Mengapa Mahasiswa Jarang Ke Perpustakaan?
Berapa banyak mahasiswa yang senang pergi ke perpustakaan? Berapa banyak mahasiswa yang sering datang ke ruang baca? Paling begitu tugas akhir, ia baru datang. Bahkan untuk mengerjakan tugas kuliah pun jarang. Pernah saya tanyakan kepada salah seorang mahasiswa, kapan kamu pernah ke perpustakaan? Sekali waktu dalam satu semester.
Pertanyaannya apakah kemudian harus disediakan fasilitas serba wah agar ia mau kesana? Itu pun belum tentu demikian, setelah fasilitas itu terwujud. Sebab yang datang ke perpustakaan biasanya orang yang tekun dan berkemauan menggapai informasi yang dibutuhkan.
Di Jepang perpustakaan ramai, kalau disini kantin yang seperti itu, tidak perlu tersinggung. Bukankah perpustakaan adalah tempat menggali referensi, tempat inspirasi temukan ide-ide, tempat selesaikan tugas, tempat diskusi sharing informasi. Tapi kenyataannya perpustakaan belum seperti itu.
Perpustakaan kini tidak hanya dipahami sebatas sebuah gedung maupun tempat penyimpanan buku semata, akan tetapi perpustakaan ialah suatu unit kerja yang memiliki sumberdaya manusia, “ruang khusus”, serta kumpulan koleksi yang sesuai dengan jenis perpustakaannya (Purwono, 2013:1).
Perpustakaan merupakan institusi atau lembaga tempat menyimpan informasi dalam bentuk buku dan bentuk lain, yang disimpan menurut aturan tertentu, untuk kemudian digunakan oleh orang lain (bukan hanya digunakan oleh pribadi) secara gratis, dengan bermacam-macam tujuan atau kebutuhan seperti untuk pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi (Saleh, 2011:5). Berdasarkan pendapat tersebut, definisi perpustakaan kini adalah sebuah institusi atau lembaga yang punya sumberdaya berkualitas, ruangan dan koleksi sesuai jenis perpustakaan, serta menjadikannya sebagai sumber informasi dalam memenuhi berbagai kebutuhan pemustakanya.
Perpustakaan butuhkan perubahan dan terus-menerus memperbaiki dirinya. Ditopang dengan sumber daya manusia berkualitas. Layanan dan fasilitas ditingkatkan. Jangan sampai gembor-gemborkan supaya mahasiswa datang, tapi perpustakaan sendiri enggan berbenah. Orangnya suka marah. Dan kinerjanya tiada peningkatan. Bisa-bisa perpustakaan dikunjungi satu tahun sekali, itu pun karena keterpaksaan.
Koleksi perpustakaan juga kadang saya lihat tidak sesuai kebutuhan pemustaka. Padahal yang menggunakan jasa perpustakaan itulah pemustaka. Tapi sayangnya koleksi tersebut diadakan tanpa pertimbangan matang, sehingga banyak koleksi menumpuk. Koleksi itu tidak pernah dibaca, dipinjam atau bahkan dijadikan referensi pun enggan. Seharusnya ada perencanaan jelas, tidak langsung menerima semua hibah, tidak segera mengadakan koleksi serba murah. Cari tahu kebutuhan mahasiswa, sebab bukan hanya buku referensi yang dibutuhkan, kadang hiburan seperti novel pun penting.
Perpustakaan jarang dikunjungi alasannya karena perkembangan teknologi yang begitu deras, hingga memudahkan akses informasi tak terbatas. Seluruhnya berada di genggaman. Padahal koleksi tercetak atau buku-buku itu mengandung informasi sarat kualitas. Sayangnya banyak yang enggan ataupun terlampau malas mencari, apalagi membaca. Kita overwhelmed, tidak fokus karena seringnya melihat sosial media. Dan kita juga seringkali memilih cara instan. Karena kita membenci prosesnya.
Tugas perpustakaan bukan hanya mengolah buku, lalu menjajakannya di rak. Bukankah kalau hanya seperti itu sama dengan toko buku? Tugas perpustakaan adalah mengelola informasi. Informasi itu dikelola agar mudah diambil oleh pemustaka. Sehingga ketika ada yang butuh, informasi akan sangat membantu.
Jujur saja kita tak tahu apa manfaat sebenarnya perpustakaan. Apa fungsi, tugas, peran, masih banyak yang belum kita ketahui. Bagaimana kita bisa memahami pentingnya perpustakaan. Mahasiswa kemungkinan tidak akan pergi ke perpustakaan, bila tugas kuliah, UTS, UAS, dan skripsi dihilangkan. Bahkan dari awal sampai akhir semester pun barangkali ada yang belum pernah menginjakkan kakinya di pelataran suci tersebut. Kalaupun ia membaca jurnal online, syukurlah hal itu bukan masalah. Tapi bagaimana kemudian ia bisa menyusun karya ilmiah tanpa referensi memadai? Hal itu merupakan tugas perpustakaan mengarahkan pada sumber-sumber informasi berkualitas.
Daftar Pustaka
Asyhari, Hasan. 2013. Mahasiswa dan Perpustakaan. Diakses melalui https://www.kompasiana.com/www.hasanasyhari.com/5520d187a333116b4946ce29/mahasiswa-dan-perpustakaan, pada tanggal 23 Juli 2018 pukul 09.54 WIB.
Hardiningtyas, Tri. 2016. Mengerti Perpustakaan (Perpustakaan Perguruan Tinggi). Diakses melalui https://library.uns.ac.id/mengerti-perpustakaan-perpustakaan-perguruan-tinggi/, pada tanggal 23 Juli 2018 pukul 10.45 WIB.
Muslim, Faris. 2017. Menyadarkan Mahasiswa Tentang Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi. Diakses melalui http://www.iain-surakarta.ac.id/?p=7103, pada tanggal 23 Juli pukul 11.07 WIB.
Purwono. 2013. Profesi Pustakawan Menghadapi Tantangan Perubahan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Saleh, Abdul Rahman. 2011. Percikan Pemikiran di Bidang Kepustakawanan. Jakarta: Sagung Seto.
Susanti, Afriani. 2015. Ini yang Akan Buat Mahasiswa ke Perpustakan. Diakses melalui https://news.okezone.com/read/2015/11/17/65/1250889/ini-yang-akan-buat-mahasiswa-ke-perpustakaan, pada tanggal 23 Juli 2018 pukul 10.27 WIB.
Zamil, Nova Nur Aziyah. 2017. Inovasi Perpustakaan Perguruan Tinggi untuk Meningkatkan Minat Baca Mahasiswa. Diakses melalui https://lampungpro.com/post/9134/inovasi-perpustakaan-perguruan-tinggi-untuk-meningkatkan-minat-baca-mahasiswa, pada tanggal 23 Juli 2018 pukul 10.52 WIB.