Selamat pagi keluarga RSC, bagi temen-temen yang kemarin berhalangan hadir dalam diskusi informal RSC dengan penyaji diskusi mba Yeniar (2013) dan Herdan (2014) dengan tema diskusi „Riau Gagal Move On“ selamat membaca…
Provinsi Riau adalah salah satu Provinsi di pulau Sumatera, dikarenakan mempunyai kontur tanah gambut menyebabkan Riau menjadi salah satu pusat perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Faktor tersebut menyebabkan banyak perusahaan yang membuka hutan untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit. Sayangnya perusahaan sering menggunakan cara-cara yang tidak ramah lingkungan seperti membakar hutan yang menyebabkan kabut asap pekat. Kabut asap terjadi pertama kali pada tahun 1997 dengan tingkat polusi yang tergolong masih ringan dan tidak terdapat banyak titik api, baru di tahun 2005 kabut asap di riau mencatat sejarah baru dengan terdapat banyak titik api dan kabut asap yang semakin pekat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, kabut asap yang semakin tinggi terus terjadi hingga tahun 2015 kabut asap terjadi dua kali dalam setahun. Lokasi titik api terbanyak terdapat pada lahan-lahan milik perusahaan swasta yang beroperasi di Riau. Mirisnya lahan-lahan tersebut dulunya merupakan hutan-hutan alami yang menjadikan Riau sebagai provinsi dengan jumlah hutan alami terbanyak di pulau Sumatera.
Dampak dari kabut asap di Riau dirasakan oleh banyak pihak diantaranya institusi pendidikan seperti SD, SMP dan SMA yang terpaksa meliburkan siswanya karena takut siswanya mengidap penyakit saluran pernapasan akut (ISPA). Tidak hanya menggangu proses pendidikan, kabut asap juga mengganggu aktivitas ekonomi seperti operasional bandara yang terganggu akibat jarak pandang yang tidak memungkinkan pesawat terbang take off dan landing di Riau. Kabut asap di riau pernah mendapat perhatian Singapura dan Malaysia karena kabut asap sampai di dua negara tersebut sehingga Presiden Indonesia saat itu Susilo Bambang Yudhoyono harus menegur menterinya yang yang dianggap kurang maksimal dalam mengatasi kabut asap di Riau.
Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi kabut asap diantaranya adalah pembuatan kanal-kanal dan penyemaian awan dalam usaha pembuatan hujan buatan, kendala yang dihadapi di lapangan adalah titik api yang terlalu banyak sehingga pembuatan kanal menjadi tidak maksimal. Upaya yang dilakukan tidak akan maksimal bila tidak didukung oleh kesadaran pihak-pihak yang selama ini menjadi penyebab kabut asap di Riau. Salah satu solusinya adalah edukasi tentang pengelolaan sawit yang baik sehingga penggelolaan perkebunan sawit nantinya tidak menimbulkan kabut asap.
Salam Care Think Act 🙂