Mencari
Tutup kotak telusur ini.

BUPATI KABUPATEN TABANAN BALI TULARKAN PRINSIP INVESTASI HATI DALAM PEMBANGUNAN

Bagikan Ke:

Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB) mengadakan Bedah Buku dan Diskusi Buku di Aula Gedung A FIA UB lantai 4. Acara bedah buku ini membahas buku “Investasi Hati Eka Wiryastuti” dengan menghadirkan langsung Eka Wiryastuti, Bupati Kab. Tabanan, yang juga alumni FIA UB. Acara ini dihadiri oleh sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Tabanan, para akademisi baik dosen maupun mahasiswa. Buku ini dibedah oleh M.R Khairul Muluk. Selain itu, dibedah pula buku “Aneka Pendekatan dan Teori Dasar Administrasi Publik yang ditulis  Dr. Lely Indah Windarti sebagai Kepala Unit Laboratorium Perpustakaan dan Arsip FIA UB.

Pada sambutannya, Wakil Dekan I FIA UB Yusri Abdillah mengungkapkan tentang sosok Bupati Eka. Dikatakan Bupati Tabanan itu sebagai sosok yang terbuka dan mempunyai inovasi dalam pembangunan khususnya di pelayanan sektor publik dengan pelayanan sepenuh hati dan keikhlasan. “Orangnya terbuka, punya inovasi untuk pembangunan Tabanan. Inti Pelayanan di sektor publik dengan sepenuh hati,” ujarnya.

Eka Wiryastuti sedang menyampaikan prinsip Investasi Hati

Di acara tersebut, Bupati Eka mempromosikan keberadaan desa-desa wisata yang ada di Tabanan serta upaya-upaya pemerintahannya dalam memberdayakan seluruh desa. Salah satunya melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Investasi Hati adalah sebuah konsep pelayanan kepada masyarakat dengan ketulusan melalui kebijakan-kebijakan yang pro rakyat. Bagaimana kita tulus dalam melayani rakyat lewat kebijakan-kebijakan pemerintah sehingga akhirnya derajat masyarakat bisa diangkat. Intinya perjuangan dengan hati. Roh dari Investasi Hati berasal dari Pancasila, Tri Sakti dan Tri Hita Karana. “Investasi hati juga meliputi investasi hati politik, investasi hati ekonomi dan sosial serta investasi hati agama dan budaya. Dijelaskan Investasi Hati Politik melalui kebijakan dan program dengan hati/ pro rakyat (wong cilik)”, ujarnya. Investasi ekonomi dan sosial dengan melahirkan keadaan masyarakat yang sejahtera dan mandiri serta sebagai pelaku dan penikmat dari kesuksesan pembangunan itu sendiri. Sedangkan investasi hati agama dan budaya dengan menciptakan kerukunan dan kedamaian dalam perbedaan karena kedamaian yang mewujudkan kemajuan.

 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

Dapatkan informasi terbaru dari Fakultas Ilmu Administrasi Univesitas Brawijaya