ENTREPRENEURSHIP SEMINAR “From Heroic Spirit to Collaborative Spirit: Building a Strategic Alliance for Resilient Entrepreneurship” MASTER OF BUSINESS ADMINISTRATION UNIVERSITY OF BRAWIJAYA ACADEMIC YEAR 2025/2026

Share to:

Di tengah dinamika bisnis yang kompetitif seringkali bukan menjadi pilihan terbaik maka Kunci untuk bertumbuh dan tetap tangguh terletak pada kemampuan membangun aliansi strategis yang kuat. Maka melihat permasalahan seperti ini mahasiswa program studi Magister Administrasi bisnis menggagas ide dengan mengadakan seminar kewirausahaan dan mendapatkan dukungan dari salah satu dosen yaitu Ibu Edriana Pangestuti, SE, M.Si, DBA  yang bertepatan pada hari Senin 10 November 2025 dengan tema “Dari Semangat Pahlawan Menuju Semangat Kolaboratif:Membangun Aliansi Strategis Kewirausahaan Tangguh” berkolaborasi Lab Entrepreneurship & Innovation yang dimana tujuan ini sendiri adalah untuk mengenalkan praktisi kepada mahasiswa mengenai bagaimana cara menjawab tantangan bisnis dimasa depan dan menyesuaikan dengan perspektif akademisi.

Seminar dihadiri oleh kepala program studi Magister Administrasi Bisnis Prof Andriani Kusumawati, S.Sos, M.Si, DBA yang memberikan sambutan sekaligus pembukaan dalam acara. Beliau juga menyampaikan pentingnya berbagi ilmu dengan praktisi dan harapannya mahasiswa mampu menerapkan dalam kehidupan. Partisipan dalam seminar ini diikuti oleh seluruh mahasiswa magister administrasi bisnis tahun ajaran 2025/2026.

Narasumber yang dihadirkan sangat berkompeten di bidangnya yaitu Bapak Rakhmad Hardiyanto, beliau adalah CEO PT Kreasi Tani Bumiaji Chief Coosae Prestasi yang sudah mencapai taraf nasional maupun internasional dengan sebutan Milenial Agropreneur yang dimana julukan tersebut tidak lepas dari pengalaman dan prestasi atau penghargaan  yang pernah diraih.

Pak Rakhmad berasal dari malang tepatnya di kecamatan Bumiaji di kota Batu. Di tengah situasi ekonomi yang penuh ketidakpastian, beliau memanfaatkan teknologi digital untuk menggembangkan usahanya seperti menggunakan alat drehidator untuk mengeringkan bahan baku contohnya lemon, teh dan lain lain, ada juga  mesin untuk packing  dan vakum untuk hasil olahannya yang dimana hampir seminggu bisa menghasilkan lebih dari ratusan ton. Tidak hanya itu, untuk memajukan usaha beliau menjalin kemitraan CSR berkolaborasi dengan hampir 50 lebih petani lokal dengan berbagai macam jenisnya seperti sayur kale, jambu dan masih banyak lagi disamping itu beliau juga mempertimbangkan Sustainable Development Goals (SDGs) dengan tujuan untuk menciptakan dunia yang lebih adil, sejahtera, damai, dan berkelanjutan bagi semua manusia tanpa meninggalkan siapapun (leave no one behind). Dari banyaknya pasang surut kehidupan terutama dalam dinamika pasar sampai adanya penolakan dari beberapa pihak. Beliau tetap yakin dan percaya bahwa akan sukses membuka peluang  kerja dan berdampak bagi lingkungan sekitar –ujarnya

Gambar diatas merupakan contoh dari produk Pak Rakhmad petani milenial. Beliau mengkolaborasikan teori dengan implementasi nyata seperti menggunakan Bisnis Model Canvas, SWOT serta Internet of Things (IoT). Kunci membangun keberhasilan ekosistem adalah dengan membuka seluas mungkin kolaborasi dan jaringan dari segala lini sehingga menghasilkan peluang bisnis yang lebih luas disertai kapasitas dan kapabilitas masing masing individu dengan karakter yang kuat yaitu memiliki ide kreatif, adaptif, tangguh dan visioner. Selain itu, beliau terus mengembangkan inovasi-inovasi produk dengan memanfaatkan digital marketing untuk menjawab tantangan pasar disertai branding terhadap produk.

Dalam sesi tanya jawab, peserta seminar mengangkat beberapa isu penting terkait praktik kewirausahaan. Partisipan pertama yaitu Hasan menyoroti tantangan dalam ekspor jambu kristal, khususnya terkait kualitas produk saat pengiriman internasional. Permasalahan transportasi sering menyebabkan sebagian buah mengalami kerusakan, sehingga diperlukan metode pengemasan dan rantai distribusi yang mampu menjaga mutu hingga sampai ke tangan konsumen. Selain itu, perlu adanya kesepakatan harga dan prosedur penanganan barang rusak agar tidak merugikan pihak yang terlibat, serta pemenuhan standar kualitas (quality control) agar produk dapat diterima di pasar internasional.

Kemudian Partisipan kedua yang bernama Rico menanyakan mengenai latar belakang pemilihan jenis usaha pertanian yang dinilai memiliki proses produksi panjang dan berisiko tinggi. Narasumber menjelaskan bahwa keputusan tersebut dilandasi pandangan jangka panjang serta keyakinan bahwa nilai besar lahir dari proses yang konsisten. Dalam membangun kemitraan, strategi utama yang diterapkan adalah membangun kepercayaan (trust) sebagai fondasi aliansi. Kepercayaan menjadi kunci dalam mempertahankan kolaborasi jangka panjang dengan para mitra.

Selanjutnya, partisipan ketiga yang bernama Riyad mengangkat pertanyaan mengenai peran riset dan pengembangan (R&D) serta potensi kolaborasi antara akademisi dan pelaku industri. Narasumber menegaskan bahwa kolaborasi tersebut memerlukan komunikasi yang terbuka, keselarasan tujuan, serta pemahaman terhadap budaya kerja masing-masing pihak. Hambatan yang sering muncul meliputi perbedaan ekspektasi, orientasi waktu, dan prioritas. Untuk mengatasinya, dibutuhkan mekanisme koordinasi yang jelas serta komitmen bersama dalam menjalankan peran masing-masing. Narasumber menekankan bahwa semangat kewirausahaan masa kini bukan hanya tentang siapa yang bergerak lebih cepat, tetapi siapa yang mampu membangun kolaborasi yang tepat.

Sebagai penutup, narasumber menyampaikan bahwa keberhasilan besar berawal dari langkah-langkah kecil yang dilakukan secara konsisten. Ia mengingatkan bahwa rasa lelah adalah hal yang wajar dalam proses berwirausaha, namun menyerah bukanlah pilihan. Dengan membangun kolaborasi seluas-luasnya dan tetap tekun dalam menjalani proses, maka tujuan besar akan lebih mudah tercapai.  Boleh kita lelah tapi jangan menyerah–  Penulis: Umi Masithoh

Melalui seminar ini, Program Studi Magister Administrasi Bisnis FIA UB berkomitmen untuk menumbuhkan semangat kolaboratif dan inovatif di kalangan mahasiswa. Kegiatan ini juga sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya tujuan ke-8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, tujuan ke-9 tentang Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, serta tujuan ke-17 tentang Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, dengan mendorong kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan masyarakat dalam membangun ekosistem kewirausahaan yang tangguh dan berkelanjutan.

Latest news

Other Articles

Get the latest information from the Faculty of Administrative Sciences, Brawijaya University