Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan FIA Universitas Brawjaya Raih Juara Tiga di Ajang PKM Rektor Cup 2019
Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Rektor Cup 2019 merupakan salah satu ajang bergengsi yang ditujukan untuk mahasiswa baru Universitas Brawijaya. Pada ajang ini mahasiswa berkompetisi dengan unjuk ide dan gagasan inovatif mereka dalam mengatasi problema pada kehidupan masyarakat. PKM sendiri memiliki berbagai jenis seperti PKM-Penelitian (PKM-P) yang dibagi menjadi PKM-Penelitian Sosial Humaniora (PKM-PSH) dan PKM-Penelitian Eksakta (PKM-PE), PKM-Kewirausahaan (PKM-K), PKM-Pengabdian Masyarakat (PKM-M), PKM-Gagasan Tertulis (PKM-GT), PKM-Karsa Cipta (PKM-KC), PKM-Penerapan Teknologi (PKM-T), PKM-Penulisan Ilmiah (PKM-AI), dan PKM-Gagasan Futuristik Konstruktif (PKM-GFK). PKM diadakan dengan tujuan untuk menumbuhkan mahasiswa agar memiliki pribadi yang taat aturan, kreatif, inovatif, objektif dan kooperatif. Selain itu diharapkan mahasiswa dapat mengasah kreatifitas dan berfikir kritis melalui implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat. Tahun 2019 ini PKM Rektor Cup diadakan tepat pada tanggal 30 Maret 2019 di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya. Tiga Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB) yaitu Nur Wahyu, Alfina Ariesta Rosyida, dan Maya Asma’ul Nissa dengan bimbingan Muhammad Rosyihan Hendrawan, SIP., M.Hum Dosen Program Studi Ilmu Perpustakaan FIA UB berhasil meraih Juara 3 (setara perunggu) dalam Kategori PKM-PSH. Hal tersebut diumumkan pada penutupan acara PKM Rektor Cup 2019 tepatnya di Gedung Samantha Krida Universitas Brawijaya. Alhasil ini membawa Fakultas Ilmu Administrasi berada pada peringkat 6 dari 17 fakultas yang ada pada Universitas Brawijaya dengan menyumbang 1 perunggu (PKM-PSH) dan 1 emas (PKM-K).
PKM-Penelitian Sosial Humaniora (PKM-PSH) yang diusulkan mengusung judul ‘Kampung Berpengetahuan : Studi Preservasi Kearifan Lokal di Kampung Cempluk’. Penelitian ini terinspirasi dari salah satu kampung di Kota Malang tepatnya di daerah Jalan Dieng yaitu Kampung Cempluk. Kampung tersebut awalnya hanyalah kampung biasa yang belum memiliki nama. Masyarakat juga kebanyakan enggan menyebutkan tempatnya dengan istilah kampung, sebab banyaknya orang memiliki stigma negatif terhadap istilah kampung. Kemudian, tercipta gagasan Kampung Cempluk oleh para aktivis sosial yang menjadikan kampung tersebut sekarang menjadi terkenal. Alhasil, masyarakat disana bangga dengan Kampung Cempluk. Penelitian ini sendiri berfokus pada usaha menggali preservasi pengetahuan terkait kearifan lokal, tujuannya untuk mengetahui dan mengkaji bagaimana masyarakat Kampung Cempluk dalam melakukan preservasi pengetahuan terhadap keberlangsungan indigenous knowledge mereka. Metode dalam penelitian ini adalah metode kombinasi (mix method) dengan menggunakan pendekatan exploratory research. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan observasi, kuesioner, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini ingin membuktikan sekaligus menggali bahwa Masyarakat Kampung Cempluk memiliki pengetahuan adat, budaya serta kebiasaannya yang berbeda dari masyarakat pada umumnya, walaupun pengetahuan kearifan lokal tersebut masih dominan disimpan didalam diri masing – masing masyarakat Kampung Cempluk (NW/FIA).