Resume Bedah Koleksi

Hai RSC’ers, update lagi mengenai resume Bedah Koleksi Perpustakaan RSC yang diadakan:

Hari : Kamis, 23 April 2015
Jam : 13.00
Tempat : RSC
Berikut hasil resumenya, check it out 🙂

Greate by Choice merupakan buku yang dikarang olehJim Collins dan Morten .T Hansen. Jims  Collins merupakan pemikir manajemen paling berpengaruh yang masih hidup pada saat ini. Dari karya trobosan terbarunya Jims Collins bertanya: Mengapa sejumlah perusahaan berjaya ditengah ketidakpastian bahkan kekacauan sementara yang lain tidak? Berdasarkan penelitian 9 tahun. Collins dan koleganya, Morten.T Hansen mengemukakan prinsip-prinsip untuk membangun perusahaan yang benar-benar hebat pada masa-masa yang tidak bisa diramalkan, bergejolak, serta bergerak cepat. Temuan-temuan Collins Provokatif, seperti:

  1. Pemimpin terbaik tidak lebih berani mengambil resiko, tidak lebih visioner dan tidak lebih kreatif dibandingkan pemimpin lain.
  2. Inovasi bukanlah kartu truf dalam dunia yang kacau dan tidak pasti.
  3. Mengikuti keyakinan bahwamemimpin didunia yang cepat selalu memerlukan keputusan yang cepat dan tidak cepat adalah cara yang bagus untuk binasa.
  4. Perusahaan yang hebat lebih sedikit berusaha dibandingkan dengan perusahaan lain dalam merespon dunia yang berubah secara radikal.

Dengan pandangan yang jernih dan pandai menahan hawa nafsu para 10Xer menerima tanpa mengeluh, bahwa mereka menghadapi kekuatan diluar kendali mereka, mereka menerima bahwa mereka tidak bisa secara akurat meramalkan peristiwa dan bahwa tidak ada satu hal yang pasti. Akan tetepi mereka menolak telak-telak konsep bahwa keberuntungan, kekacauan atau faktor external apapun akan menentukan kesuksesan ataupun kegagalan.

Para 10Xer menunjukkan 3 perilaku inti yang jika dikombinasikan akan membedakan mereka dari para pemimpin perusahaan perbandingan yang kurang sukses:

  1. Disiplin Fanatik
  2. Kreativitas Empiris
  3. Paranoia Produktif

Landasan dari 3 perilaku inti 10Xer adalah tekanan motivasi  hasrat dan ambisi bagi satu tujuan atau perusahaan yang lebih besar dibandingkan diri mereka sendiri.

Terima kasih, semoga bermanfaat ^.^

Resume Upgrading Penalaran

Hai RSC 🙂
Bagi yg kemaren gak ikut Upgrading Penalaran, Berikut merupakan resumenya.. .
Selamat Membaca

RESUME UPGRADING PENALARAN-LOGIKA BERPIKIR

Pemateri : Zein Ihya Ulumuddin (2011)
Tanggal Pelaksanaan : 22 April 2015

Logika merupakan cabang dari filsafat, kaidah filsafat dan keilmiahan adalah benar.
Bernalar sudah tentu berpikir, berpikir belum tentu bernalar.
Kesesatan berpikir berbicara dipanggung akademis.

Benar merupakan kesesuaian dengan kenyataan atau tidak bertentangan antara pikiran dan realita. Kesesuaian ini berawal logika yang membicarakan masalah berpikir tepat, yaitu mengikuti kaidah-kaidah berpikir yang logis. Ilmu atau kaidah yang digunakan dalam rangka berpikir lurus guna mencari alasan, penjelasan, dan jawaban atas sebuah permasalahan untuk membedakan yang benar dan yang salah. Ilmu berbeda dengan pengetahuan. Pengetahuan merupakan kumpulan informasi sedangkan potongan-potongan informasi yang terangkai secara sistematis juga dapat diartikan sebagai penjelasan-penjelasan dari pengetahuan disebut ilmu. Sumber dari ilmu pengetahuan yaitu empirisme, rasionalisme, kebenaran ilmiah, intuitif, dan kebenaran religius.

1. Empirisme (dapat diinderakan) merupakan suatu keadaaan yang bergantung bukti atau konsekuensi yang teramati oleh indera, contoh: api itu panas, es itu dingin.
2. Rasionalisme (pengetahuan dari penalaran diri sendiri) adalah manusia mengetahui yang sedang dipikirkan dan mengetahui bahwa akal mempunyai kemampuan untuk mengungkapkan kebenaran dengan diri sendiri.
3. Kebenaran ilmiah adalah kebenaran yang muncul dari hasil penelitian ilmiah dengan melalui prosedur baku berupa tahap-tahapan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah yang berupa metodologi ilmiah yang sesuai dengan sifat dasar ilmu.
4. Intuitif merupakan suatu sarana untuk mengetahui secara langsung dan seketika. Unsur utama bagi pengetahuan adalah kemungkinan adanya sesuatu bentuk penghayaan langsung.
5. Kebenaran religius merupakan kebenaran yang bersumber dari Tuhan. Kebenaran yang tercantum didalam kitab suci.
Kesesatan berpikir logis (Fallacies)
Logical Fallacy atau sesat pikir logis adalah suatu komponen dalam argumen, muncul dalam statement klaim yang mengacaukan.

1. Fallacy of Dramatic Instance (Over Generalisation)
Kecenderungan untuk melakukan analisa masalah sosial dengan penggunaan satu atau dua kasus untuk mendukung argumen yang bersifat general atau umum.
Contoh: Amrozi dan Nurdin adalah teroris, disimpulkan bahwa semua yang beragama Islam adalah teroris.
2. Argumentum ad Hominem (Personal Attack)
Argumentasi yang diajukan tidak tertuju pada persoalan yang sesungguhnya, tetapi terarah kepada pribadi yang menjadi lawan bicara.
Contoh: Tidak mau berdiskusi karena perbedaan jabatan atau usia, bukan melihat dari kebenarannya.
3. Argumentum ad Verecundiam
Kesalahan berpikir akibat argumen dengan menggunakan argumen yang bersifat otoritas meskipun otoritas itu tidak relevan.
Contoh: Kebijakan Jokowi terkait kenaikkan BBM bertentangan dengan UUD ’45 pasal 33 sebenarnya yang bertentangan bukan Jokowi dengan UUD 45 pasal 33 namun pemikiran Jokowi dengan pemikiran kita terkait UUD 45 pasal berbeda, perlu distrukturkan kembali kenapa pemikirannya berbeda.
4. Argumentum ad Auctoritatis
Nilai penalaran ditentukan oleh keahlian atau kewibawaan orang yang mengemukakannya. Jadi suatu gagasan diterima sebagai gagasan yang benar hanya karena gagasan tersebut dikemukakan oleh seorang yang sudah terkenal karena keahliannya
Contoh:
Kesesatan Non Causa Pro Causa
Kesesatan karena penarikan penyimpulan sebab-akibat dari apa yang terjadi sebelumnya adalah penyebab sesungguhnya suatu kejadian brdasarkan dua peristiwa yang terjadi secara berurutan.

1. Argumentum ad Barculum
Argumen yang salah karena intimidasi, argumennya yang logis namun intimidasinya salah
2. Argumentum ad Ignorantiam
Menghakimi sesuatu yang tidak ada, belum ditemukan atau tidak mengetahui apapun juga mengenai sesuatu itu.
Menstrukturkan kembali konteks logis sesuai dengan ebenaran empiris, rasionalitas, ilmiah, intiutif dan religius dalam penulisan agar tidak terjadi kesesatan pikir untuk mencapai kebenaran yakni kesesuaian antara realitas dengan yang seharusnya.

Terima Kasih
Semoga Bermanfaat ^.^