Alangkah indahnya dunia bila setiap orang hanya memerlukan satu klik saja pada komputer mereka untuk mendapatkan segala informasi yang mereka butuhkan. Itulah yang disampaikan oleh Dr. Rein van Charldorp dalam kuliah tamu yang diselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Perpustakaan, Jurusan Administrasi Publik FIA UB bekerjasama dengan Forum Kerjasama Perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri kemarin (4/12). Acara yang diselenggarakan di Aula Gedung A FIA UB Lantai 4 tersebut dihadiri oleh perwakilan dari perpustakaan nasional dan daerah dari seluruh Indonesia, perwakilan prodi ilmu perpustakaan dari beberapa universitas di Indonesia, serta mahasiswa.
Dalam sambutannya, Pembantu Dekan I FIA UB Dr. M.R. Khairul Muluk memaparkan bahwa informasi yang melimpah (information exploded) merupakan suatu problem tersendiri bagi para pemustaka untuk memilah dan memilih informasi yang tepat. Oleh karena itu, hal ini membutuhkan solusi yang dapat menjawab permasalahan tersebut, salah satunya adalah mendirikan Program Studi Ilmu Perpustakaan. “Dengan adanya Prodi Ilmu Perpustakaan, mudah-mudahan dapat melahirkan pustakawan-pustakawan yang berkualifikasi di bidangnya, sehingga dapat melayani pemustaka untuk mendapatkan informasi yang tepat dan di saat yang tepat pula,” ujar pria yang ramah ini.
Dalam kuliah tamu internasional tersebut, van Charldorp banyak menceritakan tentang perubahan wajah perpustakaan di seluruh dunia oleh karena perkembangan teknologi. Pria yang pernah menjabat sebagai Managing Director Online Computer Library Center, Inc. (OCLC) untuk wilayah Eropa, Timur Tengah, dan Afrika ini mengungkapkan bahwa perpustakaan kini tidak lagi menjadi sebuah tempat penuh buku yang membosankan. Bahkan, ada sebuah perpustakaan di Amsterdam, Belanda, yang tidak memiliki koleksi buku sama sekali, melainkan sederetan komputer dan iPad yang siap digunakan untuk mengakses informasi. “Perpustakaan itu menjadi tempat yang menyenangkan karena dilengkapi dengan kantin yang nyaman untuk makan dan minum, koleksi koran terbaru, bahkan piano bagi yang ingin memainkannya,” ujarnya.
Lebih lanjut, van Charldorp juga mengenalkan apa itu Online Computer Library Center (OCLC) kepada lebih dari 400 peserta yang mengikuti acara tersebut. Ia menjelaskan bahwa OCLC merupakan organisasi nirlaba yang menyatukan katalog online sejumlah perpustakaan di seluruh dunia dalam bentuk katalog induk yang disebut WorldCat. Adanya WorldCat dari OCLC ini akan mempermudah akses informasi yang tersebar di seluruh dunia, serta dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan oleh perpustakaan. Adapun misi dari OCLC itu sendiri adalah menghubungkan orang-orang di seluruh dunia untuk dapat mengakses pengetahuan melalui kerjasama perpustakaan. Sedangkan visinya adalah perpustakaan-perpustakaan di dunia menjadi terkoneksi. Dengan penuh antusias van Charldorp meyakinkan para peserta untuk bergabung dan menjadi member OCLC. “Sudah ada 72.000 perpustakaan di seluruh dunia yang terdiri dari perpustakaan nasional, perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan umum, perpustakaan khusus, dan beberapa perpustakaan sekolah tergabung dalam WorldCat OCLC,” paparnya. (ALA/MRH/FIA)