Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan alam yang melimpah baik di darat maupun di laut. Akan tetapi masyarakat Indonesia masih belum menyadari akan hal tersebut serta masih banyaknya permasalahan yang terjadi mulai dari sektor kehutanan, maritim dan pertanian. Berdasarkan data dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menginformasikan, bahwa estimasi luas areal kebakaran hutan dan lahan di Indonesia mencapai 2.089.911 hektar yang dihitung sejak 1 Juli hingga 20 Oktober 2015. Jumlah tersebut meliputi 618.574 hektar gambut dan 1.471.337 hektar non gambut (http://www.pikiran-rakyat.com). Sementara sepanjang tahun 2015, Institut Keamanan dan Keselamatan Maritim Indonesia mencatat Kementerian Kelautan dan Perikanan menciduk 157 unit kapal pencuri ikan ilegal yang membuat kerugian Negara hingga ratusan juta (www.kkpnews.kkp.go.id), ditambah lagi dari sektor pertanian berdasarkan data Pusdatin Kementan bahwa luas lahan pertanian di Indonesia seluas 39,5 juta hektar dengan pembagian lahan sawah 8,1 juta hektar, tegal / kebun seluas 11,9 juta hektar, ladang seluas 5,25 juta hektar dan lahan yang sementara tidak diusahakan seluas 14,25 juta hektar (www.pertanian.go.id). Oleh karena itu Indonesia dituntut mampu untuk memanfaatkan kekayaan alam secara optimal serta mampu memecahkan masalah tersebut baik dari segi ekonomi, teknologi, pendidikan, produk barang, pangan, energi, pariwisata dan sebagainya.
Indonesia sebagai Negara yang besar sampai saat ini belum mampu atau masih
belum menemukan sebuah solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan yang ada, seperti permasalahan yang ada di sektor Kehutanan antara lain : kebakaran lahan dan hutan, peran pendidikan dalam pengendalian kebakaran lahan dan hutan, illegal logging, pemanfaatan sumber daya kehutanan berbasis kearifan lokal, inovasi pengembangan teknologi aplikatif pada hutan. Sedangkan di sektor maritim diantaranya ialah : illegal fishing, pengembangan wisata bahari, teknologi pengelolaan sumber daya laut, diversifikasi produk kelautan, membangun budaya maritim Indonesia, pemanfaatan sumber daya ekonomi laut bagi kesejahteraan rakyat. Ditambah sektor pertanian yang meliputi sistem tata kelola lahan pertanian, penerapan teknologi tepat guna, pengelolaan sistem peternakan, dan pengembangan agroindustri serta agrowisata berkelanjutan.
Melihat keadaan Indonesia yang seperti ini, upaya apa yang perlu kita lakukan untuk Indonesia? Jawabannya adalah inovasi. Terutama inovasi dalam bidang teknologi, penelitian, pendidikan ataupun melalui pengabdian kepada masyarakat. Bukan hal yang tidak mungkin bahwa inovasi tersebut dapat membantu mengurangi permasalahan yang terjadi di sektor kehutanan, maritim dan pertanian.
Universitas Negeri Semarang (UNNES) merupakan perguruan tinggi yang mengemban misi untuk menghasilkan lulusan yang cendekia, intelek dan berkarakter. Respon dari tuntutan tersebut adalah dengan melakukan pembelajaran dalam iklim akademik melalui budaya konservasi. Hal ini dilakukan agar memperoleh mahasiswa yang mampu menyesuaikan diri dengan kemampuan. Sebagai wujud kontribusi untuk dunia pendidikan tanpa memisahkan diri dengan budaya konservasi yang di usung UNNES itu sendiri, Badan Semi Otonom Engineering Research Club (BSO EneRC) Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang dengan bangga mempersembahkan Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Tingkat Nasional, Green Scientific Competition (GSC) Tahun 2016 dengan tema “Inovasi Penyelesaian Permasalahan Kehutanan, Maritim dan Pertanian di Indonesia“.
Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) Green Scientific Competition 2016 memberikan pengetahuan dan pengalaman mengenai penelitian, keilmiahan dan pengabdian kepada masyarakat. Kemampuan mahasiswa Indonesia dalam menunjukkan kepedulianya terhadap masalah agar dapat diteliti, hingga pengabdian yang diharapkan mampu menjaga kelestarian alam Indonesia.
Untuk download buku panduan, silakan klik disini.
Untuk Formulir pendaftaran, silakan klik disini.