Texts
REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM PEMBERDAYAAN UMKM TERHADAP PENGUATAN EKONOMI LOKAL DI DPRD KOTA PASURUAN
RINGKASAN
Safina Rachmawati, Program Pascasarjana Universitas Brawijaya Malang,
Representasi Perempuan Dalam Pemberdayaan UMKM Terhadap Penguatan
Eknomi Lokal Di DPRD Kota Pasuruan, Komisi Pembimbing: Ketua; Prof. Dr.
Irwan Noor, MA, Anggota; Dr. Farida Nurani, S.Sos, M.Si.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih terbatasnya kontribusi substantif
legislator perempuan dalam mendorong pemberdayaan UMKM di tingkat daerah,
khususnya di DPRD Kota Pasuruan. Walaupun secara formal keberadaan mereka
telah terfasilitasi melalui kebijakan afirmatif, representasi yang dijalankan belum
sepenuhnya mampu menjawab kebutuhan pelaku UMKM perempuan secara
konkret. Fokus penelitian diarahkan hanya pada bentuk representasi substantif,
sebagaimana dikembangkan oleh Hanna Pitkin (1967), untuk melihat sejauh mana
legislator perempuan memperjuangkan aspirasi publik, khususnya dalam sektor
ekonomi mikro. Kondisi ini mendorong rumusan masalah utama dalam penelitian ini,
yaitu: bagaimana representasi substantif legislator perempuan dalam
pemberdayaan UMKM di DPRD Kota Pasuruan, dan apa saja tantangan yang
legislator perempuan hadapi dalam menjalankan fungsi representasi tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis representasi substantif legislator
perempuan di DPRD Kota Pasuruan dalam isu pemberdayaan UMKM, serta
mengidentifikasi tantangan-tantangan yang menghambat efektivitas peran
legislator perempuan. Gap Penelitian (Research gap) dari penelitian ini terletak
pada masih terbatasnya studi yang mengkaji secara khusus hubungan antara
representasi perempuan dan pemberdayaan UMKM berbasis gender di tingkat
lokal. Sebagian besar kajian terdahulu masih terfokus pada aspek kuantitas
perempuan di parlemen atau pada isu-isu politik secara umum, tanpa mengelaborasi
lebih dalam tantangan substantif dalam sektor ekonomi lokal. Oleh karena itu,
penelitian ini hadir untuk mengisi kekosongan literatur, khususnya dalam konteks
representasi substantif legislator perempuan di level DPRD Kota. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Analisis data dilakukan menggunakan model interaktif dari Miles
Huberman (2014), yang melibatkan kondensasi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk representasi substantif
sudah berjalan, namun belum optimal. Legislator perempuan telah menyuarakan
kebutuhan pelaku UMKM perempuan, antara lain melalui usulan program.
Legislator perempuan aktif menyampaikan pokok pikiran dan melakukan
pendekatan kepada pelaku UMKM, namun belum memiliki posisi strategis untuk
mempengaruhi arah kebijakan secara signifikan. Temuan juga mengungkap
tantangan yang dihadapi legislator perempuan, yaitu: tantangan sosial-budaya
(dominasi patriarki, stereotip gender, dan peran domestik), tantangan struktural
institusional (minimnya akses terhadap posisi strategis dan dominasi internal
partai), keterbatasan akses terhadap informasi dan sumber daya politik, serta
tantangan berupa kurangnya kepercayaan diri legislator perempuan dalam
menyampaikan pendapatnya di forum-forum formal di DPRD Kota Pasuruan.
Temuan baru (novelty) dalam penelitian ini adalah berdasarkan hasil dan
pembahasan penelitian ditemukannya tantangan yang dihadapi legislator
perempuan mengenai rasa kurang percaya diri, sebagai tantangan internal yang
signifikan namun kerap luput dalam kajian representasi perempuan. Penemuan ini
memperluas pemahaman mengenai kompleksitas tantangan representasi, bahwa
yang menghambat bukan hanya sistem eksternal tetapi juga kondisi internal yang
terbentuk oleh kultur dan pengalaman politik yang timpang tindih. Kesimpulan dari
penelitian ini menyatakan bahwa legislator perempuan di DPRD Kota Pasuruan
fungsi representasi substantif oleh legislator perempuan di DPRD Kota Pasuruan
telah berjalan, namun masih belum optimal dan menghadapi tantangan sosial
budaya, struktural-institusional, keterbatasan akses informasi dan sumber daya
politik, serta kurangnya rasa percaya diri yang menghambat efektivitas representasi
mereka dalam memperjuangkan kebijakan pemberdayaan UMKM perempuan.
Penelitian ini menyarankan agar legislator perempuan lebih aktif dan percaya diri
dalam memperjuangkan aspirasi pelaku UMKM, didukung dengan pelatihan
kepemimpinan dan komunikasi politik. DPRD dan Pemerintah Daerah juga
disarankan memberikan ruang yang lebih inklusif dalam pengambilan keputusan
dan penguatan kapasitas. Secara akademis, penelitian ini memperkuat bahwa teori
representasi substantif relevan untuk dikaji dalam perspektif administrasi publik,
khususnya dalam kaitannya dengan fungsi pelayanan publik dan kebijakan berbasis
gender di tingkat daerah.
Kata Kunci: Representasi substantif, legislator perempuan, pemberdayaan
UMKM, tantangan, kepercayaan diri, DPRD Kota Pasuruan.
| 2025167 | TES 338,64 RAC r 2025 K1 | Fadel Muhammad Resource Center (Ilmu Sosial) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Tidak tersedia versi lain