
Gambar: Berlangsungnya Acara Bersama Dengan Narasumber Yaitu Dr. Jeffrey Stangl, MBA,PHD,BA,CFA.
Selasa, 7 oktober 2025, Program Studi Magister Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya menyelenggarakan webinar online dengan tema “Fintech & Green Innovation: Redefining Financial Ecosystems for Sustainability”. Webinar ini merupakan bagian dari acara Fakultas Administrasi yang bertujuan untuk mengenalkan Praktisi kepada mahasiswa mengenai perspektif akademisi dengan praktisi.
Webinar dengan tema “Fintech & Green Innovation: Redefining Financial Ecosystems for Sustainability” menghadirkan narasumber yang berkompetensi di bidang fintech dan inovasi berkelanjutan. Narasumber webinar kali ini berasal dari luar negeri, Dr. Jeffrey Stangl, MBA,PHD,BA,CFA. Beliau memiliki gelar Bachelor of Arts dan Master of Business Administration dari University of California serta Doctor of Philosophy dari Massey University. Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di bidang pengembangan bisnis dan akademisi, beliau juga memiliki fokus penelitian pada peningkatan kapabilitas keuangan dan edukasi investor. Webinar ini dibuka dengan sambutan dari ketua departemen Program Studi Magister Administrasi Bisnis, Cacik Rut Damayanti S.Sos. M.Prof.Acc., DBA, CSRS, beliau memberikan sambutan kepada audiens sekaligus memberikan pemahaman mengenai pentingnya bagi mahasiswa berkaitan dengan pengetahuan baru mengenai fintech dan inovasi berkelanjutan yang akan membawa dampak bagi lingkungan.
Dalam webinar ini dihadiri oleh lebih dari 40 peserta yang berasal dari mahasiswa pascasarjana, akademisi maupun peserta umum ikut serta dalam webinar bertema fintech dan inovasi berkelanjutan ini. Antusiasme peserta terlihat dari pertanyaan berbobot yang diajukan selama sesi diskusi.
Dr. Jeffrey Stangl, CFA dalam webinar ini membahas mengenai salah satu perusahaan pengelolaan limbah di Australia perusahaan bernama J.J. Richards & Sons Pty Ltd (JJ’s Waste & Recycling) bergerak sejak 1932 pada inovasi layanan pengelolaan dan daur ulang limbah, bagaimana mereka mengadopsi teknologi yang ramah lingkungan sesuai target nasional pengurangan emisi karbon. Dalam penjelasannya juga menegaskan bahwa pentingnya peran pemerintah dalam membangun ekosistem pengelolaan limbah yang berkelanjutan, terutama lewat insentif, regulasi yang mengarah untuk industri memenuhi Standar lingkungan modern dan inovatif.

Gambar: Sesi Tanya Jawab
Masuk dalam sesi pertanyaan pertama, salah satu audiens bertanya mengenai pembiayaan inovasi produk paving block dari sampah yang belum ada bukti kinerja finansial dan mengapa pemerintah enggan memberikan insentif pada pelaku usaha ini. Dr. Jeffrey menjawab memang investor dan pemerintah cenderung melihat bukti profitabilitas dan kinerja keuangan sebagai syarat utama untuk memberikan dukungan, sehingga tanpa ada bukti kinerja finansial produk tersebut, dukungan akan sulit diberikan meski inovasinya sudah bersertifikat secara teknis.
Memasuki pertanyaan kedua menarik perhatian Dr. Jeffrey terkait greenwashing untuk memastikan keaslian green claims di tenggah ekosistem data lingkungan yang belum memenuhi standart, beserta teknologi untuk pencegahan greenwashing tersebut. Dr. Jeffrey memberikan pendapat untuk melakukan pemantauan secara real-time dengan menggunakan teknologi seperti IoT, citra satelit dan juga blockchain, agar data tetap transparant. Fintech tidak bekerja sendiri, memerlukan kolaborasi dengan pihak eksternal seperti, pihak regulator, lembaga verifikasi independent, dan mitra di lapangan. Dr. Jeffrey juga menambahkan bahwa penerapan standart Internasional seperti ISO 14064 atau kerangka TCFD dapapat menjaga konsistensi data. Fintech dapat meminimalkan risiko greenwashing dan memastikan dana investasi benar-benar disalurkan dan memberikan dampak positif bagi lingkungan bukan hanya sekedar claim green.
Acara ini juga sejalan dengan tujuan FIA UB dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Tema “Fintech & Green Innovation: Redefining Financial Ecosystems for Sustainability” berkontribusi langsung pada pencapaian SDG 8 (Decent Work and Economic Growth) melalui pengembangan inovasi finansial yang mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, serta SDG 9 (Industry, Innovation and Infrastructure) dengan menekankan pentingnya inovasi teknologi ramah lingkungan dalam sektor industri. Selain itu, pembahasan terkait pengelolaan limbah dan pengurangan emisi karbon juga mendukung SDG 12 (Responsible Consumption and Production) dan SDG 13 (Climate Action) yang menyoroti pentingnya produksi dan konsumsi berkelanjutan serta aksi nyata terhadap perubahan iklim. Dengan demikian, kegiatan webinar ini tidak hanya memperkuat sinergi antara akademisi dan praktisi, tetapi juga menjadi wujud kontribusi nyata Program Studi Magister Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya dalam mendukung agenda pembangunan berkelanjutan global.