Hustler Preparation Class bersama Ei Lab

Bagikan Ke:

Ei Lab kembali mengadakan kelas rutinnya yaitu Hustler Preparation Class. Kegiatan ini diadakan pada Kamis 15 Oktober 2015 & Jumat 16 Oktober 2015 pukul 15.00 di Laboratorium Kewirausahaan dan Inovassi lt 3 FIA. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari kelas sebelumnya. Pada bulan Mei lalu Ei Lab telah mengadakan Business Model Canvas Class yang merupakan pengenalan awal mengenai apa itu bisnis model dan apa saja kesembilan blok dalam bisnis model. Di Hustler Preparation Class ini dibuat dua kelas. Kelas pertama adalah mengenai Pattern On Business Model. Pematerinya adalah pengurus Ei Lab sendiri, yakni dari Divisi Food and Beverage Diki Anjasmoro Putro.

Salah satu tim peserta sedang menjelaskan model buatannya
Salah satu tim peserta sedang menjelaskan model buatannya

Di kelas Pattern On Business Model, pemateri menjelaskan tentang beberapa pola dalam bisnis model yakni Unbundling, Long tail, Multi sided, Freemium, Bait and Hook, Razor and Blade, serta Open Business Model. Dalam Pola diuraikan bisnis model dengan karakteristik yang sama, pengaturan blok bangunan yang sama atau perilaku yang sama. Tujuannya adalah untuk membantu kita memahami dinamika dalam bisnis model.

Dalam kegiatan ini peserta dibentuk dalam beberapa tim dan masing-masing tim ditantang untuk membuat salah satu pola dalam bisnis model yang sudah dijelaskan. Kemudian perwakilan tim diminta untuk mempresentasikan pola bisnis model yang sudah mereka diskusikan.

Dan untuk kelas kedua mengenai Startup Metodology oleh Founder of Hepmee Faza Abadi. Kelas ini menjelaskan tentang apa itu startup dan bagaimana kita membangun sebuah perusahaan startup. Perusahaan startup adalah organisasi perusahaan atau sementara yang dirancang untuk mencari model bisnis yang berulang dan scalable. Perusahaan-perusahaan ini, umumnya baru dibuat, berada dalam fase pengembangan dan penelitian untuk pasar.

Suasana Hustler Preparation Class
Suasana Hustler Preparation Class

Pada dasarnya, membuat startup merupakan hal yang mudah bagi mahasiswa. Selain masih memiliki kreativitas, semangat, dan idealisme, mahasiswa juga masih memiliki kebebasan dan tidak memiliki tuntutan untuk mendapatkan uang dengan cepat. Apabila bisnis tersebut mengalami kegagalan, mahasiswa masih memiliki semangat untuk belajar dan masih bebas mengembangkan idenya.

Yang perlu dilakukan untuk memulai bisnis startup adalah menciptakan ide-ide brilian, realisasikan, dan bekerjasamalah dalam tim untuk menciptakan bisnis tersebut. Hal yang penting juga, jangan lupa untuk memanfaatkan kemudahaan teknologi di era ini dan jangan takut untuk gagal seperti kata Steve Jobs, “Let’s go invent tomorrow, rather than worrying about what happened yesterday”. Jadi, jangan takut gagal dan mencoba lagi.

 

Tim Liputan:

Artikel/Foto: Femi Bernadetha

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

Dapatkan informasi terbaru dari Fakultas Ilmu Administrasi Univesitas Brawijaya

Lewati ke konten