Profil Mahasiswa
Sosial Ekonomi
1. Kemampuan Membiayai Pendidikan
Dilihat dari kemampuan mahasiswa untuk membiayai pendidikannya, para mahasiswa memiliki kemampuan ekonomi yang baik. Sebab mayoritas dari mereka sudah bekerja dan kebanyakan dibiayai oleh instansi atau mendapat beasiswa dari lembaga lain. Oleh karena itu persoalan biaya tidak terlalu menjadi beban bagi mereka. Sumber biaya pendidikan mahasiswa PDIA dari tahun ke tahun adalah sebagai berikut :
Bagi mahasiswa dengan sumber biaya sendiri, biasanya pada tahun kedua mengajukan BPPDN secara on-going. Tetapi yang boleh mengajukan BPPDN hanyalah mereka yang memiliki jabatan akademik dosen. Meningkatnya jumlah mahasiswa yang sumber biayanya berasal dari pribadi, dimungkinkan karena semakin banyak fresh graduate yang melanjutkan S3
2. Daerah Asal Mahasiswa
Mahasiswa yang diterima pada Program Doktor Ilmu Administrasi ini direkrut dari beragam latar belakang ekonomi yang berbeda, dan berasal dari seluruh wilayah nusantara, mulai dari Aceh sampai Papua. Mereka tidak hanya dari PTN, PTS, tetapi juga dari kalangan birokrat dan aktivis LSM.
3. Kelompok yang Kurang Beruntung
Berdasarkan ketentuan Dikti kelompok yang kurang beruntung (daerah konflik, terkena musibah dan mahasiswa dari kawasan timur Indonesia) mendapat prioritas untuk memperoleh BPPDN. Bahkan ketentuan terakhir dari Ditjen Dikti, instansi yang jumlah doktornya masih sedikit, perlu mendapat prioritas untuk diterima dan diberi BPPDN. Kebijakan ini diberlakukan juga di PDIA.
Walaupun persentase terbesar adalah dosen dan berasal dari Jawa Timur ataupun Pulau Jawa, namun peserta dari luar Pulau Jawa menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun. Kebanyakan dari mereka mendapat beasiswa baik dari instansi asalnya maupun sumber lain, ada beberapa mahasiswa yang biaya pendidikannya ditanggung oleh orang tua, dan ada pula uang menggunakan biaya sendiri. Bagi mereka yang biaya pendidikannya dari diri sendiri kebanyakan adalah lulusan S2 yang belum bekerja, pegawai atau bahkan pejabat di kantor instansi pemerintah.