Program Magister Ilmu Administrasi Publik menyelenggarakan kuliah tamu yang menghadirkan dosen tamu dari Takushoku University Jepang, Prof. Fujimoto Koji, Jumat (28/8). Acara tersebut diselenggarakan di ruang kelas Gedung C Lantai 3 dan dihadiri oleh 17 orang mahasiswa baru yang terdaftar dalam program Gelar Ganda dengan universitas di Jepang tersebut. Pada kuliah tamu itu, Koji membagikan wawasan dan pengalamannya dalam menjalin kerjasama pembangunan daerah atau nasional dengan Bank Dunia (World Bank). Menurut Koji, ada enam langkah yang harus ditempuh jika suatu rencana pembangunan ingin didanai oleh Bank Dunia. Yang pertama adalah melakukan Project Identification. Dalam tahapan ini, pemerintah daerah atau pusat perlu mengidentifikasi sektor-sektor mana yang perlu dibangun dengan melihat pada rencana pembangunan lima tahun ke depan, laporan analisis sektoral, dan master plan daerah tersebut.
Setelah berhasil mengidentifikasi proyek apa yang hendak dilakukan, pemerintah perlu melakukan persiapan-persiapan, salah satunya dengan menggelar uji kelayakan (feasibility study). Kemudian, hasil dari langkah persiapan akan ditindaklanjuti dengan melakukan appraisal (penilaian) dan board presentation, yakni presentasi di hadapan direksi Bank Dunia. Menurut Koji, tim dari pemerintah nantinya harus menjelaskan secara langsung kepada jajaran direksi Bank Dunia mengapa proyek pembangunan tersebut layak dilakukan. Dari ini, jika direksi menyetujui proposal tersebut, barulah dilakukan pengerjaan proyek pada tahap Project Implementation dan diikuti oleh Project Post Evaluation, yakni evaluasi hasil pembangunan yang dilakukan setelah proyek selesai dilaksanakan.
Kuliah tamu ini adalah bagian dari kerjasama yang terjalin lama antara Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB) dengan beberapa kampus terkemuka di Jepang, salah satunya Takushoku University. Mahasiswa yang mengikuti program gelar ganda ini akan melakukan studi selama satu tahun di FIA UB, lalu meneruskan satu tahun berikutnya di Jepang. Usai masa studi, mahasiswa berhak menyandang dua gelar akademik masing-masing dari FIA UB dan kampus tempat studi di Jepang. (ALA/KHO/FIA)