Kisah Ketua Angkatan Ilmu Perpustakaan FIA UB Dapatkan IPK Tertinggi Wisuda Periode III
Mariska Duwi Arifin Putri kini telah menyandang gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan di belakang namanya. Alumni lulusan Tulungagung ini mengenyam pendidikan di Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Brawijaya (UB) pada 2014 silam. Mariska yang menempuh pendidikan kurang dari empat tahun ini meraih IPK tertinggi pada wisuda periode III, 20 Oktober 2018 lalu dengan raihan 3.98.
“Alasan saya memilih program studi ini karena secara hobi saya suka sekali membaca. Membaca apa saja. Saya ingin belajar atau punya pekerjaan yang sekaligus dapat menjalani hobi saya,” Kata Mariska.
Dijelaskannya, Mariska melihat prospek kerja dari Program Studi Ilmu Perpustakaan sangatlah luas, mengingat bidang tersebut harus dimiliki oleh setiap institusi maupun masyarakat.
“Ilmu perpustakaan adalah keilmuan yang multi-disiplin. Kami mempelajari pustaka yang menjadi ontologi atau hakikat dari ilmu ini, kata “pustaka” bermakna lebih dari sekadar tulisan atau buku, melainkan sebuah elemen sosial-budaya yang amat fundamental bagi pengorganisasian kehidupan dalam bentuk ilmu pengetahuan secara keseluruhan,” tambahnya. Seorang mahasiswa pada bidang tersebut dituntut untuk dapat memanajemen pengetahuan secara profesional, mulai dari mencari, menghimpun, mengolah, hingga mengemas kembali pengetahuan tersebut ke dalam bentuk yang lebih menarik dan sesuai kebutuhan pengguna.
“Sayangnya masih dianggap sebelah mata,” sedihnya. Bagaimana kondisi kita memahami makna sejati Pustaka dan Perpustakaan sekarang ini adalah cermin paling baik untuk kita melihat, seperti apa Bangsa Indonesia saat ini. Namun, tambahnya, di luar negeri keilmuan tersebut sudah sangat diminati dan berkembang pesat. Hal ini sejalan dengan hampir semua institusi pendidikan yang memiliki program studi atau jurusan ini, terus berusaha memncitrakan keilmuan tersebut. Hal ini disebabkan fungsi penting dan keterkaitan keilmuan tersebut dengan keilmuan lain yang sangat erat.
“Ketika belajar di ilmu perpustakaan, saya juga belajar bagaimana cara mengolah informasi dan pengetahuan, dari ragam bentuk dan lingkup. Belajar cara membuat program, memanajemen fasilitas publik, mengelola keuangan semaksimal mungkin, mendesain gedung dan perabotan, dan mengorganisasi ragam pustaka itu sendiri,” Tukasnya.
Saat ditanya strategi mendapatkan IPK tertinggi, Mariska memberikan saran untuk belajar sebelum dan sesudah kuliah. Menurutnya, dosen mengajar setidaknya ia telah mengerti sekitar 25%-40%.
“Malamnya setelah kuliah, saya juga selalu membaca dan mempelajari ulang materi yang didapat dari kampus. Setiap malam, hanya di libur semester saja terkadang saya tidak membacanya lagi,” Jelas Mariska. Inti dari tips yang ia dapat berikan adalah berdoa, berusaha, bertawaqal.
Orang tua, bagi Mariksa, adalah garda terdepat dalam memotovasi kehidupannya. Ia selalu memberikan yang terbaik dari dukungan dan untuk orang tua.
“kedepannya semoga UB semakin jaya. Semakin berprestasi, semua lulusannya semakin sukses, dan dapat selalu membanggakan almamater. Untuk teman-teman, semangat terus! pahami potensi diri, terus belajar, jangan lupa berdoa, dan bertawaqal semua hal kepada Tuhan Yang Maha Esa. Jangan pernah puas untuk belajar karena hal itu merupakan proses sepanjang hayat,” Tutupnya