Sesuaikan Kurikulum dengan Perkembangan Jaman, Program Studi Pariwisata Gelar Lokakarya Nasional Penyusunan Kurikulum
Inti dari sebuah program studi adalah kurikulum, dan kurikulum yang baik haruslah yang sesuai dengan kebutuhan pasar karena harus mampu menghasilkan daya serap lulusan yang tinggi, setidaknya dengan masa tunggu enam bulan. Bila tidak, maka program studi tersebut berpotensi dibubarkan. Itulah sepenggal pesan dari Rektor Universitas Brawijaya Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri saat memberikan sambutan pada Seminar dan Lokakarya Nasional “Perkembangan Paradigma Pendidikan Pariwisata dan Penyusunan Kurikulum Pariwisata Berbasis KKNI”. Acara yang diselenggarakan oleh Program Studi Pariwisata FIA UB pada Kamis (15/1) dilangsungkan di Gedung Aula Lantai 4 FIA UB.
Prof. Bisri mengungkapkan rasa syukurnya atas turunnya ijin penyelenggaraan 22 program studi di lingkup Universitas Brawijaya, dan salah satunya adalah Program Studi Pariwisata. Tugas selanjutnya adalah segera mengajukan akreditasi dengan sebaik-baiknya demi kenyamanan calon mahasiswa. “Apalagi Bapak Menteri telah menyatakan di media massa bahwa program studi yang tidak lulus akreditasi bisa dibubarkan,” lanjut Guru Besar Fakultas Teknik ini sembari menunjukkan kliping koran yang menunjukkan berita tersebut.
Bertindak sebagai pemateri utama dalam acara itu adalah Akhyaruddin Jusuf (Direktur Pengembangan Wisata Minat Khusus, Kementerian Pariwisata RI), Prof. Azril Azahari (Ketua Ikatan Cendekia Pariwisata Indonesia), Sutomo Djahuri (Lembaga Sertifikasi Profesi), dan Dr. Kusdi Rahardjo (Peneliti Senior Administrasi Bisnis FIA UB). Selain itu, acara itu dihadiri pula oleh beberapa perwakilan akademisi dan praktisi dari Universitas Gadjah Mada, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata di Malang Raya, beberapa hotel terkemuka di Kota Malang, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, dan Taman Wisata Museum Angkut.