Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Gelar Jambore Wilayah HMPII DPW III
Sebagai rangkaian dari kegiatan Jambore Wilayah Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia (HMPII) tahun 2019 Daerah Perwakilan Wilayah III (DPW III) meliputi perwakilan mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia antara lain Universitas Brawijaya, Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Malang, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Universitas Airlangga, IAIN Tulungagung. Jambore ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan (HMPIP) Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB) dengan mengadakan Seminar Nasional dengan tema “ Peran Manajemen Informasi Sebagai Basis Pengambilan Keputusan dalam Pemecahan Masalah pada Lembaga Publik dan Bisnis” pada (12/04) di Aula Gedung E Lantai 10 FIA UB yang dihadiri oleh Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS selaku Dekan FIA UB, Kotok Gurito,SE Kasubbag Kearsipan dan Humas UB, Welmin Sunyi Ariningsih, M.Lib staf ahli Perpustakaan UB, para Dosen Program Studi Ilmu Perpustakaan FIA UB dan Pustakawan di lingkungan UB. Seminar dihadiri oleh beberapa pembicara diantaranya adalah Yogi Hartono S.Sos (Digital Asset Manager CNN Indonesia), Heryanto (Pimpinan Redaksi Jatim Times), Dr. Muhammad Shobaruddin, MA (Ketua Program Studi Ilmu Perpustakan FIA UB) dan sebagai moderator Muhammad Rosyihan Hendrawan, M.Hum selaku Dosen Program Studi Ilmu Perpustakan FIA UB serta Pengurus Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia (ISIPII).
Dalam sambutanya Shobaruddin menyampaikan bahwa tugas sebagai akademisi yakni dapat melayani organisasi dan masyarakat melalui manajemen informasi yang baik “Saya berharap Program Studi Ilmu Perpustakan menjadi pelopor di UB dalam manajemen informasi, agar nantinya Sarjana Ilmu Perpustakaan akan mendorong kemajuan masyarakat dan juga organisasi baik sektor publik maupun bisnis, dan semoga Proram Studi Ilmu Perpustakan kedepannya terbanyak diminati oleh calon mahasiswa baru” Beliau menambahkan saat menyajikan materinya “Sesungguhnya peran Kepustakawanan (librarianship) membawa implikasi yang lebih luas bagi kedudukan maupun fungsi lembaga informasi atau dokumenter di sebuah masyarakat. Maka kemudian jelas disimpulkan bahwa setiap masyarakat memerlukan sebuah sebuah profesi khusus yang dapat membantu masyarakat tersebut melakukan tindakan-tindakan sosial yang cerdas melalui sebuah sistem yang mampu mengelola pengetahuan bersama yang disebut Kepustakawanan dengan berbagai spesialisasi serta turunannya yang pesat berkembang sesuai teknologi dan lembaga yang menaunginya seperti manajer pengetahuan/informasi, manajer aset digital, arsiparis, manajer rekod, analis informasi, dokumentalis, kurator data, dan sebagianya.” ungkapnya.
Bambang Supriyono selaku Dekan FIA menambahkan terkait pentingnya acara jambore dan seminar yang digelar “Semoga dengan diselenggarakannya acara ini, Program Studi Ilmu Perpustakaan FIA UB dan bidang Library and Information Science menjadi unggulan. Agar FIA masuk kedalam program studi 10 besar favorit calon mahasiswa baru, maka dari itu diperlukan seminar jambore wilayah seperti ini untuk meningkatkan kualitas Program Studi Ilmu Perpustakaan umumnya” katanya.
Disisi lain Yogi Hartono selaku pemateri pertama yang juga merupakan Digital Asset Manager CNN Indonesia memberikan motivasi dan contoh empiris kepada audience agar tak merasa minder dengan Program Studi Ilmu Perpustakaan yang ditempuh saat ini. Pasalnya seorang pustakawan pada era digital bisa berprofesi sebagai digital archive librarian atau record manager, digital asset manager dan varian profesi kepustakawanan lainnya. (Vika/Vida/FIA)