[SSM PROUDLY PRESENT]
PROJECT MERGER : ADHIKARI 2020 “KALA CINTA MEMBAWA PETAKA”
Adhikari 2020 merupakan salah satu karya dari Sanggar Seni Mahasiwa yang merupakan kolaborasi antara Departemen Seni Karawitan dan Departemen Tari Tradisi, dimana kedua departemen ini berada di bawah naungan Sanggar Seni Mahasiwa Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya. Pementasan Adhikari 2020 ini sendiri melalui pementasan online, dikarenakan adanya pandemi yang sedang marak belakangan ini. Proses persiapan latihan Adhikari 2020 memakan waktu kurang lebih sebulan sebelum hari H pementasannya di mulai. Nahh, untuk lokasi pengambilan take videonya sendiri, Kami mengambilnya di Lembah Tumpang, Malang.
Untuk arti dari Adhikari sendiri yaitu “Istimewa”, yang bermakna Projek Merger tahun ini benar-benar istimewa dikarenakan dalam projek ini Kami melibatkan beberapa dosen untuk berkolaborasi. Namun, hal itu tertunda karena adanya pandemi covid 19 yang sekarang sedang marak ini. Itulah mengapa, di awal tadi Kami mengatakan bahwa pementasannya melalui online, yaitu melalui akun Youtube Sanggar Seni Mahasiswa. Untuk tema dari Adhikari, kami membawakan pementasan yang berjudul “Golan Mirah : Kala Cinta Membawa Petaka”.
- PROJECT MERGER : ADHIKARI 2020 “GOLAN MIRAH : KALA CINNTA MEMBAWA PETAKA”
“Miran Golah”- Sejarah dan mitos ponorogo akibat kutukan dari sumpa serapah, desa golan dan desa mirah tidak bisa bersatu hingga air kedua desapun bak air dan minyak yang mustahil di satukan.
“Cinta kita membawa sumpa serapah yang tidak pernah ku bayangkan sebelumnya ayu. Namun taukah kamu bahwasanya selama aku hidup orangtuaku- lah yg senantiasa selalu membuat diriku hidup bahagia. namun tidak pernah ku sangka karena cinta kita, ayahku kalang kabut marah di luar kendali dan bersumpah kita tidak akan bisa bersama selamanya. Biarkan saja maut ini datang agar kita bisa bersama di alam sana suatu saat nanti”
Judul : Golan Mirah
Koreografer : Wahyu Mei Cahyaningtyas
Komposer : Muhamad Ruspandi
Kala dua raga merengkuh menjadi satu rasa
Ketika jiwa mengaksakan dunia Tak lagi ku taruh acuh pada ceritaku pun ceritamu
Yang kutau hanya bagaimana diksiku dan diksimu
Melebur menjadi sebuah rima kisah temu.
Saat jumpa telah satukan tatap hilang pula semua dusta
Telah sebenar-benarnya aku menolak pada yang juwita
Kita sama rekahkan bahagia pada bibir
Serakahku mulai hembuskan bisik
Bagaimana jika tiap sudutku berujung kau,
Ayu aku tersihir dengan gemulai tanganmu sungguh lincah mainkan canting
Hasrat kian menggebu mendamba hangat bayangmu
Kemelut hasrat kian berapi membakar segala saraf normalku
Ingin kurengkuh ragamu dan ku cumbu hangatnya tubuhmu
Tak bisa ku elak dan ku tunda, kita harus bersatu
Terima Kasih
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Terima Kasih
Lembah Tumpang, Malang
Salam Budaya
Seni Jiwaku, Indonesia Budayaku.