FIA UB kehilangan salah satu putra terbaiknya. Salah satu dosen senior Jurusan Administrasi Publik, Dr. Muhammad Saleh Soe’aidy, M.A., menghembuskan nafasnya yang terakhir kali pada hari Kamis, 20 Agustus 2015, pukul 15.10 WIB di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang. Almarhum meninggal dunia setelah dirawat di ICU RSSA selama tiga hari setelah sebelumnya mendadak dilarikan ke IGD RSSA karena terkena serangan stroke. Kemarin malam (20/8) jenazah langsung dimakamkan di TPU Tirtomoyo, Blimbing, setelah dilakukan shalat Isya’ dan shalat jenazah di Masjid Muhajirin yang berada di kompleks perumahan almarhum di Pondok Blimbing Indah. Rumah duka kemarin nampak dihadiri oleh ratusan keluarga, kerabat, tetangga, dan kolega almarhum di FIA UB.
Sebelum diberangkatkan ke pemakaman, rukun kematian setempat mengadakan upacara pelepasan jenazah yang dihadiri oleh seluruh pentakziah yang hadir. Mengawali sambutannya, Ketua RW.05 Kelurahan Polowijen Sugeng Santoso mengungkapkan bahwa semasa hidupnya almarhum pantas menjadi sosok teladan bagi warga sekitar. Beliau, kata Sugeng, adalah seorang yang sederhana yang selalu siap membantu warga. “Pak Saleh adalah sosok teladan, tak pernah menolak jika dimintai bantuan atau sumbangan pemikiran untuk warga,” ujarnya.
Sementara itu, Dekan FIA UB Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS yang juga berkesempatan memberikan sedikit sambutan menceritakan bahwa Saleh adalah seorang dosen yang baik dan telah mengabdi di UB selama 35 tahun. “Satu hal yang perlu kami sampaikan bahwa Bapak Saleh Soe’aidy ini adalah dosen yang taat beribadah dan penuh dedikasi dalam pekerjaannya,” ujar Dekan. Dekan juga turut berpesan kepada keluarga almarhum agar senantiasa bersabar atas musibah yang menimpa ini. “Sebagaimana ajaran di dalam agama kita, manakala kita terkena musibah maka kita harus bersabar. Dan bila kita mendapat kesenangan, maka kita harus bersyukur,” ujar Dekan.
Jenazah almarhum sempat dishalati sebanyak tiga kali, yakni dua kali pada saat jenazah masih di rumah duka pada setelah shalat Maghrib dan sekali bersama jamaah yang lebih banyak di Masjid Muhajirin setelah shalat Isya’. Setelah itu, jenazah dibawa ke TPU Tirtomoyo dengan menggunakan mobil ambulans dan diikuti oleh ratusan pentakziah yang mengikuti di belakangnya dengan kendaraan masing-masing. (ALA/FIA)