CEO AirAsia Indonesia: Jangan Berhenti Berinovasi
Kunci dalam menghadapi bencana dalam bisnis adalah dengan terus mengedepankan kepedulian yang tulus kepada pihak-pihak yang merasakan dampak langsung bencana tersebut. Meskipun tingkat kepercayaan konsumen jatuh, pelayanan terbaik diyakini dapat secara perlahan merebut kembali kepercayaan tersebut. Hal-hal itulah yang disampaikan oleh Sunu Widyatmoko dalam acara “CEO Talk Series: Leading in Turbulence and Competitive Landscapes” di Aula Gedung A Lantai 4 FIA UB, Jumat (4/12). Selama satu setengah jam, CEO AirAsia Indonesia ini membagikan pengalamannya berhadapan dengan musibah ketika salah satu penerbangannya QZ8501 mengalami kecelakaan pada akhir tahun lalu.
Menurut Sunu, sebelum peristiwa naas itu terjadi, dirinya selalu percaya bahwa maskapai yang dipimpinnya adalah yang teraman dan terbaik. Hal ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa seluruh penerbangan AirAsia telah dilengkapi dengan standar, peralatan, dan prosedur keamanan penerbangan yang tercanggih. “Peristiwa ini memberi pelajaran yang sangat berharga bagi kami agar tidak cepat berpuas diri dan selalu berinovasi,” tandas pria yang juga alumni Jurusan Administrasi Bisnis FIA UB ini.
Setelah kecelakaan terjadi, Sunu menuturkan bahwa tiada cara lain yang dapat ditempuh oleh dirinya bersama Pemilik AirAsia Tony Fernandez selain terus mendampingi keluarga korban selama proses pencarian pesawat. Menurut Sunu, hal terberat ketika terjadi bencana pada perusahaan jasa seperti maskapainya adalah merubah persepsi publik. Pada saat itu, ia dan Tony Fernandez mengambil langkah-langkah taktis dengan dilandasi kepedulian yang tulus demi menumbuhkan kembali kepercayaan publik, di antaranya dengan berkantor di Surabaya selama dua setengah bulan untuk mendampingi keluarga korban serta membuka keran informasi seluas-luasnya kepada keluarga dan media massa. “Langkah-langkah yang kami ambil ternyata diakui oleh negara-negara lain sebagai pelayanan bencana terbaik jika dibandingkan dengan sikap yang diambil oleh maskapai lain,” ujar penjabat CEO AirAsia Indonesia sejak 2013 ini.
Pada kesempatan itu pula, Sunu berkesempatan bereuni dengan beberapa dosennya di kala masih kuliah S1 dulu. Menurutnya, dulu ia sering mempertanyakan tujuan mata kuliah yang ia tempuh selama berkuliah di FIA UB. “Tapi ternyata justru mata kuliah yang dulu saya pelajari itulah yang menjadi dasar dari keberhasilan saya memimpin beberapa perusahaan, salah satunya AirAsia,” imbuhnya.
Tim Liputan:
Artikel: Aulia Luqman Aziz
Foto: Hendrik Tri Laksono