Doktor Mengabdi UB Berdayakan Pokdarwis Desa Sumbergondo

Bagikan Ke:

Batu merupakan Kota dengan potensi pariwisata yang sangat tinggi karena kondisi geogafis dan potensi sosial budayanya.  Kota Batu yang terletak 800 MDPL (Meter Diatas Permukaan Laut) ini dikarunia keindahan alam yang memikat. Potensi ini tercermin dari kekayaan produksi pertanian, buah dan sayuran, yang didukung dengan panorama pegunungan dan perbukitan yang indah. Mirisnya pengembangan wisata tidak dirasakan oleh masyarakat asli Kota Batu. Investor besar mendapatkan manfaat yang lebih dengan pengembangan destinasi wisata berskala industri.

Salah satu contoh adalah Desa sumbergondo yang terletak di Batu. Desa ini memiliki potensi wisata yang luar biasa yang meliputi something to buy, hasil produksi perkebunan yang cukup melimpah seperti apel, wortel, kentang, dan strawberry dapat dioleh menjadi oleh-oleh khas desa. Something to feel memiliki jalur pendakian menuju gunung arjuna yang sudah sering digunakan oleh para pendaki dari berbagai daerah yang disajikan dalam bentuk paket tour gunung arjuna, something to see sebagai besar wilayah desa sumbergondo adalah pekebunan yang masih subur dan aktif sehingga udaranya masih sejuk serta terdapat aktivitas para petani. Sayangnya keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh dinas pariwisata menjadi kendala utama perkembangan desa wisata di Kota Batu, terutama keterbatasan dalam pelatihan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang dimiliki oleh tiap desa.

Hal inilah yang menjadi latar belakang kegiatan doktor mengabdi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Brawijaya (UB) yang beranggotakan Firda Hidayati, DPA; Akhmad Amirudin, M.Pol.Sc; dan Bayu Kusuma, M.Sc. untuk  membantu Desa Sumbergondo meningkatkan potensinya melalui pemetaan potensi dan pengenalan terhadap program Corporate Social Responsibility (CSR). Kegiatan dilaksanakan pada 5 November 2018 lalu pada Desa Sumbergondo.

 “Keinginan tersebut patut diselaraskan dengan kapasitas Sumber Daya Manusia diluar struktur pemerintahan agar Desa Berdaya tidak sekedar menjadi tagline namun dapat direalisasikan dengan menjadikan beberapa desa di Kota Batu menjadi desa mandiri terutama dalam bidang pariwisata,” Jelas Firda.

Luaran, tambahnya, adalah model assessment potensi desa wisata, modul pelatihan pengembangan desa wisata dan metode pelatihan bagi Kelompok Sadar Wisata yang tersebar di desa dan kelurahan Wilayah Batu (Pokdarwis). Dengan ini, nantinya desa potensial wisata akan mengimbangi ketimpangan pengelolaan pariwisata yang didominasi oleh investor besar.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

Dapatkan informasi terbaru dari Fakultas Ilmu Administrasi Univesitas Brawijaya

Lewati ke konten