(Laporan Mukhamad Kholid Mawardi, dosen FIA UB dari Washington D.C, USA)
Washington DC.,FIA UB. Global Entrepreneurship Research and Policy Conference 2013 merupakan forum bertemunya para pakar dan peneliti dibidang kewirausahaan dan usaha kecil untuk mempresentasikan penelitian dan mendiskusikan kebijakan terkait dengan pengembangan kewirausahaan dan usaha kecil di dunia. Pada konferensi kali ini diadakan di Washington DC pada 16-19 Oktober 2013 atas kerjasama the World Bank, ICSB (International Council for Small Business) , dan The George Washington University.
Konfrensi ini terbagi menjadi empat sessi, yaitu : (1) pelatihan kewiraushaan sosial, (2) presentasi hasil riset perkembangan kewirausahaan dan usaha kecil di dunia oleh lembaga internasional misalnya, World Bank, GEM (Global Entrepreneurship Monitor) , dan Kauffman Firm Survey, (3) Panel kebijakan di bidang kewirausahaan dan usaha kecil yang menampilkan pembicara antarala lain : Jeff Hofman (the white house consultant for small business development), Zoltan Act (Pakar kewirausahaan dari George Mason University), Paulo Correa (Ekonom dari Worldbank), Salvatore Zecchini (Ketua kelompok kerja pengembangan usaha kecil dan kewirausahaan negara-negara OECD) dan beberapa pakar lain, (4) Sesi presentasi hasil riset. Pada sessi terakhir ini menampilkan 34 hasil riset dari 20 negara yang telah di pilih secara selektif oleh panitia dan reviewer dari Journal of Small Business Management.
Pada sesi ini saya, menampilkan bagian akhir disertasi doctoral pada Faculty of Business, University of Wollongong, Australia dengan judul “MSME Empowering policy; Does it matter for developing countries?”. Hasil penellitian ini dilatar belakangi fenomena bahwa UMKM telah dianggap sebagai ‘economy engine´dalam pembangunan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang sehingga banyak kebijakan dan program diimplementasikan untuk mendorong perkembangan UMKM. Namun pada kenyataanya, banyaknya program dan besarnya anggran yang dialokasikan untuk pengambangan UMKM tidak berkontribusi pada daya hidup UMKM. Dari studi kasus yang saya dilakukan di beberapa sentra industry UMKM di jawa timur, membuktikan bahwa kebijakan pemerintah baik di tingkat nasional maupun regional tidak memberikan dampak signifikan terhadap keberadaan UMKM disentra-sentra indsutri tersebut. Penelitian ini berhasil menemukan fakta bahwa ternyata daya hidup UMKM disentra industry lebih dipengaruhi oleh kemampuan pelaku UMKM untuk menciptakan efisiensi bersama dalam sentra industry melalui pemanfaatanlocal external economy dan aksi bersama. Lebih lanjut, penelitian ini juga mengungkapkan bahwa keberhasilan pelaku UMKM untuk menciptakan manfaat ekonomis ini tidak bisa dilakukan secara instant, tapi melaui proses yang relative lama dan menuntut adanya keberadaan modal sosial.
Pada konferensi ini, saya juga berkesempatan untuk menjajagi peluangi kerjasama dengan National Federation of Independent Business (NFIB) Smalaa Business Economic Trends untuk melibatkan Indonesian dalam survey Global Economic Monitor (GEM). Peluang kerjasama ini mendapat respond positif dari NFIB karena didasari kenyataan bahwa Indonesia sebagai negara dengan populasi lebih dari 240 juta dan dimana 99% komposisi perusahaannya adalah UMKM, tentunya akan berkontribusi thd pemetaan pengembangan kewirausahaan dan usaha kecil. (FIA UB/Mukhamad Kholid Mawardi/SP)