Alat Analisis Kulitatif (Pemeteri : Nafiqoh, 2010)

Alat Analisis Kulitatif

(Pemeteri : Nafiqoh, 2010)

Pada dasarnya menggunakan teknik analisis data yang sering digunakan yaitu model Miles dan Huberman (analisis interaktif). Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display dan conclution drawing/verification. Adapun tahap analisis data yang digunakan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Data collection
Data display
Conclusions: drawing/verifying
Data reduction

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 1.  Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model)

Sumber: Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2011: 247.

  1. Reduksi data, data dilapangan dituangkan dalam uraian atau laporan yang lengkap dan terinci. Laporan lapangan akan direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting kemudian dicari pola dan temanya.
  2. Penyajian data, memudahkan peneliti melihat gambran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu bagi peneliti. Oleh karena itu dalam penelitian ini menyajikan data dalam bentuk uraian naratif.
  3. Menarik kesimpulan atau verifikasi, Peneliti berusaha untuk menggambarkan dari data yang dikumpulkan yang dituangkan dalam kesimpulan yang masih bersifat tentatif. Akan tetapi dengan bertambahnya data melalui proses verifikasi secara terus-menerus akan ditarik kesimpulan.

Namun sebenarnya banyak sekali alat analisis kualitatif, salah satu contohnya yaitu alat analisi dari Martin Denscombe yang digunakan dalam skripsi mbk Nafiq. Alat analisis ini terdiri dari 5 tahan, yaitu :

  1. Penyiapan Data

Penyiapan data dalam model Denscombe sama dengan pengumpulan data pada Miles dan Huberman, yang membedakan adalah pada model Denscombe catatan lapangan atau wawancara, rekaman ataupun foto, dan gambar juga dianalisis.

  1. Memahimi data

Memahami data dalam dalam model Denscombe sama dengan reduksi data pada Miles dan Huberman.

  1. Interprestasi Data

Pembeda model Denscombe dengan Miles dan Huberman terletak pada interprestasi data, dimana pada model Dencombe interprestasi data memerlukan pengodean, kategorisasi, dan pengembangan konsep. Apabila digambarkan sebagai berikut:

 

Gambar 2.  Interprestasi Data Denscombe

Sumber : Olahan Penulis, 2014

  1. Verifikasi Data
  2. Menyajikan Data berdasarkan Fokus

STATISTIK DESKRIPTIF (Pematri: Bildiosata Sapar, 2011)

STATISTIK DESKRIPTIF

(Pematri: Bildiosata Sapar, 2011)

Analisis data merupakan salah satu proses penelitian yang dilakukan setelah semua data yang diperlukan guna memecahkan permasalahan yang diteliti sudah diperoleh secara lengkap. Ketajaman dan ketepatan dalam penggunaan alat analisis sangat menentukan keakuratan pengambilan kesimpulan, karena itu kegiatan analisis data merupakan kegiatan yang tidak dapat diabaikan begitu saja dalam proses penelitian.

Teknik analisis menjadi dua bagian yaitu teknik analisis kuantitatif dan teknik analisis kualitatif. Dasar dari analisis kuantitatif yaitu statistik. Statistic adalah nilai-nilai ukuran data yang mudah dimengerti sedangkan statistika yaitu ilmu yang berkaitan dengan cara mengumpulkan, pengelolaan, analisis dan penarikan kesimpulan.

Jenis-jenis analisis Statistik meliputi :

– Statistik Deskriptif : metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian data

-Statistik Infrensial : metode yang berkaitan dengan analisis sampel yang penarikan kesimpulannya tentang karakteristik populasi.

Pada analisis statistic deskriptif, satistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis ini hanya berupa akumulasi data dasar dalam bentuk deskripsi semata dalam arti tidak mencari atau menerangkan saling hubungan, menguji hipotesis, membuat ramalan atau melakukan penarikan kesimpulan pada populasi yang lebih besar. Analisis statistic diaplikasikan biasanya ketika digunakan pada penelitian yang menganalisa unvariet (analisa yang mempelajari kasus-kasus dengan variabel tunggal) seperti persepsi masyarakat terhadap kenaikan BBM, mengetahui sikap guru terhadap pemberlakuan UU guru dan dosen, dan mengetahui minat mahasiswa terhadap profesi guru.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam teknik statistic deskriptif yaitu :

  1. Penyajian data dalam bentuk tabel atau distribusi frekuensi dan tabulasi silang (crosstab)
  2. Penghitungan tendensi sentral (mean, median, modus)
  3. Penghitungan ukuran penyebaran atau variabelitas (range, rata-rata simpangan, simpangan baku (standar deviasi), ragam (varians), penghitungan ukuran letak (kuartil, persenti;, dan interval)
  4. Ukuran lainnya (ukuran baku, skewness, dan kurtosis)
  5. Skala data (nominal, ordinal, rasio dan interval)
  6. Penyajian data dalam bentuk visual seperti histogram, polygon, ogive, diagram batang, diagram lingkaran, diagram pastel, dan diagram lambang.

Ukuran data dalam statistic deskriptif :

  1. Nominal : paling sederhana, tidak mempunyai arti hitung, hanya mengkategorikan objek atau individu ke dalam data kualitatif, yang penting adalah kriteria untuk membedakan kategorinya dan angka diolah dengan cara melaporkan jumlah hasil pengamatan setiap kategori.
  2. Ordinal : merujuk pada posisi relative individu atau objek. Memiliki kategori yang diurutkan posisinya berdasarkan kriteria tertentu, mempunyai makna lebih besar dari jarak antara urutan 1 dengan 2 tidak bermakna sama dengan jarak 2 dan 3. Rangking tidak mempunyai interval yang tetap/sama.
  3. Interval : skala yang mempunyai jarak yang sama dari suatu titik awal yang tetap. Hubungan, urutan dan jarak antara angka-angka dalam skala interval mengandung arti tersendiri. Misal, perbedaan skor siswa antara 80 dengan 90 mempunyai makna sama dengan perbedaan skor antara 30 dengan 40.
  4. Rasio : tertinggi sebab mempunyai nilai nol sejati dan mempunyai interval yang sama. Contohnya pengukuran dengan alat ukur baku. Semua prosedur dan analisis matematika dan statistika dapat digunakan untuk pengolahan data rasio.

Distribusi frekuensi merupakan susunan data menurut dasar atau kategori tertentu dalam suatu daftar yang disusun sistematis. Data yang diperoleh dari suatu penelitian biasanya masih berupa data mentah yang acak dan sulit dibaca. Distribusi yang paling sederhana adalah dengan menentukan nilai-nilai yang ingin dicari dari variable yang dipelajari dan jumlah sampel yang memiliki nilai tersebut. Contohnya dalam menghitung distribusi jenis kelamin subjek-seubjek dalam satu penelitian berarti kita menghitung persentase subjek yang laki-laki dan subjek yang perempuan. Ada beberapa jenis distribusi frekuensi yaitu distribusi frekuensi secara tidak berkelompok, distribusi rank order, distribusi frekuensi secara berkelompok dan grafik distribusi.

Pada perhutungan ukuran tendensi sentral (data tidak dikelompokkan), rata-rata gabungan (mean) adalah cara yang tepat untuk menggunakan rata-rata hitung dari beberapa sampel. Sedangkan median mencari nilai tengah dari data yang sudah diurut yang akan membagi data dalam dua bagian. 50% data berada dibawah median dan 50% data berada diatas median. Dan modus merupakan nilai yang paling sering muncul dalam gugusan data. Pada perhitungan dispense, range merupakan ukuran disperse yang merupakan selisih nilai maksimum dan minimum. Pada perhitungan ukuran letak data, perhitungan kuartil, desil dan presentil dilihat dari pembagian distribusi suatu data, untuk kuartil dibagi menjadi 4 bagian, desil 10 bagian dan presentil menjadi 100 bagian

Urutan analisis statistic deskriptif :

  1. Melakukan tabulasi data dengan tabel distribusi frekuensi, sesuai skala data yang ada ordinal, nominal, rasio dan interval
  2. Jika mengubah data tunggal ke data kelompok gunakan perhitungan interval
  3. Melakukan perhitungan tendensi sentral, disperse, dan ukuran letak data
  4. Melanjutkan perhitungan ukuran lain
  5. Memuat penyajian data dalam bentuk visual seperti histogram, polygon, ogive, diagram batang dan lainnya serta deskripsinya.

Miles and Huberman (Pemateri: Nur Azizah F, 2010)

Miles and Huberman

(Pemateri: Nur Azizah F, 2010)

Di dalam penelitian kualitatif, teknik analisis data yang dapat digunakan salah satunya adalah model Analisis Miles snd Huberman. Secara umum Miles dan Huberrman pembuatan gambaran seperti pada gambar berikut. Dan beranggapan bahwa analisis terdiri dan tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/ verifikasi.

  1. Reduksi Data, Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari càtatan-catatan tertulis di lapangan.
  2. Penyajian Data. Miles dan Huberman membatasi suatu “penyajian” sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
  3. Menarik Kesimpulan/ Verifikasi, Kegiatan analisis ketiga yang penting adalah menarik kesimpulan dan verifikasi. Dari permulaan pengumpulan data, seorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan. penjelasan, konfigurasi-koritigurasi yang mungkin, alur sebab- akibat, dan proposisi, hingga dapat ditarik kesimpulan final.

REGRESI (Pemateri: Trisnawari, S.Sos, M.AP)

REGRESI

(Pemateri: Trisnawari, S.Sos, M.AP)

Analisis Regresi merupakan salah satu analisis yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap veriabel lain. Dalam analisis regresi yang mempengaruhi disebut variabel independent (variabel bebas) dan variabel yang dipengaruhi disebut dependent variabel (variabel terikat). Jika dalam persamaan regresi hanya terdapat satu variabel terikatmaka disebut sebagai regresi sederhana. Sedangkan jika variabel bebasnya lebih dari satu maka disebut sebagai persamaan regresi berganda. Analisis korelasi merupakan suatu analisis untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan tersebut yang dapat dibagi menjadi tiga kriteria yaitu mempunyai hubungan positif, mempunyai hubungan negative dan tidak mempunyai hubungan. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam analisis regresi sederhana, pengaruh satu variabel bebas dapat dibuat persamaan sebagai berikut :

X

Y = a + bx

Keterangan :    Y = variabel terikat (dependent variabel)

X = variabel bebas (independent variabel)

A = konstanta

B = koefisien regresi

Analisis korelasi r digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya derajat hubungan antar variabel yang diteliti atau keeratan antar variabel. Tinggi rendahnya derajat keeratan tersebut dapat dilihat dari koefisien korelasinya. Koefisien korelasi yang mendekati angka +1 berarti terjadi hubungan positif yang erat, apabila mendekati angka -1 terjadi hubungan negative yang erat. Sedangkan jika koefisien korelasi nol maka hubungan kedua variabel adalah lemah. Dengan demikian nilai koefisien korelasi r dapat digunakan rumus r=(n∑xy- ∑x.∑y)/(√ { n∑x^2-(“Σ” x)^2 }{n∑y^2-(∑y)^2 } )

TEKNIK SAMPLING dan DOV (Pemateri: Yohan Irawan, 2010)

TEKNIK SAMPLING dan DOV

(Pemateri: Yohan Irawan, 2010)

  1. Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti.
  2. Populasi sasaran adalah keseluruhan individu dalam area/wilayah/lokasi/kurun waktu yang sesuai dengan tujuan penelitian
  3. Populasi sampel adalah keseluruhan individu yang akan menjadi satuan analisis dalam populasi yang layak dan sesuai untuk dijadikan sampel penelitian
  4. Kerangka Sampel adalah seluruh daftar individu atau unit yang menjadi satuan analisis pada populasi dan akan diambil sampelnya
  5. Sampel adalah bagian anggota populasi yang dipilih melalui prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasi.

 

Contoh :

D
C
B
A

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keterangan:

A : Kota Malang ( populasi )

B : Pengusaha ( populasi sasaran )

C :Berkaitan dengan surat ijin, produk yang dihasilkan ( kerangka sampel )

D : Pengusaha rokok ( sampel )

Sampling merupakan hal yang penting karena dengan sampling kita dapat mengetahui data yang akurat. Dan sampling  dapat digunakan ketika :

  1. Ketidakmungkinan mengamati seluruh anggota populasi
  2. Pengamatan seluruh populasi dapat bersifat merusak
  3. Menghemat waktu, biaya, dan tenaga
  4. Mampu memberikan informasi yang lebih menyeluruh dan dalam.

Ada 7 sumber kesalahan dalam sampling antara lain :

  1. Variasi acak
  2. Kesalahan spesifikasi
  3. Kesalahan penentuan responden
  4. Kesalahan karena ketidaklengkapan cakupan daftar unsur populasi (kerangka populasi)
  5. Kesalahan karena ketidaklengkapan respon
  6. Kesalahan penarikan sampel
  7. Kesalahan pengukuran

Teknik sampling di bagi menjadi 2 yaitu probabilitas  ( semua bisa menjadi sampel ) dan non probabilitas.

  1. Probabilitas
  2. Acak sederhana
  • Sampel diambil secara acak tanpa memperhatikan strata
  • Populasi harus homogen
  1. Acak berstrata sederhana
  • Berstrata proporsional
  • Jika populasi tidak homogeny dan berstrata dengan jumlah yang proporsional
  • Berstrata disproporsional
  • Jika populasi tidak homogeny dan berstrata tetapi jumlahnya tidak proporsional.
  1. Cluster / area sampling
  • Untuk menentukan sampel pada objek penelitian yang sangat luas
  • Sampling dilakukan secara berstrata dari tiap area
  1. Non Probabilitas
  2. Sampling sistematis
  • Berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut
  • Populasi harus homogen
  1. Sampling quota
  • Digunakan untuk data berkaitan dengan demografi
  • Dilakukan dengan 2 tahap yaitu menentukan kategori kontrol dan menentukan proporsisi masing-masing kategori
  1. Judgment /purposive
  • Sampel berdasarkan criteria yang telah ditentukan oleh peneliti
  1. Insidental
  • Berdasarkan kebetulan, siapa saja yang ditemui oleh responden di situs penelitian
  • Populasi harus homogeny
  1. Sampel jenuh
  • Digunakan jika populasi relative kecil
  • Jika peneliti ingin membuat generalisasi dengan taraf kesalahan sangat kecil
  1. Snowball sampling
  • Dilakukan secara berantai, dimulai dari ukuran sampel terkecil dan terus bertambah hingga data jenuh
  • Bisa digunakan pada penelitian kualitaitif

Untuk menentukan ukuran sampel dapat dilakukan deengan cara :

  1. Bisa menggunakan rumus Isaac dan Michael
  2. Jumlah sampel berdasarkan taraf kesalahan yang dikehendaki peneliti
  3. Bisa menggunakan rumus Solvin
  4. Jika populasi tidak diketahui dan bila sampel terbagi menjadi beberapa kelompok, maka jumlah sampel tiap kategori minimal 30.

Upgrading Anggota RSC (17 Mei 2014)

Materi              : Kerangka Berfikir dan Analisis Masalah

Penyaji             : Maya Aprilia Wijayanti

Preview            :

 

KERANGKA BERFIKIR DAN ANALISIS MASALAH

Kerangka berfikir jika dianalogikan dengan manusia maka akan ada pemahaman pada hal itu. Seperti namanya kerangka, pada manusia menjadi penopang berkilo-kilo daging dan banyak organ pada tubuh kita agar tetap kokoh, agar bisa berdiri, berlari, beribadah, dan juga bisa main ke RSC. Begitu juga pada sebuah tulisan, kerangka tersebut akan menjadi penopang sebuah karya tulis (ilmiah dan non ilmiah) agar “kokoh” dan pembahasan kita tetap terarah sesuai dengan pemikiran awal kita. Setelah adanya kerangka berfikir, kita perlu menganalisisnya untuk dapat menentukan pendekatan penelitian (jika dalam penelitian) yang akan digunakan, kemudian membuat rumusan masalahnya. Jika sudah sampai pada rumusan masalah, capcus untuk nulis BAB I sampai bab terakhir.

 

Resume            :

KERANGKA BERFIKIR DAN ANALISIS MASALAH

Pada kesempatan kali ini kita akan mereview kembali materi tentang Kerangka Berpikir dan Analisis Masalah yang telah disampaikan oleh Pemateri kita, yaitu: Kak Maya Aprilia Wijayanti pada acara Upgrading Anggota RSC tanggal 17 Mei 2014. Seperti yang telah disampaikan oleh Pemateri, Kerangka Berpikir & Analisis Masalah merupakan rangkaian proses yang sangat penting dalam suatu proses penelitian. Kerangka Berpikir sendiri itu terdiri dari; Identifikasi Masalah, Pelingkup (Scoping), dan Perumusan Masalah. Pengertian dari Identifikasi Masalah adalah suatu proses penting dalam mencari isu atau hal yang akan diteliti. Pelingkup (Scoping) adalah suatu proses memilih isu yang akan dijadikan objek penelitian. Sedangkan Perumusan Masalah adalah menyatakan dugaan atau prakiraan Anda tentang faktor penyebab kenapa masalah itu muncul atau ada. Berikut adalah tahap-tahap membuat suatu Kerangka Berpikir:

  1. Identifikasi Masalah
  2. Pelingkupan (Scoping)
  3. Perumusan Masalah
  4. Tujuan Penelitian
  5. Hipotesis Penelitian
  6. Simpulan Penelitian
  7. Saran

Sebuah masalah akan mudah dianalisis dengan cara memvisualisasikan masalah tersebut dengan Alat Analisis, yaitu Analisis Pohon Masalah. Analisis Pohon Masalah ini adalah salah satu langkah pemecahan masalah dengan mencari hubungan antara sebab dan akibat. Alat analisis ini sangat membantu dalam mengilustrasikan hubungan antara masalah, penyebab, dan akibat dari suatu masalah. Tidak hanya itu, Metode Five Whys juga merupakan salah satu cara untuk menggali penyebab suatu persoalan

Review Pemfasilitasan Diskusi (23 Desember 2014)

Tema               : Koperasi

Penyaji                        : Ria Esana & Lucia Yuliawati

Pengantar      :

Saat ini banyak orang yang sudah tidak begitu mengerti apa itu koperasi dan bagaimana koperasi yg sesungguhnya. Banyak kelompok yang mendirikan unit usaha bersama yg mereka sebut sebagai koperasi. Tapi dalam kenyataannya kegiatan yang dilakukan belum berdasarkan prinsip-prinsip koperasi yang sesungguhnya. Banyak koperasi yang diselewengkan atas nama pribadi yang berusaha mencari keuntungan pribadi sehingga merusak nama koperasi. Hal ini yang menyebabkan jumlah koperasi menurun.

Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama.  Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.

Di Indonesia sendiri telah dibuat UU no. 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian. Prinsip koperasi menurut UU no. 25 tahun 1992 adalah:

  • Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
  • Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
  • Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing-masing anggota
  • Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
  • Kemandirian
  • Pendidikan perkoperasian
  • Kerjasama antar koperasi

Ingin tahu lebih lengkapnya, Ikuti Diskusi RSC tentang “Koperasi” dgn penyaji Lucia Dwi’ 13 dan Ria Esana’ 13 malam ini Selasa, 23 Desember 2014 pukul 19.00 WIB.

Datang ya teman-teman.. .Makasih ^_^

Mendemokrasikan perekonomian merupakan salah satu tujuan dari koperasi.

 

Review Pemfasilitasan Diskusi (22 Desember 2014)

Tema               : Komparasi Sistem Ekonomi Tim sepakbola

Penyaji                        : M. Nazil & Anggiar Rizky Farmazeta

Pengantar      :

Hai RSC’ers zaman sekarang ini sepak bola bukan hanya sekadar sebagai olahraga, namuntelh berkembang menjadi sebuah industri besar yang bisa mempengaruhi ekonomi dunia. Ingin tau lebih lengakpnya, ikuti diskuusi RSC malam ini pukul 18.30 WIB tentang “ komparasi Sistem Ekonomi Tim Sepakbola” Datang ya teamn – teman… makasih

 

Resume           :

Sepak pada awalnya hanya sebuah permainan, tapi sekarang sudah menjadi industri besar dan berpusat di Eropa. Mengapa di Indonesia tidak tersentuh? 50 th yang lalu, sepak bola profesional hanya ada di Eropa. Klub2 di Eropa mulai dikelola secara profesional semenjak adanya sponsor dan penayangan di TV. Sepak bola di Indonesia masih sangat dekat dengan politik. Banyak lingkungan sepak bola yang dimasuki oleh kegiatan2 politik seperti menyokong dana. Tim2 indonesia belum sustainable, mereka hanya memikirkan timnya hanya dalam waktu setahun saja.

Di puncak manajeman gak beres, banyak korupsi, banyak kepentingan. Manfaat sepak bola di eropa (Jerman), dampak ekonomi berdmpak positif melalui penjualan pernak-pernik, segi sosial adanya akulturasi budaya, berbaurnya banyak budaya di dalam lapangan. Di Indonesia masih sangat fanatic, sering terjadi perkelahian karena fanatic. Inggris menjadi liga terbaik di dunia (dari aspek manajemen, lingkungan). Gaji di Indonesia pemain asing perbulan (50 juta), di Eropa sudah mencapai milyaran perminggu. Di Indonesia, fasilitas yang diberikan pemain masih kurang

Pisahkan antara ideology dan sistem ekonomi agar tidak menimbulkan monopoli terselubung. Persepak bolaan di Indonesia tidak dapat diindustrikan seperti di luar negeri. Di Jerman, mereka kuat tapi ada monopoli terselubung oleh bayer munchen, ketimpangan sangat tinggi antar klub. Di inggris liberal namun ada pemerataan, ketimpangannya tidak terlalu jauh antar klub

Menilai sistem ekonomi pada sepak bola tidak bisa mendalam, kita hanya bisa melihat kulit-kulitnya saja, belum ada transpaaransi keuangan kepada publik. Pengamaat bola juga kesulitan melihat sistem ekonomi liga-liga eropa secara mendalam. Kalau tidak ada revolusi fundamental pada PSSI, liga Indonesia tidak akan pernah berubah. Apakah Indonesia malu untuk belajar ke liga-liga asia lainnya atau memang tidak mauu..???

Ada beberapa quotes dari orang yang bergelut di bidang persepakbolaan, yakni menurut Alberkanus, “dalam hidup aku berutang segalanya pada sepak bola”.  Menurut Cakandipeci “sepak bola anugerah besar dari Tuhan dari manusia”

Jadi, kesimpulannya adalah sepak bola tidak hanya soal olahraga tapi di dalamnya terdapat nilai-nilai seperti kejujuran belajar mengenai sistem ekonominya. Sistem ekonomi yang masuk di tim sepak bola sudah masuk sistem ekonomi global. Contohnya seperti krisis persepakbolaan di Yunani.

Review Pemfasilitasan Diskusi (10 Desember 2014)

Tema               : Budaya Bangsa

Penyaji                        : Mas Sony, Mas Nasrun Faisal

Pengantar      :

Budaya merupakan suatu adat istiadat atau kebiasaan yang menjadikan ciri khas dari suatu daerah. Untuk istilah kebudayaan dapat diartikan culture (bahasa inggris) berasal dari kata corele (kata kerja bahasa latin). Cultivation atau kultivasi yang berarti pemeliharaan ternak, hasil bumi, dan upacara-upacara religius yang darinya diturunkan istilah kultus atau “cult”. Dalam bahasa Indonesia budaya berasal dari kata buddhaya (bahasa sansekerta), yaitu bentuk jamak dari kata budhi (budi atau akal). Kata budaya juga ditafsirkan merupakan perkembangan dari kata majemuk budi-daya yang berarti daya dari budi,yaitu berupa cipta, karsa dan rasa.
Contoh dari budaya adalah seperti bahasa, pakaian, makanan, dan lain-lain. Dari segi bahasa, Indonesia sudah mempunyai beragam ciri khas, itu menandakan bahwasanya Indonesia mempunyai budaya yang bermacam-macam dikarenakan setia provinsi, kabupaten atau kota atau bahkan desa terkecil pun memiliki budaya sendiri-sendiri. Dengan beragamnya budaya tersebut menandakan Indonesia kaya akan budaya yang perlu dilestarikan dan dijaga bersama untuk mewujudkan kemajuan.

Budaya bisa tumbuh dilingkungan kita,akan tetapi apakah budaya-budaya tersebut tiba-tiba muncul tanpa adanya sebab? Budaya layaknya pohon yang dapat tumbuh menjulang tinggi, akan tetapi pohon tidak tiba-tiba tumbuh begitu saja tanpa adanya sebab atau induk. Pohon tumbuh karena adanya akar, begitu juga dengan budaya. Budaya dapat tumbuh karena adanya akar yang juga dapatmenguatkan pondasi tumbuhnya budaya, sehingga di Indonesia saja budaya sangatlah bervariasi atau bermacam-macam karena setiap provinsi, kabupaten atau kota atau bahkan desa terpencil pun mempunyai budaya yang sudah melekat dan menjadi ciri khas daerah tersebut.
Oleh karena itu,masyarakat harus tau akar kebudayaan bangsanya sendiri,karena dengan adanya kebudayaan tersebut dapat memberikan ciri khas tersendiri dan yang paling penting adalah bahwa kebudayaan bangsa itu menjadi dasar terbentuknya ideologi bangsa.

Ingin tahu lebih lengkapnya, Ikuti Diskusi RSC tentang “Budaya Bangsa” Hari ini Rabu, 10 Desember 2014 pukul 18.00 WIB dgn penyaji Mas Sony ’07, Mas Nasrun ’07 & Faisal ’13. Datang ya teman-teman… Makasih

 

Resume           :

Oiiiii temen – temen RSC, kali ini saya akan membagikan resume diskusi dengan tema “Budaya Bangsa”. Cekidot

Budaya adala budhi yang berakar pada manusia itu sendiri, karena pusat kebenaran adalah otak kita sendiri. Sehingga mempelajari budaya sama dengan mempelajari diri sendiri. Budaya tidak hanya kesenian, namun perilaku dan bahasa sehhari – hari pun termasuk kedalam budaya, Indonesia sendiri merupakan negara dengan berbagai macam suku dengan membawa budayanya masing – masing, sehingga cukup sulit untuk menyamakan perlakuan antara satu adat dengan adat lainnya karena keberagaman budaya, namun budaya Indonesia senndiri sudah mulai terkikis dengan masuknya budaya asing yang lambat laun menggeser budaya negeri sendiri, banyak sekali budaya asing yang sangat bertentangan dengan kearifan lokal budaya kita, namun hal tersebut bukannya memperlambat masuknya buday asing, malah semakin mempercepat masuknya buday asing ke indonesia, sudah saatnya pemerintah masuk dan mempertegas dan menghalangi budaya asing yang tidak sesuai deengan kerifan lokal setempat agar kearifan lokal kita akan terus terjaga, LAWAN BUDAYA DENGAN BUDAYA.

Terimakasih semoga bermanfaat

Review Pemfasilitasan Diskusi (12 Nopember 2014)

Tema               : Demokrasi

Penyaji                        : Fida Azzuri & Wahyu Satrio Aulia

Pengantar      :

Hey temen2 RSC pada tau gak sih demokrasi itu apa?? Sejarahnya gimana?? Bagi yang belum tau, ini ada sedikit info mengenai Demokrasi. Cekidot 😀

Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu demos dan kratosDemos berarti rakyat dan kratos berarti pemerintah. Jika digabungkan kedua kata tersebut berarti kekuasaan rakyat atau pemerintah dari rakyat. Jadi, dapat  disimpulkan bahwa yang dimaksud demokrasi adalah suatu sistem pererintahan  yang berasal dari rakyat dan selalu mengikutsertakan rakyat dalam pemerintahan negara.

Negara yang pertama kali melaksanakan sistem demokrasi adalah Athena. Ia tepatnya berupa negara-kota yang terletak di Yunani. Proses pemerintahan di Athena itu dimulai oleh Kleistenes pada tahun 507 sebelum Masehi dengan perubahan konstitusi dan diselesaikan oleh Efialtes pada tahun 462-461 sebelum Masehi

Bangsa dan negeri Indonesia telah mengadopsi sistem demokrasi, meski harus diberi pula catatan-catatan tentang pengalaman ber-Demokrasi Terpimpin” pada masa Soekarno dan ber”Demokrasi Pancasila” pada masa Soeharto. Di era reformasi sekarang, Indonesia tetap mengadopsi sistem itu. Berdasarkan kedua pengalaman berdemokrasi di tanah air tersebut, era reformasi sekarang ini biasa dipandang sebagai era transisi menuju “demokrasi yang sesungguhnya”. Dalam masa yang singkat, Indonesia di era reformasi telah melaksanakan pemilu calon anggota legislatif, calon presiden dan wakilnya secara langsung, serta pilkada di berbagai daerah dan kota. Pada masa yang singkat pula, semangat pemekaran dan perubahan status wilayah tampak di beberapa kawasan di tanah air.

Namun, hingga hampir enam belas tahun perubahan politik pasca reformasi 1997-1998 di Indonesia, transisi menuju pemerintahan yang demokratis masih belum dapat menghasilkan sebuah pemerintahan yang profesional, efektif, efisien, dan kredibel. Demokrasi yang terbentuk sejauh ini hanya menghasilkan Demokrasi Kaum Penjahat, yang lebih menonjolkan kepentingan pribadi dan golongan ketimbang kepentingan rakyat sebagai pemilik kedaulatan.

 

Resume           :

Hai RSC’ers !!!

Ini ada resume Diskusi RSC tentang “Demokrasi”

Silahkan membaca J

Ketika membicarakan mengenai Demokrasi sebagian besar masyarakat Indonesia pasti berpikir bahwa Demokrasi identik dengan (Pemilu Umum) PEMILU.demokrasi berasal dari kata Demos yang berarti rakyat dan Kratos yang berarti aturan. Demokrasi merupakan sistem pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat yakni kedaulatan sepenuhnya ada ditangan rakyat dan adanya kesetaraan dalam berpendapat. Pengertian dari kedaulatan atau demokrasi yang sesungguhnya adalah hak untuk mengatur kehidupannya sendiri.

Di Indonesia kata “Demokrasi” mengalami penyempitan makna menjadi pemilu, voting, dsb. Demokrasi yang sesungguhnya adalah musyawarah yang mencapai mufakat sesuai dengan Dasar Negara Indonesia yakni Pancasila ayat 4, “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”.

Berdasarkan jumlah dan kesamaan pandangan & tujuan yang harusnya diaktualisasikan, apakah sudah terwakilkan hak rakyat dengan sistem demokrasi di Indonesia saat ini? dengan kondisi rakyat Indonesia yang memiliki keinginan hidup yang berbeda dan dengan jumlah yang ribuan. Yang masih menjadi pertanyaan saat ini adalah “Apa sebenarnya definisi rakyat?” dan “Apa sebenarnya yang dimandatkan/ diamanahkan/ dititipkan oleh rakyat kepada Pemerintahan & Pemimpin?

Demokrasi Indonesia saat ini tidak mendefinisikan rakyat secara jelas. Ujung dari Demokrasi adalah kewenangan atau kekuasaan yang bertujuan untuk kesejahteraan rakyat sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 alinea 4 dimana tingkat kesejahteraan diukur dengan uang. DEMOKRASI INDONESIA SAAT INI TIDAK MENJAMIN HANYA MERUPAKAN LEGITIMASI KEKUASAAN UNTUK MENGELOLA KEKAYAAN NEGARA ATAS NAMA SWASTA.

Selama sistem Demokrasi di Indonesia saat ini belum bisa menampung dan mengembalikan hak rakyat, maka sistem di Indonesia saat ini adalah kosong tidak dapat dikatakan sebuah Demokrasi. Apabila disesuaikan dengan tujuan Negara, yang dimandatkan oleh rakyat kepada wakil rakyat adalah presiden ataupun sekretarisnya bisa memberikan makan kepada rakyatnya secara langsung.

Menstrukturkan kembali definisi “Kedaulatan” yang telah dimandatkan itu bukanlah sebuah Hak tetapi TANGGUNG JAWAB DAN KEWENANGAN UNTUK MENGELOLA KEUANGAN & KEKAYAAN NEGARA YANG SEBENARNYA MERUPAKAN MILIK RAKYAT UNTUK DIKEMBALIKAN KEPADA RAKYAT (YANG SEHARUSNYA BERHAK MENERIMANYA). Namun definisi dari “Rakyat” sendiri harus jelas. Pola pendistribusian yang merata yang mensejahterakan seharusnya adalah By Name By Address yakni sesuai dengan yang berhak.

Terima Kasih. Semoga Bermanfaat