Materi Pengantar Upgrading Pendampingan Diklat

MATERI PENGANTAR UPGRADING PENDAMPINGAN DIKLAT RSC 2016

MATERI        : Logika dasar berpikir, identifikasi masalah, kerangka berpikir, rekomendasi

metpen dan rekomendasi  gagasan.

PEMATERI    : Titis Satwari (2012) dan Fika Idah Rahmawati (2013)

TEMPAT        : RSC FIA UB

WAKTU         : 10 September 2016, pukul 13.00 WIB – Selesai

 

Irving M.copi menyatakan bahwa“ Logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran indah. Logika Induktif yakni penarikan dari yang sifatnya khusus ke umum sedangkan Logika Deduktif yakni penarikan dari yang sifatnya umum ke khusus dan Logika Silogisme yakni jenis penalaran deduktif secara tidak langsung.

Langkah  selanjutnya yaitu mengidentifikasi permasalahan yang telah di temukan. Masalah adalah ketidaksesuaian antara kenyataan dengan yang diharapkan. Identifikasi masalah merupakan suatu tahapan permulaan dalam penguasaan masalah yang mana suatu objek tertentu dapat di kenali sebagai masalah.

Kemudian membuat kerangka berpikir, yaitu yang terdiri dari TEN (Teori, Empiris dan Normatif). Salah satu unsur yang harus terdapat dalam kerangka berpikir adalah logis. Teori merupakan kumpuan pemikiran para ahli, sedangkan konsep merupakan kumpulan pemikiran para ahli yang sudah diakui. Empiris merupakan realita, data yang masih berkorelasi dan normatif yaitu implementasi dari teori dan dasar pemikiran dalam bentuk peraturan perundang-undangan.

Selanjutnya menentukan metode penelitian yang akan digunakan, yaitu metode penelitian kuantitatif atau metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang datanya dapat diukur dan alur penelitiannya dari teori yang sudah ada ke permasalahan yang sedang ada di masyarakat, sedangkan metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang alurnya dari permasalahan yang ada di masyarakat dan dihubungkan dengan teori yang sudah ada. Selain menentukan metode penelitian juga menentukan gagasan – gagasan baru dan tepat guna untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat.

RESUME UPGRADING PENALARAN

Pemateri                          : Ardhi Kurniawan

Tanggal Pelaksanaan   : 6 Mei 2016

Materi                              : Identifikasi Masalah, Kerangka Berpikir, Rekomendasi Metpen,

dan  Rekomendasi Gagasan

 

Masalah adalah ketidaksesuaian antara harapan (ekspektasi) dengan realita. Penelitian dapat dilakukan dengan mencari masalah yang terjadi di masyarakat atau menguji suatu teori. Teori yang akan diuji disesuaikan dengan masalah yang ada di masyarakat. Untuk menyelesaikan masalah ini perlu adanya identifikasi masalah. Identifikasi masalah merupakan suatu cara untuk mencari akar permasalahan dari sebuah masalah, yaitu mendeskripsikan masalah yang akan diteliti, mengembangkan sebab-akibat yang terkait dengan masalah tersebut, menghubungkan sebab dan akibat yang sesungguhnya dengan menguji secara kritis. Metode yang digunakan dalam mengidentifikasi suatu masalah dapat melalui metode 5W + 1H (what, where, when, why, who, dan how), melalui metode fish bone, dan ataupun menggunakan analisis SWOT. Contoh mengidentifikasi masalah, seperti observasi, Focus Group Discussion, desk study, formulasi standar layanan.

Setelah mengidentifikasi masalah selanjutnya membuat kerangka berfikir. Pembuatan kerangka berpikir harus terstruktur dan memperhatikan beberapa aspek meliputi normatif, teoritis, dan empiris. Setelah kerangka berpikir dibuat, lalu membuat pemecahan masalah atau gagasan. Pembuatan gagasan ini melalui beberapa tahapan, yaitu menentukan tujuan yang ingin dicapai, menyiapkan bahan-bahan atau data-data yang dibutuhkan, merumuskan alternatif dan mengkaji alternatif tersebut, menilai akibat atau resiko atas alternatif tersebut. Selanjutnya menentukan metode penelitian yang akan digunakan, yaitu metode penelitian kuantitatif atau metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang datanya dapat diukur dan alur penelitiannya dari teori yang sudah ada ke permasalahan yang sedang ada di masyarakat, sedangkan metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang alurnya dari permasalahan yang ada di masyarakat dan dihubungkan dengan teori yang sudah ada.

 

 

Materi Pengantar Upgrading Penalaran

Materi Pengantar Upgrading Penalaran

Materi identifikasi Masalah, Kerangka berpikir, rekomendasi Metpen dan rekomendasi gagasan

 

Langkah awal untuk membuat karya tulis adalah menemukan masalah. Masalah merupakan kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, antara kebutuhan dengan apa yang tersedia. Keberadaan masalah ini tidak muncul dengan sendirinya, tetapi perlu dicari dan di temukan, untuk itu perlu ada cara untuk menemukan masalah tersebut. Langkah selanjutnya yaitu mengidentifikasi permasalahan yang telah di temukan. Identifikasi masalah merupakan suatu tahapan permulaan penguasaan masalah dimana suatu objek tertentu dapat di kenali sebagai masalah, untuk itu diperlukan tipe permasalahan yang dapat dijadikan bahan penelitian seperti: 1) Masalah saat ini yang perlu dicarikan jawaban pemecahannya atau solusinya, 2) Masalah yang terjadi pada area tertentu yang memerlukan perbaikan atau pembenahan, 3) Masalah yang berhubungan dengan persoalan teoritis yang perlu untuk diteliti guna menjelaskan fenomena yang terjadi, 4) Masalah yang berupa pertanyaan penelitian yang memerlukan jawaban empiris. Kemudian membuat kerangka berpikir, yaitu sebuah pemahaman yang melandasi pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan. Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Dalam prakteknya, membuat argumen teoritis memerlukan kajian teoretis atau hasil-hasil penelitian yang relavan, sehingga menghasilkan sebuah jawaban sementara (hipotesis). Setelah membuat kerangka berpikir langkah selanjutnya menentukan metode penelitian yang tepat.  Metode penelitian yang sering digunakan adalah metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif. Selain menentukan metode penelitian juga menentukan gagasan – gagasan baru dan tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat. Nah, ingin taukan bagaimana cara mengidentifikasi masalah, membuat kerangka berpikir, menentukan metode penelitian dan gagasan yang tepat?? temukan jawabannya di Upgrading Penalaran, hari Jumat tanggal 6 Mei 2016, tempat Gd A.3.11 dengan pemateri Ardhi Kurniawan (2010) ayooo ramaikan dan dapatkan gebyaran ilmu didalamnya

RESUME UPGRADING LOGIKA DASAR BERPIKIR

RESUME UPGRADING LOGIKA DASAR BERPIKIR

 

Pemateri                      : Wahyu Satrio Aulia

Tanggal Pelaksanaan   : 29 April 2016

Materi                          : Logika Dasar Berpikir

 

Manusia merupakan mahluk yang ingin tahu mengenai suatu kebenaran, oleh sebab itu manusia selalu mencari-cari hakekat kebenaran sebenarnya. Rasa ingin tahu yang di alami manausia dapat di umpamakan seperti jalan yang lurus dimana di jalan yang lurus tersebut terdapat dua pintu yang pertama adalah  pintu tahu dan pintu benar. Berbicara mengenai kebenaran terdapat istilah benar, salah, baik dan buruk dimana baik dan buruk lebih mengarah pada cara sedangkan benar dan salah lebih mengarah pada tujuan. Oleh sebab itu, manusia yang ingin mencari atau mencapai kebenaran harus melewati pintu tahu terlebih dahulu dan baru dapat mencapai pintu benar dan jalan yang lurus tersebut merupakan perumpamaan dari  logika. Logika sangat di perlukan karena dengan adanya logika akan memebantu supaya kita dapat berpikir secara runtut, sistematis dan teratur.

Sejarah logika berasal dari peradaban–peradaban yunani yang dulunya mempercayai dongeng-dongeng dan cerita takhayul akan tetapi pada abad 624 SM- 524 SM mulai bermunculan tokoh-tokoh yang mulai meninggalkan hal tersebut dan berpaling pada akal budi yang memecahkan rahasia alam semesta. Salah satunya adalah thales yang menyimpulkan bahwa air adalah ujung pangkal kehidupan dan manusia dan alam semesta berasal dari air walaupun itu mendapat bantahan dari tokoh-tokoh lain seperti descrates dan lain-lain. Menurut Aristoteles yang merupakan murid dari Thales mengemukakan bahwa logika merupakan logica scientia yang artinya berpikir secara lurus,tepat dan teratur. Manfaat yang dapat didapatkan dari mempelajari logika salah satunya adalah dapat berpikir secara objektif dan berlandaskan pada kebenaran.

Logika dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu logika kodratiah dan logika ilmiah. Logika kodratiah adalah logika yang spontan dan sudah ada dalam diri manusia sejak di lahirkan dan di pengaruhi oleh keinginan dan subjektifitas, sedangkan logika ilmiah adalah logika yang mengcover logika kodratiah dan logika ilmiah ini dapat memepertajam akal budi dan menolong akal budi berpikir lebih cepat. Istilah yang sering terdapat dalam logika seperti pernyataan dan proposisi. Pernyataan merupakan sesuatu yang mengandung sebuah berita yang belum tentu diketahui benar atau salah sedangkan proposisi merupakan perbandingan sesuatu yang dapat bernilai benar atau salah. Pembentukan sebuah kesimpulan dapat menggunakan silogisme dimana silogisme dapat dibedakan menjadi dua yaitu silogisme kategoris dan silogisme hipotesis. Silogisme kategoris merupakan silogisme yang terdapat premis mayor dan premis minor dimana premis mayor (+) dan premis minor (-) akan menghasilkan kesimpulan yang negative pula sedangkan silogisme hipotesis adalah  yaitu silogisme yang yang mengandung pernyataan yang bersyarat akan suatu kejadian

Resume Upgrading Pendamping II

Halooo keluarga RSC, buat para pendamping cantik dan ganteng yang kemarin berhalangan hadir di upgrading pendamping RSC, berikut resumenya yaa, selamat membaca 🙂

RESUME UPGARADING PENDAMPINGAN 2
DOV, Teknik Sampling dan Statistik Deskriptif
Oleh: Ria Wijayaningsih dan Nelly Sulistyani Putri

Jenis penelitian deskriptif adalah menggambarkan lebih teliti ciri-ciri sesuatu, menentukan frekuensi terjadinya sesuatu, memberikan gambaran tentang suatu gejala, suatu masyatakat tertentu.

Populasi dan Sampel.
Populasi (universe): keseluruhan dari obyek yang dibatasi oleh kriteria tertentu misalnya mahasiswa FIA UB. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi (subset) yang karakteristiknya akan diselidiki, dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Pengambilan sampel sangat diperlukan karena Jumlah populasi sangat banyak sehingga membutuhkan biaya, waktu, dan tenaga yang sangat banyak pula, pengambilan sampel merupakan satu-satunya jalan yang harus dipilih (tidak mungkin untuk mempelajari seluruh populasi).

Teknik Sampling
Teknik Sampling dibagi menjadi dua yaitu probability sampling dan non probability sampling. Probability sampling meliputi simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling, dan cluster sampling. Non probability sampling meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling incidental, pruporsive sampling, sampling jenuh, dan snowbol sampling.

Menentukan Ukuran Sampel
Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung ukuran sampel adalah Cochran, cohen, machine, Maholtra.

Materi: Fokus dan Informan
Oleh : Muhammad Ikhwanus

Penentuan Fokus
Pembatasan masalah ialah usaha untuk menentukan batasan dari masalah penelitian yang akan diteliti.
Untuk menentukan focus penelitian terdapat tempat alternative yaitu menetapkan focus yang disarankan informan, menentukan focus berdasarkan domain-domain tertentu organizing domain, menetapkan focus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek, menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang ada.
Pemilihan Informan
Informan dalam penelitian adalah orang atau pelaku yang benar-benartahu dan menguasai masalah, serta terlibat lansung dengan masalah penelitian.
Pertimbangan dalam Menentukan Key Informan
1. Subyek telah cukup lama dan intensif menyatu dengan kegiatan yang menjadi informasi
2. Subyek masih terlibat secara penuh/ aktif pada lingkungan atau kegiatan yang menjadi perhatian peneliti
3. Subyek mempunyai cukup banyak waktu atau kesempatan untuk diwawancarai.
Prosedur pemilihan informan yang terpenting adalah bagaimana menentukan informan kunci (key informan) atau situasi social tertentu yang syarat informasi sesuai dengan focus peneltian

Reduksi Data
Reduksi data adalah proses analisis untuk memilih, memusatkan perhatian, meyederhanakan, mengabstraksikan serta mentransformasikan data yang muncul dari catatan-catatan lapangan.
Cara mereduksi yaitu memilih data yang dianggap penting membuat kategori data, dan mengelompokkan data dalam setiap kategori.
Penyajian data yaitu sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.
Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Kesimpulan awal yang dikemukan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya.
Proses untuk mendapatkan bukti-bukti inilah yang disebut sebagai verifikasi data
Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang kuat dalam arti konsisten dengan kondisi yang ditemukan saat peneliti kembali kelapangan maka kesimpulan yang diperoleh merupakan kesimpulan yang kredibel.
Uji keabsahan data (uji kredibilitas)
Dalam penelitian kualitatif temuan atau data dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, dan triangulasi.

Resume Upgrading Pendamping I

Hallooo keluarga RSC, buat para pendamping cantik dan ganteng yang kemarin ngga hadir di upgrading pendamping I, berikut resumenya yaa, selamat membaca 🙂

RESUME UPGRADING PENDAMPING 1
Logika Berpikir, Identifikasi Masalah dan Kerangka Berpikir
Oleh : Ahmad Rifqi Yusron A.

Penalaran adalah suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Penalaran ilmiah merupakan suatu kegiatan analisis yang menggunakan logika ilmiah. Logika adalah salah satu cara mendapatkan pengetahuan baru dengan menyimpulkan sesuatu. Cara penarikan kesimpulan dibagi menjadi dua yaitu logika induktif (penarikan yang dari sifatnya umum kekhusus) dan logika deduktif (penarikan dari sifatnya khusus ke umum).

Hubungan Antara Metode Penelitian dan Logika
Metode penelitian adalah cara tertentu yang bersifat induktif maupun deduktif dalam proses penarikan kesimpulan dari proses berpikir (logika) untuk menjaga supaya pengetahuan yang dihasilkan dari penelitian dapat dianggap Sahih (Valid).

Identifikasi masalah merupakan proses menganalisis suatu fenomena-fenomena yang ada di masyarakat. Masalah adalah suatu keadaan yang tidak berimbang antara harapan/keinginan dengankenyataan yang ada. Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka piker diperlukan agar mempermudah seseorang untuk memahami landasan penelitian itu sendiri, serta memperkuat validitas peneletian tersebut. Proses penyusunan kerangka piker adalah membaca buku dan hasil penelitian (HP), deskripsi teori dan hasil penelitian (HP), analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian, analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian, sintesa Kesimpulan, kerangka Berpikir, hipotesis.

Materi: Penulisan dan Proposal
Oleh: Khusnul Mufa’idah

Ragam bahasa dalam penulisan efektif dibagi menjadi tiga yaitu ilmiah, popular serta fiksi. Contoh penggunaan bahasa ilmiah/baku seperti yang terdapat dalam makalah, proposal, laporan, skripsi, tesis dan desertasi. Ragam bahasa populer, contoh penggunaannya terdapat pada tajuk rencana pikiran pembaca, ulasan, berita ringan, resensi dan opini. Ragam Bahasa fiksi contohnya seperti penggunaan Bahasa yang terdapat pada novel, cerpen, komik, drama, puisi dan dongeng.
Ciri-ciri ragam bahasa ilmiah adalah kaidah bahasa Indonesia yang digunakan harus benar sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia baku, ide yang diungkapkan harus benar sesuai dengan fakta dan dapat diterima akal sehat (logis), kata yang dimiliki memiliki makna sebenarnya (denotatif).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan efektif meliputi:
1. Ketepatan pilihan kata seperti kata denotative dan konotatif, kata bersinonim, kata umum dan khusus serta kata yang mengalami perubahan makna.
2. Kesesuaian pilihan kata baku dan tidak baku, kata ilmiah dan kata popular, kata percakapan/ungkapan using
3. Kalimat efektif, kalmia tefektif haruslah memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pada pendengar atau pembaca

Kutipan
Kutipan dibagi menjadi dua yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung dan tidak langsung dapat dibuat menjadi kutipan pendek maupun kutipan panjang.

Penulisan Proposal
Bagian yang terdapat pada proposal meliputi sampul, halaman judul, lembar pengesahan, ringkasan, kata pengantar, daftarisi, daftar table, daftar gambar, pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, penutup dan daftar pustaka. Ringkasan adalah menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk yang singkat. Penulisan daftar pustaka dalam proposal harus memperhatikan urutan nama pengarang, tahun, judul, kota dan penerbit.

Resume Upgrading “Inspirasi (Identifikasi Masalah, Kerangka Berpikir, Rekomendasi Metpen dan Gagasan Pada Penulisan)”

Selamat Malam RSC ^.^


Bagi teman-teman yang kemarin tidak mengikuti Upgrading Penalaran “INSPIRASI” Berikut resumenya.. .
Selamat Membaca

RESUME UPGRADING PENALARAN-INSPIRASI

Pemateri : Guardian Muhammad (2011)
Tanggal Pelaksanaan : 01 Mei 2015
Materi : Identifikasi Masalah, Kerangka Berpikir, Rekomendasi Metpen dan Gagasan pada Penulisan

Masalah ada karena ada manusia
Aku berpikir maka aku ada

Masalah adalah ketidaksesuaian antara kenyataan dengan yang diharapkan. Sebelum masuk ke identifikasi masalah harus ada instumen masalah. Cara untuk mengidentifikasi masalah adalah melalui 5W + 1H. Cara mengolah identifikasi masalah adalah membuat kausalitas lalu korelasi sebab akibat.

Kerangka berpikir terdiri dari TEN (Teori, Empiris, dan Normatif). Salah satu unsur yang harus terdapat dalam kerangka berpikir adalah Logis. Teori hampir sama dengan konsep, teori merupakan kumpulan pemikiran para ahli, sedangkan konsep merupakan kumpulan pemikiran para ahli yang sudah diakui. Empiris adalah realita, data yang masih berkorelasi. Normatif yaitu implementasi dari teori dan dasar pemikiran dalam bentuk peraturan perundang-undangan. Kerangka berpikir didasari dengan wawasan dan pengetahuan serta kemampuan bernalar.
(Mulailah dengan “Kenapa?” akhiri dengan “oh…”, maka kamu mengerti, kemudian renungkan bahwa bila dia/mereka bisa, begitu juga anda!)

Metode penelitian versi Fakultas Ilmu Administrasi UB, terdiri dari:
Kuantitatif : Jenis Penelitian, lokasi penelitian, variabel dan pengukuran, populasi dan
sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis.
Kualitatif : Jenis penelitian, fokus penelitian, lokasi dan situs penelitian, sumber data,
pengumpulan data, instrumen penelitian, metode analisis.

(Sumber data : observasi, informan, responden, dan dokumen
Jenis data : data primer dan data sekunder)

Gagasan terdiri dari pemikiran, ide, khyalan, dan solusi. Gagasan merupakan hasil pemikiran yang bersifat solutif. Gagasan diawali dengan melihat akar masalah agar solutif, mendapatkan sense, dan diperlukan bekal akan wawasan dan pengetahuan serta kemampuan bernalar. Langkah kedua adalah Evaluasi gagasan terdahulu merupakan langkah selanjutnya, yaitu untuk melengkapi atau menutupi kekurangan gagasan terdahulu agar tidak menyimpang dan tidak dianggap plagiat karena dianggap paling orisinal. Selanjutnya imajinasi yang bertujuan agar berpikiran out of the box, cara mengembangkan imajinasi contohnya berdiskusi dan sering membaca. Dan langkah terakhir adalah create your own idea

Kunci dari mengetahui akar masalah yaitu sense dari penulis/peneliti.
Sense dari penulis/peneliti dibangun dari wawasan, pengetahuan dan kemampuan bernalar.

Semoga Bermanfaat ^.^

Resume Upgrading Penalaran

Hai RSC 🙂
Bagi yg kemaren gak ikut Upgrading Penalaran, Berikut merupakan resumenya.. .
Selamat Membaca

RESUME UPGRADING PENALARAN-LOGIKA BERPIKIR

Pemateri : Zein Ihya Ulumuddin (2011)
Tanggal Pelaksanaan : 22 April 2015

Logika merupakan cabang dari filsafat, kaidah filsafat dan keilmiahan adalah benar.
Bernalar sudah tentu berpikir, berpikir belum tentu bernalar.
Kesesatan berpikir berbicara dipanggung akademis.

Benar merupakan kesesuaian dengan kenyataan atau tidak bertentangan antara pikiran dan realita. Kesesuaian ini berawal logika yang membicarakan masalah berpikir tepat, yaitu mengikuti kaidah-kaidah berpikir yang logis. Ilmu atau kaidah yang digunakan dalam rangka berpikir lurus guna mencari alasan, penjelasan, dan jawaban atas sebuah permasalahan untuk membedakan yang benar dan yang salah. Ilmu berbeda dengan pengetahuan. Pengetahuan merupakan kumpulan informasi sedangkan potongan-potongan informasi yang terangkai secara sistematis juga dapat diartikan sebagai penjelasan-penjelasan dari pengetahuan disebut ilmu. Sumber dari ilmu pengetahuan yaitu empirisme, rasionalisme, kebenaran ilmiah, intuitif, dan kebenaran religius.

1. Empirisme (dapat diinderakan) merupakan suatu keadaaan yang bergantung bukti atau konsekuensi yang teramati oleh indera, contoh: api itu panas, es itu dingin.
2. Rasionalisme (pengetahuan dari penalaran diri sendiri) adalah manusia mengetahui yang sedang dipikirkan dan mengetahui bahwa akal mempunyai kemampuan untuk mengungkapkan kebenaran dengan diri sendiri.
3. Kebenaran ilmiah adalah kebenaran yang muncul dari hasil penelitian ilmiah dengan melalui prosedur baku berupa tahap-tahapan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah yang berupa metodologi ilmiah yang sesuai dengan sifat dasar ilmu.
4. Intuitif merupakan suatu sarana untuk mengetahui secara langsung dan seketika. Unsur utama bagi pengetahuan adalah kemungkinan adanya sesuatu bentuk penghayaan langsung.
5. Kebenaran religius merupakan kebenaran yang bersumber dari Tuhan. Kebenaran yang tercantum didalam kitab suci.
Kesesatan berpikir logis (Fallacies)
Logical Fallacy atau sesat pikir logis adalah suatu komponen dalam argumen, muncul dalam statement klaim yang mengacaukan.

1. Fallacy of Dramatic Instance (Over Generalisation)
Kecenderungan untuk melakukan analisa masalah sosial dengan penggunaan satu atau dua kasus untuk mendukung argumen yang bersifat general atau umum.
Contoh: Amrozi dan Nurdin adalah teroris, disimpulkan bahwa semua yang beragama Islam adalah teroris.
2. Argumentum ad Hominem (Personal Attack)
Argumentasi yang diajukan tidak tertuju pada persoalan yang sesungguhnya, tetapi terarah kepada pribadi yang menjadi lawan bicara.
Contoh: Tidak mau berdiskusi karena perbedaan jabatan atau usia, bukan melihat dari kebenarannya.
3. Argumentum ad Verecundiam
Kesalahan berpikir akibat argumen dengan menggunakan argumen yang bersifat otoritas meskipun otoritas itu tidak relevan.
Contoh: Kebijakan Jokowi terkait kenaikkan BBM bertentangan dengan UUD ’45 pasal 33 sebenarnya yang bertentangan bukan Jokowi dengan UUD 45 pasal 33 namun pemikiran Jokowi dengan pemikiran kita terkait UUD 45 pasal berbeda, perlu distrukturkan kembali kenapa pemikirannya berbeda.
4. Argumentum ad Auctoritatis
Nilai penalaran ditentukan oleh keahlian atau kewibawaan orang yang mengemukakannya. Jadi suatu gagasan diterima sebagai gagasan yang benar hanya karena gagasan tersebut dikemukakan oleh seorang yang sudah terkenal karena keahliannya
Contoh:
Kesesatan Non Causa Pro Causa
Kesesatan karena penarikan penyimpulan sebab-akibat dari apa yang terjadi sebelumnya adalah penyebab sesungguhnya suatu kejadian brdasarkan dua peristiwa yang terjadi secara berurutan.

1. Argumentum ad Barculum
Argumen yang salah karena intimidasi, argumennya yang logis namun intimidasinya salah
2. Argumentum ad Ignorantiam
Menghakimi sesuatu yang tidak ada, belum ditemukan atau tidak mengetahui apapun juga mengenai sesuatu itu.
Menstrukturkan kembali konteks logis sesuai dengan ebenaran empiris, rasionalitas, ilmiah, intiutif dan religius dalam penulisan agar tidak terjadi kesesatan pikir untuk mencapai kebenaran yakni kesesuaian antara realitas dengan yang seharusnya.

Terima Kasih
Semoga Bermanfaat ^.^

Logika Berpikir

Hai RSC’ers kali ini admin akan share materi pengantar Upgrading Penalaran mengenai “Logika Dasar Berpikir” silahkan download dan pelajari yaaa ^.^

Logika secara umum merupakan kemampuan kita untuk berpikir atas masalah-masalah yang ada disekitar kita, serta meneliti asas-asas dan hukum yang mengatur arah pikiran kita kearah yang lebih benar. Dorongan inilah yang kemudian memunculkan ilmu yang disebut logika. Dalam suatu penulisan itu biasanya logika itu membuat kalimat-kalimat menjadi benar dan selesai. Jika kita meneliti dengan seksama dan sistematis berbagai pemikiran dan penalaran yang kita dengar, kita baca dan kita ungkapkan. Banyak penalaran yang tidak ‘nyambung” apbila kita dengar dan kita ucapkan. Mengapa demikian? karena di dalam berpikir kita rupanya dituntut kesanggupan dan kecermatan untuk melihat hubungan-hubungan, kesalahan-kesalahan tindak yang relevan, terhadap prasangka-prasangka, terhadap perasaan pribadi , sentiment golongan dan sebagainya, yang semuanya acapkali mengaburkan jalan pikiran kita sebagai manusia. Manusia berpikir itu untuk tahu. Kalau ia berpikir tidak semestinya mungkin ia tidak mencapai pengetahuan yang benar. Misalnya kalau orang tahu tentang sebuah rumah (sesuatu), mungkin ia tahu juga, bahwa rumah itu besar dan kecil maka besar dan kecil itu diakui hubungannya dengan rumah itu. Manusia mengakui, tidak membuat hubungan itu ada kemungkinan, bahwa ia mengakui hubungan yang tidak ada, maka kelirulah ia. Pengakuan sesuatu terhadap sesuatu merupakan dasar pengetahuan.
Logika secara etimologis berasal dari bahasa yunani dari kata “logike” yang berhubungan dengan kata “logos” yang berarti ucapan, atau pikiran yang diucapkan secara lengkap. Logika berbagai studi secara sederhana dapat kita batasi sebagai suatu kajian tentang bagaimana seseorang mampu berpikir lulus. Logika sebagaimana dikemukakan Irving M.copi menyatakan “ Logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran indah.” System Thinking merupakan alat untuk mendiagnosa isu-isu, memahami dinamika sosial dan sebab akibat. Yang merupakan metode baru yang menggabungkan metode kualitatif (Miles & Huberman) dan kuantitatif (regresi) sebagai salah satu alat yang digunakan untuk membedah suatu masalah. Belajar logika adalah adalah belajar metode dan prinsip menilai penalaran atau argument, baik penalaran dari diri sendiri maupun orang lain. Dengan belajar logika kita dituntut untuk berpikir kritis, tidak menerima pendapat orang lain begitu saja, mampu melihat kondisi sosial yang sedang terjadi di sekitar dan mampu memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi. Oleh sebab itu, belajar logika bagi anggota RSC merupakan bekal yang sebaiknya harus dimiliki, terlebih dalam melakukan penelitian ataupun membuat karya ilmiah.
Besok Rabu, 22 April 2015 pukul 18.00 WIB di RSC akan diadakan Upgrading Penalaran mengenai “Logika Dasar Berpikir” oleh pemateri Mas Zein’ 11.
Datang ya teman-teman.. . Makasih ^.^

Upgrading Anggota RSC (17 Mei 2014)

Materi              : Kerangka Berfikir dan Analisis Masalah

Penyaji             : Maya Aprilia Wijayanti

Preview            :

 

KERANGKA BERFIKIR DAN ANALISIS MASALAH

Kerangka berfikir jika dianalogikan dengan manusia maka akan ada pemahaman pada hal itu. Seperti namanya kerangka, pada manusia menjadi penopang berkilo-kilo daging dan banyak organ pada tubuh kita agar tetap kokoh, agar bisa berdiri, berlari, beribadah, dan juga bisa main ke RSC. Begitu juga pada sebuah tulisan, kerangka tersebut akan menjadi penopang sebuah karya tulis (ilmiah dan non ilmiah) agar “kokoh” dan pembahasan kita tetap terarah sesuai dengan pemikiran awal kita. Setelah adanya kerangka berfikir, kita perlu menganalisisnya untuk dapat menentukan pendekatan penelitian (jika dalam penelitian) yang akan digunakan, kemudian membuat rumusan masalahnya. Jika sudah sampai pada rumusan masalah, capcus untuk nulis BAB I sampai bab terakhir.

 

Resume            :

KERANGKA BERFIKIR DAN ANALISIS MASALAH

Pada kesempatan kali ini kita akan mereview kembali materi tentang Kerangka Berpikir dan Analisis Masalah yang telah disampaikan oleh Pemateri kita, yaitu: Kak Maya Aprilia Wijayanti pada acara Upgrading Anggota RSC tanggal 17 Mei 2014. Seperti yang telah disampaikan oleh Pemateri, Kerangka Berpikir & Analisis Masalah merupakan rangkaian proses yang sangat penting dalam suatu proses penelitian. Kerangka Berpikir sendiri itu terdiri dari; Identifikasi Masalah, Pelingkup (Scoping), dan Perumusan Masalah. Pengertian dari Identifikasi Masalah adalah suatu proses penting dalam mencari isu atau hal yang akan diteliti. Pelingkup (Scoping) adalah suatu proses memilih isu yang akan dijadikan objek penelitian. Sedangkan Perumusan Masalah adalah menyatakan dugaan atau prakiraan Anda tentang faktor penyebab kenapa masalah itu muncul atau ada. Berikut adalah tahap-tahap membuat suatu Kerangka Berpikir:

  1. Identifikasi Masalah
  2. Pelingkupan (Scoping)
  3. Perumusan Masalah
  4. Tujuan Penelitian
  5. Hipotesis Penelitian
  6. Simpulan Penelitian
  7. Saran

Sebuah masalah akan mudah dianalisis dengan cara memvisualisasikan masalah tersebut dengan Alat Analisis, yaitu Analisis Pohon Masalah. Analisis Pohon Masalah ini adalah salah satu langkah pemecahan masalah dengan mencari hubungan antara sebab dan akibat. Alat analisis ini sangat membantu dalam mengilustrasikan hubungan antara masalah, penyebab, dan akibat dari suatu masalah. Tidak hanya itu, Metode Five Whys juga merupakan salah satu cara untuk menggali penyebab suatu persoalan