Pantauan Humas FIA, UAS Berjalan Lancar dan Tertib
Ujian Akhir Semester (UAS) Semester Ganjil 2014/2015 akan segera berakhir. Dijadwalkan hari Senin (19/1) depan adalah hari terakhir penyelenggaraan ujian yang memiliki bobot penilaian paling besar di semua mata kuliah tersebut. Secara umum, proses UAS semester ini berjalan tertib dan lancar. “Alhamdulillah, ya secara umum berjalan lancar,” ujar Jaedi, SP., Kasubag Akademik Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB). Mahasiswa sebagai peserta UAS mengikuti ujian dengan baik, tekun, dan penuh konsentrasi, sementara pengawas ujian, yang terdiri dari tenaga kependidikan di lingkup FIA UB, telah melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai jadwal yang ditentukan.
Adakah permasalahan selama UAS? Jaedi mengungkapkan memang selalu ada beberapa kasus yang dialami mahasiswa peserta UAS. Misalnya, ada mahasiswa yang datang terlambat atau tidak diperbolehkan mengikuti UAS sejak awal karena tidak memenuhi syarat jumlah kehadiran tatap muka di kelas. Kepada mereka, pihak akademik bersikap tegas dengan tidak mengijinkan mahasiswa yang bersangkutan untuk mengikuti UAS. “Kasus seperti itu memang biasa terjadi, tapi kami berusaha konsisten dengan peraturan supaya menjadi pembelajaran bagi mahasiswa,” ungkap Jaedi yang ditemui saat hendak menunaikan shalat Jumat.
Mengapa pihak akademik bersikap tegas? Hal ini perlu dilakukan untuk memberikan pelajaran moral bagi mahasiswa agar disiplin mengikuti setiap tahapan kuliah, salah satunya UAS. “Kami ingin menjadi bagian dari proses pembelajaran moral kepada mahasiswa, semata-mata demi kebaikan mereka juga,” lanjut pria ramah kelahiran Purbalingga, Jawa Tengah, ini. Sikap ini didukung oleh jajaran dekanat FIA UB. Dari pantauan Humas FIA UB, beberapa kali mahasiswa yang terkena kategori mendatangi Pembantu Dekan I Dr. M.R. Khairul Muluk untuk mohon ijin diikutkan dalam UAS. Akan tetapi, baik Lidya Pratiwi, Staf Pembantu Dekan I, maupun Muluk sendiri yang menemui mahasiswa tetap berpegang pada peraturan yang telah ditetapkan.
Memang, pembelajaran sikap dan moral menjadi satu hal yang penting saat ini, bahkan jauh lebih penting daripada pembelajaran kognitif melalui materi di kelas. Hal ini pernah diungkapkan oleh Prof. Munawar beberapa waktu lalu. Menurut Ketua LP3 UB ini, banyak lulusan UB yang tertolak oleh dunia kerja karena lemahnya sikap. “Saya sering mendengar sendiri dari para pemberi kerja yang pernah mewawancarai lulusan UB. Mereka percaya dengan kecerdasan lulusan UB, namun sayang kurang memiliki sikap dan moral yang diperlukan untuk sukses di dunia kerja,” ujarnya. Pembelajaran sikap dan moral ini menjadi tanggung jawab bersama agar mahasiswa kita bisa meraih kesuksesan hakiki di kehidupan yang akan datang. (ALA/FIA)