Perspektif Kemenkopolhukam Soal Tantangan ASEAN
Tantangan ASEAN yang Indonesia hadapi sangat kompleks. Dalam jabarannya, Dr. (HC) Lutfi Rauf, MA., selaku Deputi II Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam) Republik Indonesia (RI) mengatakan bahwa ada beberapa aspek tantangan di ASEAN, diantaranya ASEAN Centrality, Laut Cina Selatan, Nuklir Semenanjung Korea, Sengketa Perbatasan, IUU Fishing, Terorisme, Keamanan Maritim, Peredaran Gelap Narkoba, hingga Kejahatan Lintas Batas.
“Dalam isu kemaritimnya saja, bentuk ancamannya ada berbagai macam. Ada terorisme maritime, isu perampokan bersenjata hingga penyelundupan manusia dan makhluk hidup lainnya,” Jelas Lutfi dalam kuliah tamunya bertemakan Masyarakat Politik dan Keamanan ASEAN: Peluang dan Tantangan, pada Selasa (30/10/2018) di Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Brawijaya (UB).
Selain itu, isu keamanan maritim juga meliputi sengketa wilayah kawasan Laut Cina Selatan yang saat ini dinegoisasikan melalui mekanisme ASEAN-CINA. Untuk menanggulangi ancaman perampokan dan terorisme lintas batas di kawasan Laut Sulu dan Laut Sulawesi, saat ini pula tengah diadakan kerjasama Malaysia-Filipina-Indonesia terkait kasus tersebut. Terkait isu terorisme, ASEAN melakukan sejumlah mekanisme diantaranya ASEAN Foreign Minister’s Meeting (AMM), ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC), ASEAN Defense Ministers Meering Plus (ADMM-Plus) dan ASEAN Regional FORUM (ARF).
Menurut Lutfi, praktik illegal fishing yang terjadi hingga saat ini telah mengurangi stok ikan dunia sebesar 90.1 persen. Indonesia sebagai wilayah perairan yang memiliki cakupan cukup luas ini terus mendorong kerjasama penanganan IUU Fishing di level bilateral/ASEAN/regional termasuk mendorong agar kejahatan illegal fishing dikategorikan sebagai salah satu bentuk kriminalisasi internasional terorganisir
“Pada pertemuan di Bali lalu, ASEAN merumuskan prinsip dalam politik dan kestabilan bersama diantaranya menjaga stabilitas negara anggota hingga terciptanya kawasan damai, bebas, serta netral,” Tambah mantan Duta Besar RI untuk Thailand ini.
Dalam prinsipnya, masyarakat ekonomi ASEAN memiliki tujuan sebagai pasar tunggal dan basis produksi dan terciptanya kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi. Selain itu, terciptanya pertumbuhan ekonomu yang merata di seluruh negara anggota ASEAN dan terintegrasinya ekonomu secara global merupakan hal yang tidak dapat ditinggalkan dari tujuan.
“Mahasiswa akan melanjutkan dan menghadapi persoalan selanjutnya. Kalian tidak mau konflik dan Manfaatkan dunia tidak ada di ujungnya ini. Tantangan yg dihadapi jauh lebih besar dan semua sudah tertulis. Kita harus bekerja keras dalam mempersiapkannya, tutup Lutfi