Peletakan Batu Pertama Renovasi Mushola Baitul ‘Alim FIA UB
Mushola Baitul ‘Alim FIA UB telah ramai dikunjungi oleh jamaah shalat yang tidak hanya datang dari FIA UB saja tetapi juga fakultas dan unit kerja di lingkungan UB lainnya. Hal ini membuat jumlah jamaah yang hadir pada waktu shalat melebihi kapasitas ruangan yang tersedia, sehingga shalat pun harus digelar secara bergiliran. Inilah hal utama yang melatarbelakangi dimulainya pelaksanaan Renovasi Mushola Baitul ‘Alim FIA UB. Kamis (15/9), Rektor UB secara simbolis memulai proses renovasi mushola dengan meletakkan batu pertama.
Dalam sambutannya, Rektor UB Prof. Dr. Ir. Mohammad Bisri, MS menyatakan dukungannya atas usulan renovasi Mushola Baitul ‘Alim ini. Rektor mengingatkan agar mushola ini tetap menyandang nama “Mushola” agar fungsinya tidak berbenturan dengan Masjid Raden Patah UB yang sudah mulai berfungsi sebagai pusat pelaksanaan ibadah bagi umat Islam di lingkungan UB. “Saya mendukung ide renovasi mushola ini. Namun untuk masjid, biarlah tetap satu saja di UB ini, yakni Masjid Raden Patah,” ujar Rektor.
Sementara itu, Dekan FIA UB Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS menjelaskan bahwa jam perkuliahan di FIA UB diatur supaya tidak berbenturan dengan waktu shalat. Itulah yang menyebabkan banyak jamaah yang hadir saat waktu shalat tiba, sementara kapasitas Mushola Baitul ‘Alim sudah semakin terbatas. “Mushola ini akan direnovasi 100 persen menggunakan dana dari masyarakat plus alumni FIA UB sendiri, sehingga tidak membebani anggaran negara,” terang Dekan.
Usai acara Peletakan Batu Pertama Renovasi Mushola Baitul ‘Alim, Rektor UB beserta para tamu undangan langsung menuju Aula Gedung Taher Al Habsji Lantai 4 untuk mengikuti Tasyakuran Dies Natalis FIA UB ke-56. Hadir dalam kegiatan tersebut para guru besar, dosen, dan pegawai, baik yang masih aktif maupun yang sudah purna. Tak ketinggalan pula para perwakilan BEM dan LOF di lingkungan FIA UB.
Tim Liputan:
Artikel/Foto: Aulia Luqman Aziz