Tim dosen Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UB mengimplementasikan kegiatan pengabdian masyarakat dengan menggelar pendidikan politik di aula kompleks SMA Tugu, Kota Malang, kemarin (6/9). Diikuti para siswa SMAN 3, SMAN 1, dan SMAN 4 Kota Malang, kegiatan ini juga dibarengi dengan sosialisasi pemilihan umum (pemilu) serentak 2019 bagi pemilih pemula oleh KPU Kota Malang.
Hadir sebagai pembicara, dosen Administrasi Publik UB Andhyka Muttaqin SAP MPA dan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Malang Zaenudin ST MAp.
Ketua tim pengabdian masyarakat FIA UB Aulia Luqman Aziz MPd menyebutkan, dosen itu memiliki kewajiban Tri Dharma Perguruan Tinggi. Selain pendidikan (mengajar), dosen juga harus melaksanakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. ”Nah, kegiatan hari ini (kemarin) adalah wujud dari pengabdian masyarakat yaitu tim kami dari FIA UB,” jelas Luqman, sapaan Aulia Luqman Aziz.
Andhyka menyatakan, menurut survei pemilih pemula di Indonesia ini memiliki andil 3–4 persen. Karena itu, penting pendidikan politik diberikan kepada siswa SMA agar pemimpin yang dipilih sesuai dengan keinginannya. ”Tidak ada pemimpin bagus, tapi rakyatnya hanya acuh (memilih golput),” jelasnya.
Berbagai materi-materi apa yang harus dilakukan sebagai pemilih pemula dipaparkan. Materi mengenai hal kenapa pemilih pemula itu penting juga dipaparkan dosen Administrasi Publik UB ini. Materi-materi terkait bagaimana menjadi pemilih pemula yang kritis dan mandiri juga dijelaskan secara gamblang.
”Menurut data partisipasi pemula mencapai 92,8 persen yang memilih. Artinya, semangat memilihnya pemilih pemula ini bagus,” terangnya.
Karena angka partisipasi pemilih pemula yang tinggi, mereka harus mengetahui hal-hal penting untuk diketahui sebelum memilih. Di antaranya, mengenal visi-misi dan program calon. Kemudian kenali riwayat hidup calon dan partai politiknya. ”Setelah menilai, pastikan pilihan Anda serta pastikan Anda memilih suara dengan benar,” jelas pria asal Kota Batu tersebut.
Andhyka menambahkan, pengabdian ini sejatinya untuk memberikan pemahaman lebih mendalam tentang bagaimana menjadi pemilih yang baik untuk menentukan pilihannya. Pada kebanyakan kasus, pemilih pemula banyak dipengaruhi faktor budaya, agama, dan ketidakpahaman tentang perpolitikan saat ini.
”Mengingat potensi pemilih pemula ini cukup besar sehingga pendidikan politik yang tepat dan baik harus gencar dilakukan. Yang pasti tujuannya pada partisipasi dan kesadaran politik agar lebih meningkat,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua KPU Kota Malang Zaenudin ST MAp memaparkan berbagai agenda pemilu ke depan. Seperti pilpres dan pileg di tingkat kota, provinsi, DPR RI, dan DPD. Uniknya, pemaparan yang diberikan Zaenudin dikemas dengan menarik, yakni melontarkan pertanyaan dan diberi door prize berupa boneka KPU maupun pulsa. ”Karena pemilih pemula sehingga metode sosialisasinya pun disesuaikan dengan anak zaman sekarang,” terangnya.
Dia menerangkan nantinya pada 17 April 2019 akan disiapkan 5 surat suara, yakni pileg (kota, provinsi, dan DPR RI), pilpres, serta DPD. Untuk mengenali calon, Zaenudin menyebutkan ke depan akan ada agenda debat presiden hingga 5 kali. ”Dengan debat ini, kesempatan bagi kalian untuk mengenal visi, misi, serta berbagai hal dari calon presiden,” paparnya.
Di akhir acara, Zaenudin juga mempraktikkan bagaimana cara mencoblos dengan benar. Bahkan, alat-alat pendukung mencoblos juga dikenalkan, mulai dari bantalan hingga alat mencoblosnya. ”Gunakan hak pilih Anda pada 17 April 2019 dengan bijak dan benar,” tandasnya.
Melihat kondisi saat ini, prinsip dari KPU sebagai penyelenggara memang sudah tugasnya untuk gencar melakukan sosialisasi. Khususnya mengemas sosialisasi bahwa pemilu bukan hal yang menakutkan, tapi pemilu adalah sesuatu yang menyenangkan. Zaenudin mengimbau agar partai politik dan politisi juga mengemas sosialisasi dan kampanye dengan cara yang menyenangkan. ”Jadi, masyarakat Malang tak kapok untuk memilih calon pimpinan,” terangnya.
Zaenudin melanjutkan, sosialisasi akan kembali gencar dilakukan di awal 2019. Lantaran, saat ini KPU Kota Malang sedang fokus pada tahap evaluasi pilkada. Dia juga menegaskan, meski kondisi Kota Malang sedang seperti ini tidak menyurutkan target partisipasi pemilih dari pemilu. ”Kalau menurut orang dengan kondisi ini, partisipasi hanya bisa mencapai 50 persen, tapi nyatanya KPU mampu menembus angka 65 persen. Dan kami terus optimistis,” pungkasnya.