Texts
Pengembangan Kapasitas (Capacity Building) Sumber Daya Manusia Pariwisata Dalam Mendukung Pembangunan Kota Labuan Bajo Menuju Destinasi Wisata Super Premium: Studi pada Sumber Daya Manusia Aparatur Negara Sipil Negara Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan dan Pelaku Ekonomi Kreatif di Kabupaten Manggarai Barat
Maria Goreti Samo, Program Magister Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya, Pengembangan Kapasitas (Capacity
Building) Sumber Daya Manusia Dalam Mendukung Pembangunan Kota
Labuan Bajo Sebagai Destinasi Wisata Super Premium. Ketua Komisi
Pembimbing: Dr. Choirul Saleh, M.Si. Anggota Komisi Pembimbing: Dr. Niken Lastiti,
V.A, SAP., MAP
Pariwisata adalah kegiatan bepergian wisata dengan tujuan penyegaran
(refreshing) yang didukung dengan berbagai fasilitas dan layanan yang disediakan
oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan
UU No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Berdasarkan undang undangundang tersebut juga dijelaskan bahwa kepariwisataan diselenggarakan
berdasarkan atas asas manfaat, kekeluargaan, adil dan merata, keseimbangan,
kemandirian, kelestarian, partisipatif, berkelanjutan, demokratis, kesetaraan dan
kesatuan. Kepariwisataan tersebut juga direalisasikan melalui pelaksanaan rencana
pembangunan kepariwisataan dengan memperhatikan keanekaragaman, keunikan
dan kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata.
Selanjutnya, dalam pasal 7 (tujuh) disebutkan bahwa pembangunan kepariwisataan
meliputi industri pariwisata, destinasi pariwisata, pemasaran dan kelembagaan
kepariwisataan.
Perkembangan Pariwisata daerah diharapkan agar memajukan
perekonomian daerah tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup
masyrakat sekitar dengan memberdayakan kreatifitas dan inovasi yang bernilai
ekonomi tinggi. Oleh karena itu Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor
24 Tahun 2019 tentang Ekonomi Kreatif yang bertujuan untuk mendorong seluruh
aspek ekonomi kreatif sesuai dengan perkembangan budaya, teknologi informasi,
kreatifitas, inovasi serta perubahan lingkungan ekonomi global. Ekonomi kreatif juga
bertujuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru, mengoptimalkan potensi
masyarakat, menyejahterakan kehidupan rakyat dan meningkatkan pendapatan
negara. Pengembangan ekonomi kreatif mengikuti atau berjalan beriringan dengan
proses pembangunan pariwisata daerah, Masyrakat diharapkan untuk dapat
xii
memanfaatkan peluang-peluang yang ada untuk berinovasi menciptakan produkproduk baru maupun pendukung yang bernilai ekonomi tinggi.
Kegiatan pariwisata dan ekonomi kreatif membutuhkan sumber daya
manusia sebagai pelaku utama dalam memajukan kedua kegiatan tersebut. Sumber
daya manusia yang handal harus memiliki kapasitas baik secara kompetensi
maupun kemampuan (skill) untuk dapat mendukung kegiatan pembangunan. SDM
yang dimaksudkan adalah SDM pariwisata yang bekerja pada sektor publik maupun
swasta. Pada lingkup/sektor publik, pemerintah harus mempersiapkan Aparatur Sipil
Negara (ASN) yang kompeten khususnya di bidang pariwisata dimana ASN harus
mampu menjadi fasilitator kegiatan pariwisata. Selain Aparatur Sipil Negara, SDM
pelaku ekonomi kreatif juga berperan untuk mendukung kemajuan pembangunan
pariwisata daerah. Para pelaku ekonomi kreatif ini berperan dalam menangkan
peluang usaha yang bisa dikembangkan seiring dengan perkembangan pariwisata.
Pengembangan kapasitas (capacity building) SDM pariwisata yang
bertujuan untuk mendukung pengembangan pariwisata super premium di Kabupaten
Manggarai Barat ini merupakan bagian dari administrasi pembangunan dengan
tujuan khusus. Administrasi pembangunan merupakan bagian dari administrasi
publik yang secara spesifik menyasar pembangunan berbagai aspek salah satunya
adalah pengembangan SDM. Oleh karena itu pengembangan kapasitas (capacity
building) merupakan bagian dari administrasi publik.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisa 1)
Mendeskripsikan dan menganalisa pengembangan kapasitas (capacity building)
sumber daya manusia Aparatur Sipil Negara pada Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif
dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat dalam mendukung pembangunan
pariwisata daerahnya menuju destinasi wisata super premium; 2) Mendeskripsikan
dan menganalisa pengembangan kapasitas sumber (capacity building) daya
manusia pelaku ekonomi kreatif di Kabupaten Manggarai Barat dalam mendukung
pembangunan pariwisata daerahnya menuju destinasi wisata super premium dan 3)
Mendeskripsikan dan menganalisa faktor-faktor pendukung maupun penghambat
yang mempengaruhi pengembangan kapasitas (capacity building) sumber daya
manusia Aparatur Sipil Negara pada Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan
xiii
Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat dan Pelaku Ekonomi Kreatif di Kabupaten
Manggarai Barat dalam mendukung pembangunan pariwisata daerahnya menuju
destinasi wisata super premium.
Fokus dalam penelitian ini adalah: 1) Pengembangan kapasitas (capacity
building) sumber daya manusia Aparatur Sipil Negara dengan melihat pada :
rekrutmen (recruitment), pelatihan (training), sistem penggajian (salaries) dan
kondisi kerja (condition of work); 2) Pengembangan kapasitas (capacity building)
sumber daya manusia pelaku ekonomi kreatif dengan melihat pada : sumber daya
(source), industri (industry), teknologi (technology), Institusi (institution), dan
lembaga intermediasi keuangan; serta 3) Faktor-faktor yang mendukung dan
menghambat yang mempengaruhi pengembangan kapasitas (capacity building)
sumber daya manusia Aparatur Sipil Negara Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan
Kebudayaan Kabupaten dan Pelaku Ekonomi Kreatif di Kabupaten Manggarai Barat
dalam mendukung pembangunan pariwisata daerahnya menuju destinasi wisata
super premium.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: Kegiatan pengembangan kapasitas
ASN yang dilakukan dengan berfokus pada rekrutmen, pelatihan, sistem penggajian
dan kondisi kerja masih jauh dari harapan atau belum berhasil. Kondisi ini tentu
berpengaruh pada pelayanan kepada publik dalam memenuhi kebutuhan informasi
mereka. Kriteria ASN profesional yang menjadi tujuan pemerintah dalam
mempersiapkan ASN di daerah wisata super premium belum tercapai baik dari sisi
rekrutmen, pelatihan, sistem penggajian dan kondisi kerja. Sementara itu, kegiatan
pengembangan kapasitas pelaku ekonomi kreatif yang ada di Labuan Bajo juga
belum maksimal. Dari 17 subsektor ekonomi kreatif yang seharusnya dikembangkan
seluruhnya untuk mendukung pengembangan pariwisata super premium, hanya 4
yang berhasil dan memiliki prospek untuk mendukung perekonomian di Kabupaten
Manggarai Barat. Keempat subsektor tersebut adalah subsektor kuliner, fashion,
kriya/kerajinan dan seni pertunjukkan. Sedangkan 13 subsektor lainnya seperti
pengembangan permainan, desain interior, musik, desain produk, seni rupa, film
animasi dan video, desain komunikasi visual, fotografi, televisi dan radio, arsitektur,
periklanan, aplikasi dan penerbitan, dianggap belum memiliki prospek yang jelas.
xiv
Oleh karena itu perlu dilakukan beberapa hal yaitu: 1) Dinas Pariwisata
Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat perlu menyiasati
kendala pembatasan kuota perekrutan ASN dengan model perekrutan bentuk lain
yang dengan pihak perusahaan penyedia jasa tenaga kerja outsourching atau
tenaga-tenaga ahli pariwisata yang berasal dari akademisi/institusi lainnya, dalam
jangka waktu tertentu untuk bekerja sama dengan Dinas pariwisata, Ekonomi Kreatif
dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat dalam mengedukasi ASN dalam dinas
tersebut, baik edukasi terkait pariwisata super premium dan juga pelatihan bahasa
asing; 2) Pemerintah harus menaikkan target pencapaian Pendapatan Asli Daerah
(PAD) pada sektor-sektor penting seperti pariwisata, pertanian dan peternakan, juga
melakukan pengawasan ketat terhadap setoran pajak dan retribusi hotel, restoran
dan tempat-tempat hiburan, agar anggaran untuk penambahan penghasilan ASN
dapat direalisasikan; 3) Pemerintah Daerah melalui Dinas Pariwisata, Ekonomi
Kreatif dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat harus melakukan evaluasi
secara berkala terhadap pelaksanaan maupun keikutsertaan ASN dalam pelatihanpelatihan agar dapat diketahui jelas manfaat atau pencapaian yang diperoleh dari
kegiatan pelatihan yang diikuti serta kontribusinya terhadap pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi individu; 4) Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan
Kabupaten Manggarai Barat perlu membangun standar kenyamanan ruang kerja
dengan sarana prasarana pendukung agar setiap pegawai dapat bekerja dengan
nyaman melalui renovasi gedung dan ruang kerja, melengkapi sarana dan
prasarana ruang kantor, penataan lingkungan sekitar kantor seperti penataan taman
di lingkungan kantor, area istirahat dan area parkir; 5) Pemerintah Daerah melalui
Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat
perlu membantu pelaku ekonomi kreatif dalam melakukan Pemasaran produk
melalui digital marketing dan expo, baik tingkat daerah Maupun Nasional; 6) Dinas
Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat dapat
bekerja sama dengan pihak swasta baik lokal maupun asing melalui pengelolaan
dana Coorporate Social Responsibility (CSR) perusahaan, untuk memberikan
bantuan sarana dan prasarana bagi 17 sub sektor ekonomi kreatif; 7) Pemerintah
Kabupaten Manggarai Barat perlu membangun Sentra Ekonomi Kreatif di Labuan
xv
Bajo sebagai pusat pameran produk, pemasaran, dan sebagai destinasi wisata
belanja; 8) Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat melalui Pemerintah Daerah
melalui Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai
Barat perlu mengembangkan Aplikasi EKRAF yang terintegrasi dengan platform
Marketplace Nasional agar mempermudah konsumen dalam memperoleh produk
yang diinginkan, sekaligus memperluas pangsa pasar produk sampai pada tingkat
internasional.
Maria Goreti Samo, Master Program in Public Administration, Faculty of
Administrative Sciences, University of Brawijaya, Human Resources Capacity
Building in Supporting the Development of Labuan Bajo City as a Super Premium
Tourism Destination. Chairman of the Advisory Commission: Dr. Choirul Saleh,
M.Sc. Advisory Commission Member: Dr. Niken Lastiti V.A, SAP., MAP
Tourism is an activity of traveling with the aim of refreshing which is supported by
various facilities and services provided by the community, entrepreneurs,
Government, and Regional Government following Law No. 10 of 2009 concerning
Tourism. Based on the law it is also explained that tourism is organized based on the
principles of benefit, kinship, fairness, equitable, balance, independence,
sustainability, participatory, sustainable, democratic, equality, and unity. Tourism is
also realized through the implementation of tourism development plans by taking into
account the diversity, uniqueness, and uniqueness of culture and nature, as well as
human needs for tourism. Furthermore, in article 7 (seven) it is stated that tourism
development includes the tourism industry, tourism destinations, tourism marketing,
and institutions.
The development of regional tourism is expected to advance the regional economy
to increase the standard of living of the surrounding community by empowering
creativity and innovation with high economic value. Therefore the Government
issued Law Number 24 of 2019 concerning the Creative Economy which aims to
encourage all aspects of the creative economy under developments in culture,
information technology, creativity, innovation, and changes in the global economic
environment. The creative economy also aims to create new jobs, optimize
community potential, improve people's lives, and increase state revenue. The
development of the creative economy follows or goes hand in hand with the regional
tourism development process, the community is expected to be able to take
advantage of the opportunities that exist to innovate to create new products or
supports that have high economic value.
Tourism and creative economy activities require human resources as the main
actors in advancing these two activities. Reliable human resources must have the
xvii
capacity both in competence and ability (skills) to be able to support development
activities. The human resources in question are tourism human resources who work
in the public and private sectors. In the scope/public sector, the government must
prepare competent State Civil Apparatus (ASN), especially in the field of tourism
where ASN must be able to become a facilitator of tourism activities. Apart from the
State Civil Apparatus, human resources for creative economy actors also play a role
in supporting the progress of regional tourism development. These creative
economic actors play a role in winning business opportunities that can be developed
in line with the development of tourism.
Tourism human resource capacity building which aims to support the development of
super premium tourism in West Manggarai Regency is part of development
administration with a special purpose. Development administration is part of public
administration which specifically targets the development of various aspects, one of
which is human resource development. Therefore the capacity building is part of
public administration.
This study aims to describe and analyze 1) to describe and analyze capacity building
(capacity building) of human resources for the State Civil Apparatus at Dinas
Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan of West Manggarai Regency in
supporting regional tourism development towards super premium tourist
destinations; 2) Describe and analyze resource capacity building (capacity building)
of human resources for creative economy actors in West Manggarai Regency in
supporting regional tourism development towards super premium tourist destinations
and 3) Describe and analyze supporting and inhibiting factors that influence capacity
development (capacity building ) human resources of the State Civil Apparatus at the
Office of Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan of West Manggarai
Regency and Creative Economy Actors in West Manggarai Regency in supporting
regional tourism development towards super premium tourist destinations.
The focus of this research is 1) Capacity building (capacity building) of the human
resources of the State Civil Apparatus by looking at recruitment, training, payroll
systems, and conditions of work; 2) Capacity building (capacity building) of human
resources for creative economy players by looking at resources, industry,
xviii
technology, institutions, and financial intermediary institutions; and 3) Supporting and
inhibiting factors that influence capacity building (capacity building) of human
resources for the State Civil Apparatus of the Regency Tourism, Creative Economy
and Culture Service and Creative Economy Actors in West Manggarai Regency in
supporting regional tourism development towards super premium tourist
destinations.
The research results show that: ASN capacity-building activities which are carried
out by focusing on recruitment, training, payroll systems, and working conditions are
still far from expectations or have not been successful. This condition certainly
affects the service to the public in meeting their information needs. The professional
ASN criteria which are the government's goal in preparing ASN in super premium
tourism areas have not been achieved both in terms of recruitment, training, pay
system, and working conditions. Meanwhile, capacity-building activities for creative
economy actors in Labuan Bajo have also not been maximized. Of the 17 creative
economy sub-sectors that should be fully developed to support the development of
super premium tourism, only 4 are successful and have prospects for supporting the
economy in West Manggarai Regency. The four sub-sectors are the culinary,
fashion, crafts/crafts, and performing arts sub-sectors. Meanwhile, 13 other subsectors, such as game development, interior design, music, product design, fine art,
animated film and video, visual communication design, photography, television and
radio, architecture, advertising, applications, and publishing, are considered to have
no clear prospects.
Therefore it is necessary to do a number of things, namely: 1) The Tourism, Creative
Economy and Culture Office of West Manggarai Regency needs to get around the
constraints on the limitation of ASN recruitment quotas with other forms of
recruitment with companies providing outsourcing labor services or tourism experts
coming from other academics/institutions, within a certain period of time to cooperate
with the Office of Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan of West
Manggarai Regency in educating ASN in the service, both education related to super
premium tourism and also foreign language training; 2) The government must
increase the target of achieving Regional Original Income (PAD) in important sectors
xix
such as tourism, agriculture and animal husbandry, as well as carry out strict
supervision of tax payments and levies for hotels, restaurants and entertainment
venues, so that the budget for additional ASN income can be realized; 3) The
Regional Government through the Office of Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan
Kebudayaan of West Manggarai Regency must periodically evaluate the
implementation and participation of ASN in training so that it can be clearly identified
the benefits or achievements obtained from the training activities attended and their
contribution to the implementation of the main tasks and individual function; 4) The
Office of Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan of West Manggarai
Regency needs to build workspace comfort standards with supporting infrastructure
so that every employee can work comfortably through building and workspace
renovations, completing office space facilities and infrastructure, structuring the
environment around the office such as arranging parks in office environments, rest
areas and parking areas; 5) The Regional Government through Dinas Pariwisata,
Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan of West Manggarai Regency needs to assist
creative economy actors in conducting product marketing through digital marketing
and expos, both regional and national levels; 6) The Office of Dinas Pariwisata,
Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan of West Manggarai Regency can work together
with private parties both local and foreign through the management of company
Corporate Social Responsibility (CSR) funds, to provide facilities and infrastructure
assistance for 17 creative economy sub-sectors; 7) West Manggarai Regency
Government needs to build a Creative Economy Center in Labuan Bajo as a center
for product exhibitions, marketing, and as a shopping tourism destination; 8) The
West Manggarai Regency Government through Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif
dan Kebudayaan of West Manggarai Regency needs to develop the EKRAF
Application that is integrated with the National Marketplace platform to make it easier
for consumers to obtain the desired product, while expanding product market share
to the international level.
2023101 | TES 331.11 SAM p 2023 k.1 | Fadel Muhammad Resource Center (Ilmu Sosial) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain