Meriah, Opening Ceremony ESPRIEX Business Model Competition ASEAN 2017
Ratusan orang nampak memadati Aula Gedung A Lantai 4 FIA UB malam itu. Sebagian besar di antaranya adalah mahasiswa dari berbagai kampus di ASEAN. Mereka hadir di FIA UB dalam rangka “Opening Ceremony & Gala Dinner” sebagai 25 Finalis dalam “ESPRIEX Business Model Competition ASEAN 2017” yang diselenggarakan oleh Jurusan Administrasi Bisnis FIA UB. Kegiatan ini bertajuk “The Largest Lean Start Up Competition in ASEAN” karena memang memperebutkan hadiah yang sangat bergengsi. Selain uang tunai ribuan dolar Amerika, sang pemenang juga berhak mewakili negara-negara ASEAN untuk bertanding di ajang “International Business Model Competition” yang bertempat di Harvard University pada pertengahan 2017 nanti.
Menyambut kedatangan para peserta dan tamu undangan dalam kegiatan yang sudah keempat kalinya terselenggara tersebut, Dekan FIA UB Prof Dr Bambang Supriyono MS menyampaikan harapannya agar semangat kewirausahaan melalui business model ini dapat tersebar merata ke negara-negara lainnya. Dekan berharap negara-negara ASEAN dapat bersama-sama menumbuhkan semangat kewirausahaan di kalangan generasi mudanya. “Bukan mustahil ke depan kompetisi ini dapat diadakan bergiliran di kampus lain, baik di Indonesia maupun di negara ASEAN lainnya,” ujar Dekan.
Selain itu, Dekan memandang bahwa semangat kewirausahaan saat ini tidak lagi hanya menjadi domain utama mahasiswa di jurusan-jurusan bisnis. Dekan merujuk pada beragamnya latar belakang peserta yang tidak hanya datang dari jurusan bisnis, tetapi juga jurusan lainnya seperti kedokteran, pertanian, perikanan, teknologi, ilmu komputer, dan lain sebagainya. “Lembaga pemerintahan pun juga mendapat manfaat dari pengembangan bisnis, terutama yang memiliki hubungan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan bisnis,” urai Dekan.
Sementara itu, masih dalam rangkaian upacara pembukaan malam itu, Sunu Widyatmoko didapuk menjadi pembicara “Evening Seminar“. Mantan Presiden Direktur AirAsia Indonesia itu banyak berbicara seputar kewaspadaan dalam tahap-tahap awal pengembangan bisnis start up. Menurut Sunu, tahap awal bisnis disebut sebagai “Death Valley” dan tidak banyak perusahaan yang bisa lolos dari tahap ini. Dibutuhkan kerja keras dan determinasi tanpa henti untuk bisa keluar dari tahap ini. “Semua bisa dicapai, asalkan kalian memiliki konsep pemodelan bisnis yang matang dan unik,” ujar alumni Jurusan Administrasi Bisnis FIA UB ini.
Rangkaian acara ESPRIEX Business Model Competition ASEAN 2017 akan dilangsungkan selama 2 hari, mulai Selasa (21/3) hingga Rabu (22/3). Pada hari pertama, para 25 finalis diwajibkan untuk mengikuti kelas mentoring yang didampingi oleh pakar-pakar bisnis dari kalangan akademisi dan praktisi. Kelas ini bertujuan untuk memantapkan konsep yang akan dipresentasikan pada hari kedua besok.
Di antara 25 finalis, sebagian besar berasal dari kampus-kampus Indonesia yang tersebar di pulau Jawa dan Sumatra. Selain itu, tercatat ada 5 tim dari universitas di luar Indonesia, seperti Malaysia dan Thailand.