Setelah melewati persaingan yang sengit di babak 25 besar dan 5 besar, akhirnya tim CoAss dari Universitas Gadjah Mada dinobatkan sebagai Pemenang I ESPRIEX Business Model Competition ASEAN 2017. Tim yang mengusung konsep aplikasi klinik gigi berbasis online itu berhasil menyisihkan Olride (Universitas Brawijaya) dan Atfire (Universitas Brawijaya) yang harus puas duduk di posisi kedua dan ketiga.
Dengan demikian, CoAss berhak mendapatkan hadiah uang tunai sebesar USD 5,000. Selain itu, CoAss akan diberangkatkan ke Amerika Serikat pada medio 2017 nanti untuk bertanding dalam babak 48 besar International Business Model Competition 2017 di Harvard University sebagai wakil dari ASEAN.
Sebelum meraih gelar juara, CoAss harus bertanding terlebih dahulu di babak 5 besar bersama empat tim lainnya, yakni Olride (UB), Atfire (UB), Edu Techno (International Islamic University Malaysia), dan Runnex (Chulalangkorn University, Thailand). Performa kelima tim tersebut sangat baik dan berhasil memukau dewan juri yang terdiri dari Sunu Widyatmoko (Fintech), Dedy Satryo Pambudi (TAPP Market), Dr Antonius Setyadi (Castrol Indonesia), Jacky Mussry (MarkPlus, Inc.), Mohammad Iqbal DBA (FIA UB), dan Mokhammad Kholid Mawardi PhD (FIA UB), serta Michael Hendron selaku perwakilan International Business Model Competition dari Harvard University melalui sambungan telekonferensi.
Menurut informasi yang didapatkan dari panitia, ketiga tim teratas sebenarnya memiliki konsep pemodelan bisnis yang baik. Hanya saja, jika dibandingkan dengan tim lainnya, CoAss memiliki nilai lebih berupa dampak sosial masyarakat yang lebih baik. Itu karena aplikasi CoAss yang diusulkan oleh tim yang berisikan mahasiswa Kedokteran Gigi UGM itu bertujuan untuk menghubungkan pasien gigi dan koas gigi. Bukan hanya itu, CoAss juga membantu dari segi pembiayaan. Sehingga, mereka memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan pelanggan dibandingkan dengan bekerja sendirian.