Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Ilmu Informasi, Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Brawijaya (UB) menggelar Semiloka Kepustakawanan yang digelar selama tiga hari (5-7/9/2018). Acara yang bertujuan guna komunikasi dan diskusi publik terkait paradigma kepustakawanan di Indonesia ini dihadiri oleh para akademisi dan profesional seluruh Indonesia. Bertempat di Aula FIA UB, Semiloka dibuka dengan sambutan Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS, selaku Dekan; dan Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani AR, MS., selaku Rektor.
Dalam kaitannya, Prof. Bambang menyampaikan ada pengembangan kongkrit dalam hal kebijakan dari terlaksananya Semiloka.
“Teknologi dapat memengaruhi semua bidang, termasuk pengembangan Perpustakaan yang saat ini lebih diminati berbasis digital,” Jelas Prof. Bambang. Di FIA sendiri, perpustakaan tidak lepas dari informasi. Itulah sebab pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sepakat dalam menyetujui program studi Ilmu Perpustakaan dan Ilmu Administrasi di FIA UB.
Lebih lanjut, Rektor Nuhfil mengapresiasi dengan kegiatan Semiloka Kepustakawanan yang terselenggara dengan kerjasama antara Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi (FPPTI) dan Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan & Informasi Indonesia (ISIPII) dan FIA UB.
“Sekarang tugasnya akademisi bagaimana perpustakaan digital dapat dijangkau oleh masyarakat desa. Jika perpustakaan sudah menyebar dari hardcopy hingga softcopynya, maka literasi bangsa akan berkembang,” Jelas Guru Besar FP UB ini.
Kegiatan Semiloka Kepustakawanan yang mengambil tema “Tata Kelola Informasi: Konektivitas Lembaga, Keterbukaan Informasi Publik dan Diseminasi Pengetahuan” ini dibuka dengan penandatanganan kerjasama antara Forum Kerjasama Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri (FKP2TN), Kantor Perpustakaan dan Kerarsipan kota Malang, serta Ruang Belajar Aqil dengan UB guna tercapainya Tri Dharma Perguruan Tinggi
Kegiatan Semiloka dihadiri oleh pemateri Nasional dan Internasional. Hadir sebagai salah satu pemateri yaitu Johan Budi, SP., staf khusus juru bicara kepresidenan Republik Indonesia. Dalam materinya tentang Informasi dan Komunikasi Strategis Pemerintah, Johan menekankan untuk selalu memberika informasi akurat dan kredibel sehingga pembaca dapat dengan jelas menerimanya.
“Peran literasi publik dan media sangat penting dan harus memberikan info yang benar, akurat, dapat dipercaya,” tukas Johan.
Selain Johan, adapun pemateri dalam Semiloka, diantaranya Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS., selaku Dekan FIA UB; Marrik W. Bellen, Director KITLV – Jakarta and Permanent Representative of Leiden University; Lilian Gassie, Assistant Director, Knowledge Servive Group, Congressional Research Service, Library of Congress, USA; Ida Fajar Priyanto, Sekolah Pascasarjana, Manajemen Informasi dan Perpustakaan UGM; Dr. Bonnie Suherman, M.Ak., Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya. Para pemateri tersebut terbagi dalam beberapa sesi dalam Semiloka.
Hari selanjutnya terdapat Lokakarya Nasional dengan terbagi menjadi beberapa kelas, diantaranya Kajian Informasi Publik, Kajian Perpustakaan Perguruan Tinggi, serta Keilmuan Perpustakaan dan Ilmu Informasi dengan dibimbing oleh pemateri yang ahli di bidangnya.