System thinking merupakan sebuah teori yang sudah berkembang sejak lama dalam dunia sains. Sistem berpikir memiliki silsilah intelektual yang panjang dan rumit, dan memiliki berbagai variasi pendekatan yang berbeda dari berbagai disiplin ilmu dan transdisiplin bentuk (Myers, 2006). Berbagai upaya telah dilakukan untuk menyintesis sistem berpikir dalam paradigma teoritis menyeluruh, yang meliputi ilmu-ilmu alam dan manusia (Midgley,2005). Teori ini memahami sistem secara universal sebagai proses terbuka untuk berubah melalui internal self-regulation dan atau interaksi umpan balik dengan lingkungan.
System thinking merupakan sebuah pendekatan teknis dalam mengelola kompleksitas dan kecepatan sebuah perubahan. Pendekatan system thinking sudah dikenal sejak 1900-an. Pendekatan ini digunakan untuk memahami pola gerak alam semesta dan makluk hidup di dalamnya. Pada awalnya, systems thinking muncul sebagai sebuah reaksi terhadap kesulitan-kesulitan sains untuk menghadapi berbagai permasalahan dalam sistem kompleks. Menurut Chapra (2001), penggagas awal systems thinking muncul dari para ahli biologi, yang memandang bahwa organisme hidup merupakan suatu keseluruhan dan sifat-sifatnya tidak dapat dipisahkan atau direduksi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
Sesuai saran Senge dalam Muluk (2007), System thinking yaitu perubahan cara berpikir menjadi berikir sistem ini perlu dilakukan untuk mengatasi persoalan yang berlarut larut dan tak kunjung selesai sebagai proses pembelajaran. Melalui proses ini pembentukan diri dapat dilakukan kembali sekaligus dapat mencapai sesuatu yang dinginkan. Dengan proses pembelajaran ini, akan ada perubahan tentang bagaimana memandang kembali dunia dan bagaimana hubungan dengannya.
Dari beberapa definisi berpikir sistem maka dapat disimpukan bahwa berfikir sistem adalah pendekatan yang diperlukan manusia agar dapat memandang persoalan-persoalan dunia ini dengan lebih menyeluruh dan dengan demikian pengambilan keputusan dan pilihan aksi dapat dibuat lebih terarah dan lebih terfokus kepada sumber-sumber persoalan yang akan mengubah sistem secara efektif.
Namun dalam kenyataannya, berfikir sistem masih jarang dipergunakan oleh perguruan tinggi khususnya di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, sehingga mahasiswa masih kesulitan untuk mengembangkan gagasan bepikir sistem dalam bentuk penelitan. Agar mahasiswa dapat menguasai berfikir sistem maka perlu adanya pelatihan disiplin mengenai Systems Thinking.
Menindaklanjuti pertimbangan tersebut di atas, Laboratorium Digital and Dynamic Governance menyelenggarakan Pelatihan Dasar Metodologi Berfikir Sistem (Systems Thinking) untuk para Mahasiswa S1 FIA UB pada tanggal 15-16 November 2019. Setiap harinya, pelatihan dilaksanakan mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB.
Instruktur dalam pelatihan ini antara lain:
- Dr. M.R, Khairul Muluk
- Dr. Ike Wanusmawatie
- M. Chazienul Ulum, MPA, M.AP
- Dr. Moh. Said
- Rendra Eko Wismanu, M.AP
Moderator: Nurjati Widodo, M.AP
Materi unduhan:
- Materi Pelatihan (http://bit.ly/materisystemsthinking)
- Software Pelatihan (http://bit.ly/powersim2019)
- Dokumentasi Kegiatan Pelatihan (http://bit.ly/pdsystemsthinking-galerinov2019)
- Sertifikat Pelatihan (http://bit.ly/systemsthinking2019-sertifikat)