Perpustakaan Pondok Pesantren Binaan FIA Universitas Brawijaya

Gagasan tentang rancangan tata ruang perpustakaan sekolah atau pondok pesantren adalah satu ikhtiar kecil di level pendidikan, dalam lingkup yang terjangkau agar mudah dioperasionalkan dalam bentuk kegiatan kegiatan praktis. Tujuannya adalah agar capaian dan target bisa terukur, mudah dievaluasi dan dilakukan perbaikan. Namun demikian, perancangan tata ruang perpustakaan pondok pesantren lebih merupakan upaya atau langkah awal dari gagasan yang lebih besar tentang perpustakaan yang inovatif dan satandar. Dengan menitik beratkan isu gerakan kemajuan dalam ranah pendidikan, pengabdian masyarakat ini mencoba meresonansi ide tentang pentingnya perpustakaan pondok pesantren yang berstandar nasional.

Dari hasil pertemuan awal tim pengabdian kepada masyarakat dengan para pengasuh Pondok Pesantren dan tenaga pengelola perpustakaan Bahrul Maghfiroh Kota Malang diperoleh informasi bahwa Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh termasuk cukup aktif dalam mengembangkan pondok pesantren. Namun demikian, beberapa masalah ditemukan bahwa kesadaran terkait tata ruang perpustakaan di pondok pesantren harus difasilitasi dan disamping masih minimnya kegiatan yang mengarah pada hal tersebut. Untuk itu melalui program pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh FIA UB ini diharapkan dapat mengubah cara pandang dari masyarakat umumnya dan pihak warga pondok pesantren khususnya agar dapat menggali dan memberdayakan segala potensi yang dimiliki juga memberikan perhatian khusus dalam rangka menumbuhkembangkan perpustakaan berstandar nasional agar dapat memberikan nilai lebih dalam proses pembangunan sumber daya manusia dari pondok pesantren.

Permasalahan di atas umumnya terjadi pada hampir setiap sekolah atau pondok pesantren di Indonesia. Hal tersebut merupakan sebuah tantangan sekaligus peluang yang dihadapi oleh tim pengabdian kepada masyarakat untuk bisa memberi manfaat lebih kepada masyarakat akan arti penting perpustakaan yang baik. Dengan kegiatan ini diharapkan akan dapat menimbulkan efek keberlanjutan kedepannya yaitu masyarakat yang literat dan dapat memanfaatkan informasi untuk kebutuhan yang berkaitan dengan peningkatan peluang inovasi perpustakaan pondok pesantren.

Pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat diselenggarakan secara reguler mulai pada tanggal 2 Agustus 2020 hingga tanggal 30 Oktober 2020. Kegiatan utama dari pengabdian masyarakat ini adalah pemberian pelatihan dan pendampingan terkait tata ruang perpustakaan berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan Sekolah/Madrasah. Kegiatan pelatihan dimaksudkan untuk terjadi transfer informasi dan knowledge yang diharapkan mampu menjadi katalisator peningkatan kemampuan pengelola perpustakaan dalam menjalankan ataupun merintis suatu penerapan Standar Nasional Perpustakaan Sekolah/Madrasah. Materi yang disampaikan pada pelatihan ini meliputi pengetahuan dasar tentang pengertian dan peran perpustakaan sekolah/madrasah, pengetahuan mengenai manajemen perpustakaan sekolah, tentang Standar Nasional Perpustakaan Sekolah/Madrasah dan sistem otomasi perpustakaan. Beberapa materi tersebut disampaikan secara bertahap selama tiga bulan yakni 2 Agustus hingga 30 Oktober 2020, sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima oleh pengelola Perpustakaan Bahrul Maghfiroh menjadi sistematis, hal ini berdampak pula terhadap pemahaman tentang Standar Nasional Perpustakaan Sekolah/Madrasah sekolah yang baik. Materi pelatihan disampaikan oleh 4 (empat) orang pemateri, yakni Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS, Dr. Hamidah Nayati Utami, M.Si, Dr. Mochamad Rozikin, MAP., dan Muhammad Rosyihan Hendrawan, M.Hum.

Rancang Bangun Tata Ruang Perpustakaan Sebagai Pusat Sumber Belajar di Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh di lihat dari sudut aspek fungsional meliputi lokasi ruang perpustakaan berada di samping tengah-tengah Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh. Menyikapi hal ini para sivitas dan pengelola Perpustakaan Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh sadar perlu melakukan orientasi belajar menjadikan perpustakaan sekolah menjadi tujuan utama siswa maupun guru dalam mengembangkan inovasi pembelajaran.