Walikota Banjarmasin Jalin Kerjasama dengan Program Studi Pariwisata FIA UB
Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina sebagai narasumber dalam kegiatan Seminar Nasional Pariwisata Digital, dengan tema `Implementasi Pariwisata Digital pada Daya Saing Ekonomi dan Sosial Daerah’ yang dilaksanakan di Aula Gedung A, lantai 4, Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, Jawa Timur, Kota Malang, Kamis (25/4).
H Ibnu Sina lebih jauh lagi perkenalkan pariwisata yang ada di Kota Banjarmasin. “Katanya, apa yang kami lakukan di Banjarmasin tentu akan sangat berbeda dengan yang dimiliki kota-kota lain yang menjadi destinasi unggulan di Indonesia. Saya ingin memperkenalkan tentang Kota Banjarmasin, karena Kota Banjarmasin memiliki kekhasan tersendiri yang tidak dimiliki kota-kota lain di Indonesia. Karena kota Banjarmasin di kenal dengan kota seribu sungai, `City Of Thousand River’’ ini, sudah di kenal sejak lima ratus tahun yang lalu,’’ ujarnya.
“493 tahun sudah usia kota Banjarmasin, sejak itulah masyarakat nya bertransaksi di sungai, jualan di sungai, barter di sungai sehingga sekarang kita mengenal dengan yang namanya Pasar Terapung di kota Banjarmasin,’’ katanya lagi.
Jadi kalau di kota lain ada Pasar Apung, maka Pasar Terapung di Kota Banjarmasin lah yang asli. Kota Banjarmasin sejak lima ratus tahun yang lalu di kenal dengan bandar perdagangan, karena Kota Banjarmasin sangat dekat dengan Pulau Jawa yaitu Kota Surabaya.
Lebih lanjut ia mengatakatan, saat ini pihaknya terus mengembangkan destinasi pariwisata berbasis sungai, jadi pada kesempatan ini ia ingin mengajukan Kota Banjarmasin menjadi destinasi Bali baru ke 11, yaitu yang berbasis sungai, “Karena semua kota lainnya berbasis pantai, gunung dan laut, jadi tidak ada yang berbasis sungai, dengan itu tidak ada yang menyamai Kota Banjarmasin dengan konten sungai,’’ katanya.
Seiring dengan kebijakan Pemerintah Kota Banjarmasin, bahwa di dalam rencana pembangunan jangka menengah Kota Banjarmasin kita sudah menetapkan, “Visi Banjarmasin, Banjarmasin Kota Sungai, Banjarmasin Kota Sungai Pintu Gerbang Ekonomi Kalimantan 2025’’.
Karena sejak zaman dahulu kala, akses ke Pelabuhan Laut Banjarmasin ini sudah dari zaman tradisional. Karena kita pintu gerbang bagi seluruh Kalimantan Selatan. Karena Pelabuhan Trisakti adalah pelabuhan laut terpadat nomor dua setelah Kota Surabaya.
Orang nomor satu di Kota Banjarmasin ini lebih lanjut mengatakan, sejak tahun 2016, pihaknya sudah merubah mindset Kota Banjarmasin yaitu, “Sungai adalah beranda depan rumah, sungai bukan lagi beranda belakang untuk lempar buang sampah, akan tetapi sungai adalah bagian depan rumah kita,, lanjutnya lagi saat menjadi narasumber Seminar Nasional Pariwisata Digital.
Kota Banjarmasin juga sebagai kota yang melarang pertama kali penggunaan kantong plastik di Indonesia. Perwali Nomor 18 Tahun 2016, melalui perwali ini Kota Banjarmasin menjadi River City Indonesia di ASEAN nomor satu iyalah Kota Banjarmasin yang melarang penggunaan kantong plastik.
“Kami memperkenalkan Wisata Susur Sungai yang ada di Kota Banjarmasin, kami juga menetapkan 36 Destinasi Wisata di Kota Banjarmasin, untuk menambah lama tinggal wisatawan yang di Banjarmasin, yang biasanya hanya satu hari, dengan kebijakan ini kami berharap, bisa menambah dua sampai tiga hari wisatawan untuk tinggal di Kota Banjarmasin,’’ ujarnya.
Dalam Kegiatan ini juga dilakukan penandatanganan kerja sama antara FIA UB dan Pemerintah Kota Banjarmasin dalam Penyelenggaraan Kegiatan Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat dibidang Kepariwisataan Dalam Rangka, Pengembangan Pariwisata di Kota Banjarmasin. Dihadiri, Dekan Fakultas Ilmu Administrasi, Prof Dr Bambang Supriyono MS, Asisten Deputi Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antar Lembaga Kementerian Pariwisata Indonesia, Fransiskus Handoko, SST Par MSc, Ketua Program Studi S1 Pariwisata FIA UB, Dr Sunarti, Ssos M.AB, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin, Ikhsan Alhak, Kabag Umum Pemko Banjarmasin Gusti Iwan Mirja, dan Forum Komunikasi Mahasiswa Banjarmasin (FKMB) di Kota Malang.