Bahasa Inggris Bahasa Indonesia (0341) 553737 Selamat Datang di Website Official FMRC FIA UB

Refleksi kita semua (pusta) kawan

“Apa yang membuat perpustakaan menarik dikunjungi usernya? Buku-buku? Bagaimana jika saya pembaca awam yang tak tahu banyak soal buku? Bagaimana jika saya tak tahu buku apa yang harus dibaca untuk mempelajari subjek tertentu?

User kami pernah mengajukan contoh pertanyaan di atas kepada kami di FMRC. Maka kami berusaha menghindari menyajikan jawaban yang bersifat tipikal seperti contoh di bawah ini, yang mohon maaf kita pustakawan saat ini banyak yang lupa, akibat lebih fokus kepada rutinitas pekerjaan teknis administratif.

“Mending langsung ketik aja di komputer, cari-cari sendiri aja Mas / Mbak.”

Jika seorang user yang notabene adalah penggemar kuliner, misalnya, tak memperoleh informasi yang cukup soal keberadaan literatur sejarah kuliner Nusantara atau ia tak mendapat perbincangan menarik soal buku-buku kuliner maka muskil ada ketak-ketik di komputer perpustakaan, user tersebut akan langsung balik kanan entah pergi ke bioskop atau ke mall atau melakukan hal lain yang lebih menyenangkan.”

Hal di atas menunjukkan bahwa perangkat komputer untuk temu-kembali-informasi justru sering jadi alasan pustakawan untuk menghindari interaksi antarmanusia, kemudian mengalihkannya ke hubungan manusia dengan mesin (user-komputer). Hal itu disebut “tipikal”, artinya cukup jamak dipraktikkan sehingga jadi kebiasaan.

Kami di FMRC menemukan user beberapa kali mengalami pengalaman yang mirip seperti itu. Kami berkesimpulan ketika mereka berkunjung ke FMRC, obrolan antara user dengan pustakawan / staf perpustakaan lah yang malah harus lebih intensif, hal ini mempertajam bahwa tidak gampang mengelola lembaga informasi dan pengetahuan yang disebut perpustakaan, selain harus punya latar belakang pendidikan Ilmu Perpustakaan dan Informasi (D3,S1,S2,S3), bukan pegawai hasil kursus! Apalagi pegawai buangan!

Sekali lagi bahwa sistem temu-kembali-informasi berikut administrasi itu penting, tak dapat dimungkiri. Namun justru keliru bila perangkat itu jadi alasan pustakawan mangkir dari relasi yang manusiawi. Maka sejatinya perpustakaan itu adalah pustakawannya.

Foto Fmrc Fia UB.
Search