Mencari
Tutup kotak telusur ini.

41 Amazing Years Tribute to Sjamsiar Sjamsuddin, Penghormatan untuk Guru Besar Pejuang Anti Korupsi

Bagikan Ke:

Kiprah akademik Prof. Dr. Sjamsiar Sjamsuddin baik di dalam maupun di luar kampus tak diragukan lagi. Selain sebagai Guru Besar di bidang Administrasi Publik di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB), Sjamsiar juga getol menyuarakan pemberantasan korupsi melalui gerakan Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) yang digagasnya. Tak ayal dirinya dipercaya menjadi Ketua Redaktur Jurnal Pemberantasan Korupsi yang diterbitkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan, baru-baru ini, diberi amanah oleh Rektor untuk memimpin Pusat Kajian Anti Korupsi di Universitas Brawijaya. Atas berbagai capaian itulah, memasuki masa purna tugas di usianya yang ke-70, FIA UB menyelenggarakan rangkaian acara “41 Amazing Years Tribute to Sjamsiar Sjamsuddin”, Senin (7/9).

Termasuk dalam rangkaian acara tersebut adalah peluncuran buku yang berjudul “Antologi Administrasi Publik dan Pembangunan: Festschrift untuk Sjamsiar Sjamsuddin”. Buku tersebut adalah kompilasi hasil karya 25 orang penulis di berbagai bidang yang berkaitan dengan administrasi publik dan pembangunan. Termasuk di antara deretan penulis adalah Prof. Dr. Meutia Hatta (mantan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan), Dr. Fadel Muhammad (mantan Menteri Perikanan dan Kelautan), Dr. Kautsar (mantan Kepala Lembaga Administrasi Negara), Dr. Asmawi R. (mantan Deputi bidang Tata Laksana Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara), serta beberapa tokoh nasional lainnya. Pada sesi ini, Rektor menyerahkan buku tersebut kepada Sjamsiar sebagai cinderamata purna tugas persembahan universitas kepadanya.

Rektor UB menyerahkan buku persembahan untuk Sjamsiar Sjamsuddin
Rektor UB (tengah) didampingi Pembantu Dekan I FIA UB (kanan) menyerahkan buku persembahan untuk Sjamsiar Sjamsuddin 

Dalam sambutan pembukaannya, Rektor Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri mengungkapkan kekagumannya pada sosok Sjamsiar Sjamsuddin. Menurutnya, di usianya yang seperti sekarang, Sjamsiar tetaplah seorang dosen yang lincah, selalu tepat waktu, dan punya motivasi kerja yang tinggi. Rektor berharap Sjamsiar tetap diberi kesehatan karena pemikiran dan kiprahnya masih dibutuhkan oleh universitas. “Beliau ini baru tiga bulan menjabat sebagai Ketua Pusat Kajian Anti Korupsi, tapi program kerjanya sudah luar biasa padat, hingga saya sering sekali menerima undangan untuk membuka acara-acara beliau,” ujar Rektor.

Usai sambutan, acara pada pagi hari itu memasuki sesi kedua, yakni Sarasehan Interaktif “Pencegahan Korupsi berbasis Gender”. Bertindak selaku narasumber adalah Sjamsiar sendiri dengan didampingi oleh Dr. Moch. Jasin, M.H., M.M, mantan Wakil Ketua KPK yang sekarang menjabat sebagai Irjen Kementerian Agama RI. Dalam paparannya, Sjamsiar banyak mengungkapkan pentingnya peran perempuan dalam pencegahan korupsi. Menurut Sjamsiar, jika ada kepala keluarga yang tertangkap melakukan tindak korupsi, maka perempuan sebagai istri dan anak-anak di rumahlah yang harus menerima akibat sosialnya. Sjamsiar pun menyampaikan temuan sebuah penelitian di beberapa negara yang menyatakan bahwa makin tinggi partisipasi perempuan dalam pencegahan korupsi di keluarga, makin rendah pula tingkat terjadinya korupsi. “Peran perempuan sangat penting karena karakter perempuan secara umum memiliki standar etika dan tingkat ketaatan pada peraturan yang lebih tinggi dari laki-laki,” tegasnya yang disambut oleh tepuk tangan riuh peserta acara (download materi presentasinya di sini).

Sjamsiar Sjamsuddin memaparkan gagasan perempuan dan anti korupsi
Sjamsiar Sjamsuddin memaparkan gagasan perempuan dan anti korupsi

Sementara itu, Moch. Jasin memaparkan tentang korupsi dan penyebabnya. Menurutnya, ada lubang di dalam lima sistem bernegara yang menyebabkan korupsi makin bertumbuh di Indonesia, yakni dalam sistem hukum, sistem politik, sistem sosial, sistem budaya, dan sistem administrasi pemerintahan. Di dalam sistem politik misalnya Jasin menyoroti pemilihan pemimpin yang tak akan bisa lepas dari money politics. Menurutnya, dengan mengeluarkan dana untuk pembuatan media kampanye itu saja sudah masuk kategori money politics, dan jika ada dana yang dikeluarkan maka harus ada juga dana yang masuk. “Sistem pertahanan utama dalam pencegahan korupsi adalah dari diri sendiri, yakni sebagai umat beragama kita harus memperbanyak istighfar dan menjaga shalat, sebab shalat adalah pencegah dari perbuatan keji dan munkar,” ujarnya (download materi presentasi selengkapnya di sini).

Moch Jasin menjelaskan solusi pemberantasan anti korupsi
Moch Jasin menjelaskan solusi pemberantasan anti korupsi

Rangkaian acara pada pagi hari itu selain dihadiri oleh para pemateri dan kontributor buku juga dihadiri oleh keluarga, para sahabat, dan aktivis perempuan anti korupsi yang dipimpin oleh Sjamsiar Sjamsuddin. Selain itu nampak pula para dosen dan mahasiswa FIA UB jenjang S1 sampai S3, khususnya mereka yang memiliki kenangan sebagai mahasiswa bimbingan tugas akhir Sjamsiar. Tercatat sebanyak kurang lebih 300 orang memadati ruangan Aula Gedung A Lantai 4 FIA UB, tempat berlangsungnya acara tersebut.

 

Tim Liputan:

Artikel: Aulia Luqman Aziz

Foto: Hendrik Tri Laksono

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

Dapatkan informasi terbaru dari Fakultas Ilmu Administrasi Univesitas Brawijaya