Ditulis pada 29 October 2020 , oleh inayahssm2020 , pada kategori Berita

[SSM PROUDLY PRESENT]

PROJECT MERGER : ADHIKARI 2020 “KALA CINTA MEMBAWA PETAKA”

Adhikari 2020 merupakan salah satu karya dari Sanggar Seni Mahasiwa yang merupakan kolaborasi antara Departemen Seni Karawitan dan Departemen Tari Tradisi, dimana kedua departemen ini berada di bawah naungan Sanggar Seni Mahasiwa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya. Pementasan Adhikari 2020 ini sendiri melalui pementasan online, dikarenakan adanya pandemi yang sedang marak belakangan ini. Proses persiapan latihan Adhikari 2020 memakan waktu kurang lebih sebulan sebelum hari H pementasannya di mulai. Nahh, untuk lokasi pengambilan take videonya sendiri, Kami mengambilnya di Lembah Tumpang, Malang.

Untuk arti dari Adhikari sendiri yaitu “Istimewa”, yang bermakna Projek Merger tahun ini benar-benar istimewa dikarenakan dalam projek ini Kami melibatkan beberapa dosen untuk berkolaborasi. Namun, hal itu tertunda karena adanya pandemi covid 19 yang sekarang sedang marak ini. Itulah mengapa, di awal tadi Kami mengatakan bahwa pementasannya melalui online, yaitu melalui akun Youtube Sanggar Seni Mahasiswa. Untuk tema dari Adhikari, kami membawakan pementasan yang berjudul “Golan Mirah : Kala Cinta Membawa Petaka”.

  • PROJECT MERGER : ADHIKARI 2020 “GOLAN MIRAH : KALA CINNTA MEMBAWA PETAKA”

“Miran Golah”- Sejarah dan mitos ponorogo akibat kutukan dari sumpa serapah, desa golan dan desa mirah tidak bisa bersatu hingga air kedua desapun bak air dan minyak yang mustahil di satukan.

“Cinta kita membawa sumpa serapah yang tidak pernah ku bayangkan sebelumnya ayu. Namun taukah kamu bahwasanya selama aku hidup orangtuaku- lah yg senantiasa selalu membuat diriku hidup bahagia. namun tidak pernah ku sangka karena cinta kita, ayahku kalang kabut marah di luar kendali dan bersumpah kita tidak akan bisa bersama selamanya. Biarkan saja maut ini datang agar kita bisa bersama di alam sana suatu saat nanti”

Judul : Golan Mirah

Koreografer : Wahyu Mei Cahyaningtyas

Komposer : Muhamad Ruspandi

Kala dua raga merengkuh menjadi satu rasa

Ketika jiwa mengaksakan dunia Tak lagi ku taruh acuh pada ceritaku pun ceritamu

Yang kutau hanya bagaimana diksiku dan diksimu

Melebur menjadi sebuah rima kisah temu.

Saat jumpa telah satukan tatap hilang pula semua dusta

Telah sebenar-benarnya aku menolak pada yang juwita

Kita sama rekahkan bahagia pada bibir

Serakahku mulai hembuskan bisik

Bagaimana jika tiap sudutku berujung kau,

Ayu aku tersihir dengan gemulai tanganmu sungguh lincah mainkan canting

Hasrat kian menggebu mendamba hangat bayangmu

Kemelut hasrat kian berapi membakar segala saraf normalku

Ingin kurengkuh ragamu dan ku cumbu hangatnya tubuhmu

Tak bisa ku elak dan ku tunda, kita harus bersatu

Terima Kasih

Fakultas Ilmu Administrasi

Universitas Brawijaya

Terima Kasih

Lembah Tumpang, Malang

Salam Budaya

Seni Jiwaku, Indonesia Budayaku.