produksi untuk penebangan komersial sejak tahun 1970-an. Pada awal masa itu, pembalakan terjadi di wilayah yang mudah dijangkau di sepanjang sungai yang dapat dilalui. Dengan boom kayu di akhir 1970-an, konsesi kayu juga diberikan di wilayah Malinau yang lebih jauh di pedalaman. Dalam kurun waktu itu, jumlah HPH (Hak Pengusahaan Hutan) selalu bervariasi dan pada tahun 1999 ada 11 HPH di Malinau dengan areal konsesi meliputi 1,5 juta hektar (Barr dkk, 2001). Namun, pada tahun 2001, era konsesi skala besar kelihatannya telah usai. Otonomi daerah berdasarkan UU No 22 tahun 1999 diartikan sebagai penguasaan kabupaten atas sumberdaya alam di wilayah administrasinya. Seperti diuraikan di Bagian II, dimulailah boom kayu baru melalui konsesi skala kecil IPPK dan berlangsung sampai tahun 2002. Hutan menjadi sumber pendapatan penting bagi kabupaten baru ini. Produksi meningkat 10 persen per tahun dalam waktu tiga tahun (1999 sampai 2002). Pada tahun 2002 telah dihasilkan 651 ribu meter kubik kayu, menyumbang hampir 70% ekonomi lokal walau hanya melibatkan 3 persen dari penduduk lokal (Widyastuti, 2003). Yang menarik adalah, pada tahun itu angka statistik resmi menyebutkan produksi kayu 570 ribu meter kubik (Bappeda dan BPS, 2005).

 

Bedah Koleksi Perpustakaan Kamis, 25 September 2014

Jenis koleksi    : Skripsi

Judul                 : Pengaruh Green Advertising terhadap Persepsi tentang Green Brand dan Keputusan Pembelian

Penyaji             : Ardik Praharjo (2009) dan Niko Ardyatama (2013)

Resume            :

Dewasa ini berbagai macam iklan banyak bermunculan untuk menarik perhatian serta minat konsumen untuk membeli produk atas iklan tersebut. Salah satuya adalah iklan air minum merk ADES, dimana dalam menarik konsumen iklan tersebut mengkaitkan dengan  keadaan lingkungan atau yang lebih dikenal sebagai  Green advertising yang merupakan tampilan yang berisi tentang wawasan lingkungan yang didalamnya terdapat elemen-elemen yang digunakan untuk mengkomunikasikan kepedulian suatu perusahaan atau produk terhadap lingkungan atau bisa disebut salah satu strategi pemasaran yang mengkaitkan antara iklan dengan isu-isu lingkungan sehingga konsumen bisa membedakan dengan iklan-iklan produk lainnya.

Green marketing atau pemasaran hijau yang merupakan manipulasi bauran pemasaran yang terdiri dari produk yang ramah lingkungan, saluran dan promosi. Sedangkan Green Brand merupakan sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap citra produk hijau. Citra produk hijau yang dirasa menyenangkan, mempunyai peluang yang jauh lebih baik untuk dibeli daripada produk yang tidak mengusung produk hijau. Green Brand merupakan merek hijau yang mendapat persepsi dari konsumen tentang produk atau jasa yang mengacu pada lingkungan. Green Brand juga dapat menjadi merek pembeda dengan produk lainnya yang tidak mengkaitkan dengan kelestarian alam. Green Brand atau merek hijau juga merupakan atribut produk yang diselaraskan dengan harmonisasi alam. Berbagai macam strategi pemasaran dilakukan untuk menarik keputusan konsumen atau pembeli.Keputusan pembelian adalah Tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap suatu produk.

Bedah Koleksi Perpustakaan RSC Selasa, 3 Juni 2014

Jenis koleksi    : Buku

Judul                  : Membunuh Indonesia

Penyaji              : Nur Lailatul Fitri (2013) dan Dhayu Citra Kusuma (2013)

Resume            :

Buku Membunuh Indonesia, lebih lanjut dipaparkan tentang sejarah kretek, peran kretek dalam kehidupan berbudaya di Nusantara, juga betapa signifikannya andil industri kretek dalam struktur ekonomi Indonesia.Kekuatan industri kretek itu setidaknya karena empat karakter: tumbuh berkembang dan bertahan lebih dari satu abad tanpa ketergantungan modal pada negara, menggunakan hampir 100% bahan baku dan konten lokal, terintegrasi secara penuh dari hulu ke hilir dengan melibatkan tak kurang dari 30,5 juta pekerja langsung maupun tak langsung, serta melayani 93% pasar lokal. Karakter sekokoh itu, tak ayal industri kretek menjadi salah satu prototipe kemandirian ekonomi nasional. Berbekal segala aspek lokalitasnya, terbukti industri kretek mampu bertahan menghadapi beberapa kali krisis ekonomi global. Kejayaanrokokkretektergeserkanolehkeberadaanrokokputih. Hal inikarenaadanya monopoli industri luarnegeridenganmengkampanyekanisu-isukesehatan yang dinaungi PBB dengandalihkreteklebihberbahayadaripadarokokputih.

Tahu tidak rokokkretekituapadanrokokputihituapa ?rokokkretekmerupakanrokok yang menggunakan tembakau asli yang dikeringkan, dipadukandengansaus cengkeh dansaatdihisapterdengarbunyikretek-kretek. Temuanriset di Belandatentangadanya hemoglobin babidalam filter rokok, langsungmenjadikajianulama di berbagainegara. Jika filter rokok di Indonesia mengandungbahan yang sama, MajelisUlama Indonesia siapmenyatakan haram mutlak.

Bedah Koleksi Perpustakaan RSC Kamis, 22 Mei 2014

Jenis koleksi    : KPK

Judul                  : Efektivitas Iklan Good Day Coffee Versi ‘Inikah Rasanya Cinta ?” pada Media Televisi dengan Menggunakan EPIC Model

Penyaji              : Dewi Purnima (2011) dan Erlis Budiarti (2012)

Resume            :

Promosi dilakukan sebagai upaya memperkenalkan produk diantara tingkat persaingan industri. Salah satu upaya promosi dapat dilakukan dengan menggunakan iklan. Televisi merupakan salah satu media yang dinilai cukup efektif dalam beriklan dengan melihat berbagai keunggulan dari televisi, seperti sering ditampilkannya iklan di televisi dengan iklan Good Day versi ‘inikah rasanya cinta?’. Menggunakan analisis data EPIC model yaitu Empathy, Persuation, Impact, Communication. Output dari penelitian KPK ini untuk mengetahui keefektifan iklan good day versi ‘inikah rasanya cinta?’. Hasil penelitian dari KPK ini sudah efektif tetapi dalam Persuation kurang sehingga saran dalam penelitian KPK ini, PT. Santos Jaya Abadi yang memproduksi Good Day harus meningkatkan tingkat persuation konsumen