Resume Upgrading Penalaran

Hai RSC 🙂
Bagi yg kemaren gak ikut Upgrading Penalaran, Berikut merupakan resumenya.. .
Selamat Membaca

RESUME UPGRADING PENALARAN-LOGIKA BERPIKIR

Pemateri : Zein Ihya Ulumuddin (2011)
Tanggal Pelaksanaan : 22 April 2015

Logika merupakan cabang dari filsafat, kaidah filsafat dan keilmiahan adalah benar.
Bernalar sudah tentu berpikir, berpikir belum tentu bernalar.
Kesesatan berpikir berbicara dipanggung akademis.

Benar merupakan kesesuaian dengan kenyataan atau tidak bertentangan antara pikiran dan realita. Kesesuaian ini berawal logika yang membicarakan masalah berpikir tepat, yaitu mengikuti kaidah-kaidah berpikir yang logis. Ilmu atau kaidah yang digunakan dalam rangka berpikir lurus guna mencari alasan, penjelasan, dan jawaban atas sebuah permasalahan untuk membedakan yang benar dan yang salah. Ilmu berbeda dengan pengetahuan. Pengetahuan merupakan kumpulan informasi sedangkan potongan-potongan informasi yang terangkai secara sistematis juga dapat diartikan sebagai penjelasan-penjelasan dari pengetahuan disebut ilmu. Sumber dari ilmu pengetahuan yaitu empirisme, rasionalisme, kebenaran ilmiah, intuitif, dan kebenaran religius.

1. Empirisme (dapat diinderakan) merupakan suatu keadaaan yang bergantung bukti atau konsekuensi yang teramati oleh indera, contoh: api itu panas, es itu dingin.
2. Rasionalisme (pengetahuan dari penalaran diri sendiri) adalah manusia mengetahui yang sedang dipikirkan dan mengetahui bahwa akal mempunyai kemampuan untuk mengungkapkan kebenaran dengan diri sendiri.
3. Kebenaran ilmiah adalah kebenaran yang muncul dari hasil penelitian ilmiah dengan melalui prosedur baku berupa tahap-tahapan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah yang berupa metodologi ilmiah yang sesuai dengan sifat dasar ilmu.
4. Intuitif merupakan suatu sarana untuk mengetahui secara langsung dan seketika. Unsur utama bagi pengetahuan adalah kemungkinan adanya sesuatu bentuk penghayaan langsung.
5. Kebenaran religius merupakan kebenaran yang bersumber dari Tuhan. Kebenaran yang tercantum didalam kitab suci.
Kesesatan berpikir logis (Fallacies)
Logical Fallacy atau sesat pikir logis adalah suatu komponen dalam argumen, muncul dalam statement klaim yang mengacaukan.

1. Fallacy of Dramatic Instance (Over Generalisation)
Kecenderungan untuk melakukan analisa masalah sosial dengan penggunaan satu atau dua kasus untuk mendukung argumen yang bersifat general atau umum.
Contoh: Amrozi dan Nurdin adalah teroris, disimpulkan bahwa semua yang beragama Islam adalah teroris.
2. Argumentum ad Hominem (Personal Attack)
Argumentasi yang diajukan tidak tertuju pada persoalan yang sesungguhnya, tetapi terarah kepada pribadi yang menjadi lawan bicara.
Contoh: Tidak mau berdiskusi karena perbedaan jabatan atau usia, bukan melihat dari kebenarannya.
3. Argumentum ad Verecundiam
Kesalahan berpikir akibat argumen dengan menggunakan argumen yang bersifat otoritas meskipun otoritas itu tidak relevan.
Contoh: Kebijakan Jokowi terkait kenaikkan BBM bertentangan dengan UUD ’45 pasal 33 sebenarnya yang bertentangan bukan Jokowi dengan UUD 45 pasal 33 namun pemikiran Jokowi dengan pemikiran kita terkait UUD 45 pasal berbeda, perlu distrukturkan kembali kenapa pemikirannya berbeda.
4. Argumentum ad Auctoritatis
Nilai penalaran ditentukan oleh keahlian atau kewibawaan orang yang mengemukakannya. Jadi suatu gagasan diterima sebagai gagasan yang benar hanya karena gagasan tersebut dikemukakan oleh seorang yang sudah terkenal karena keahliannya
Contoh:
Kesesatan Non Causa Pro Causa
Kesesatan karena penarikan penyimpulan sebab-akibat dari apa yang terjadi sebelumnya adalah penyebab sesungguhnya suatu kejadian brdasarkan dua peristiwa yang terjadi secara berurutan.

1. Argumentum ad Barculum
Argumen yang salah karena intimidasi, argumennya yang logis namun intimidasinya salah
2. Argumentum ad Ignorantiam
Menghakimi sesuatu yang tidak ada, belum ditemukan atau tidak mengetahui apapun juga mengenai sesuatu itu.
Menstrukturkan kembali konteks logis sesuai dengan ebenaran empiris, rasionalitas, ilmiah, intiutif dan religius dalam penulisan agar tidak terjadi kesesatan pikir untuk mencapai kebenaran yakni kesesuaian antara realitas dengan yang seharusnya.

Terima Kasih
Semoga Bermanfaat ^.^

Logika Berpikir

Hai RSC’ers kali ini admin akan share materi pengantar Upgrading Penalaran mengenai “Logika Dasar Berpikir” silahkan download dan pelajari yaaa ^.^

Logika secara umum merupakan kemampuan kita untuk berpikir atas masalah-masalah yang ada disekitar kita, serta meneliti asas-asas dan hukum yang mengatur arah pikiran kita kearah yang lebih benar. Dorongan inilah yang kemudian memunculkan ilmu yang disebut logika. Dalam suatu penulisan itu biasanya logika itu membuat kalimat-kalimat menjadi benar dan selesai. Jika kita meneliti dengan seksama dan sistematis berbagai pemikiran dan penalaran yang kita dengar, kita baca dan kita ungkapkan. Banyak penalaran yang tidak ‘nyambung” apbila kita dengar dan kita ucapkan. Mengapa demikian? karena di dalam berpikir kita rupanya dituntut kesanggupan dan kecermatan untuk melihat hubungan-hubungan, kesalahan-kesalahan tindak yang relevan, terhadap prasangka-prasangka, terhadap perasaan pribadi , sentiment golongan dan sebagainya, yang semuanya acapkali mengaburkan jalan pikiran kita sebagai manusia. Manusia berpikir itu untuk tahu. Kalau ia berpikir tidak semestinya mungkin ia tidak mencapai pengetahuan yang benar. Misalnya kalau orang tahu tentang sebuah rumah (sesuatu), mungkin ia tahu juga, bahwa rumah itu besar dan kecil maka besar dan kecil itu diakui hubungannya dengan rumah itu. Manusia mengakui, tidak membuat hubungan itu ada kemungkinan, bahwa ia mengakui hubungan yang tidak ada, maka kelirulah ia. Pengakuan sesuatu terhadap sesuatu merupakan dasar pengetahuan.
Logika secara etimologis berasal dari bahasa yunani dari kata “logike” yang berhubungan dengan kata “logos” yang berarti ucapan, atau pikiran yang diucapkan secara lengkap. Logika berbagai studi secara sederhana dapat kita batasi sebagai suatu kajian tentang bagaimana seseorang mampu berpikir lulus. Logika sebagaimana dikemukakan Irving M.copi menyatakan “ Logika adalah ilmu yang mempelajari metode dan hukum-hukum yang digunakan untuk membedakan penalaran yang betul dari penalaran indah.” System Thinking merupakan alat untuk mendiagnosa isu-isu, memahami dinamika sosial dan sebab akibat. Yang merupakan metode baru yang menggabungkan metode kualitatif (Miles & Huberman) dan kuantitatif (regresi) sebagai salah satu alat yang digunakan untuk membedah suatu masalah. Belajar logika adalah adalah belajar metode dan prinsip menilai penalaran atau argument, baik penalaran dari diri sendiri maupun orang lain. Dengan belajar logika kita dituntut untuk berpikir kritis, tidak menerima pendapat orang lain begitu saja, mampu melihat kondisi sosial yang sedang terjadi di sekitar dan mampu memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi. Oleh sebab itu, belajar logika bagi anggota RSC merupakan bekal yang sebaiknya harus dimiliki, terlebih dalam melakukan penelitian ataupun membuat karya ilmiah.
Besok Rabu, 22 April 2015 pukul 18.00 WIB di RSC akan diadakan Upgrading Penalaran mengenai “Logika Dasar Berpikir” oleh pemateri Mas Zein’ 11.
Datang ya teman-teman.. . Makasih ^.^