Perpustakaan Umum Sebagai Manifestasi Ruang Publik
Muhammad Rosyihan Hendrawan, S.IP, M.Hum, dosen Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB) mengkategorikan perpustakaan umum sebagai manifestasi ruang publik. Ruang publik yang netral terhadap politisasi dan dominasi kapitalisme modern.
Bila dikaitkan dengan teori ruang publik yang diusung Jürgen Habermas, maka perpustakaan umum memiliki konsep ruang publik yang memberikan layanan informasi ke khalayak. “Artinya, perpustakaan umum merupakan lembaga informasi pengetahuan yang sah untuk masyarakat luas,” ujarnya pada Semiloka Nasional Kepustakawanan Indonesia Tahun 2015, Rabu-Jumat (19-21/8/2015) di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Dipaparkan bahwa pemikiran Jürgen Habermas tentang ruang publik dapat menjadi sebuah titian untuk memahami fenomena masyarakat informasi yang terjadi saat ini, terlebih bila dikaitkan dengan peran perpustakaan sebagai lembaga informasi. Secara khusus, pertanyaan besar dari paparan Hendrawan tersebut adalah apa yang sedang dibangun dan untuk siapa perpustakaan umum diperuntukkan tetap sebagai pertanyaan penting.
Hendrawan menambahkan bahwa konsep masyarakat informasi sendiri merupakan suatu wadah perdebatan yang dipahami pada tingkat sosial, politik, ekonomi, maupun teknologi. Terlebih dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa babak baru dalam fenomena masyarakat informasi yang juga memberi pengaruh terhadap dimensi sosial masyarakat informasi itu sendiri.
Semiloka Nasional ini diselenggarakan beriringan dengan agenda Musyawarah Nasional Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia (ISIPII) serta Rapat Kerja Nasional Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) tahun 2015. [ALA/rosyihan hendrawan/siti rahma/Humas UB]